Tak bisa dimungkiri pekerjaan menjadi bagian besar dalam kehidupan orang dewasa. Meski begitu, agar terjadi keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesi, hendaknya setiap orang perlu meluangkan waktu tersendiri untuk me time. Selain bertujuan membuat pikiran dan badan menjadi segar, me time juga diperlukan untuk merekatkan hubungan interpersonal.
Meski meluangkan waktu bersantai itu perlu, tapi adakalanya seseorang jadi kebablasan sampai-sampai berubah jadi sifat malas. Inilah yang perlu dihindari.
Lalu, bagaimana cara mengetahui bahwa me time yang sudah kamu lakukan telah berubah jadi sifat malas? Berikut akan dibahas beberapa cirinya.
1. Sering melakukan procrastinating
Procrastinating atau menunda-nunda pekerjaan merupakan kebiasaan buruk yang gak hanya bisa menurunkan produktivitas, tapi juga dapat menghambat pencapaian pribadi. Hal ini pun bisa jadi pertanda apakah santaimu sudah termasuk bermasalah atau enggak, lho.
Kalau dalih me time sudah membuatmu sering menunda-nunda pekerjaan yang sebenarnya dalam hati kecilmu sudah tahu harus dilakukan, maka artinya santaimu sudah kebablasan. Hati-hati, lho, kalau ini sudah jadi kebiasaan akan susah sekali menghilangkan dan menggantinya dengan kebiasaan positif.
Maka dari itu, cobalah lebih bijak dalam mengelola waktu bersantai, ya. Pastikan tidak sampai mengganggu tugas yang mesti dilakukan.
2. Malas beraktivitas
Ciri lain kalau me time yang kamu lakukan sudah kebablasan dan terindikasi sifat malas, yaitu jadi enggan melakukan aktivitas apa pun. Yang cuma ingin kamu lakukan hanyalah rebahan di rumah atau melakukan kesenangan padahal ada banyak tugas menanti.
3. Untuk memulai sesuatu jadi terasa sangat berat
Akibat sudah terlalu sering bersantai kamu pun jadi terlena. Tugas-tugas yang dulunya mudah sekali dilakukan kini untuk memulainya jadi terasa sangat sulit.
Di sinilah letak pentingnya mengelola waktu dengan baik. Kapan saatnya beristirahat, dan kapan saatnya mulai lagi beraktivitas. Dengan demikian, me time yang dilakukan tidak sampai kebablasan.
4. Jadi tidak sabar
Seringnya berleha-leha sampai-sampai kamu jadi malas melakukan sesuatu. Kalaupun dilakukan pasti gak sabar ingin cepat-cepat diselesaikan.
Masalahnya, terlalu fokus agar tugas bisa segera tuntas membuatmu jadi sembrono. Pekerjaan jadi dilakukan ala kadanya saja tanpa memperhatikan detail dengan baik.
Bersantai memang perlu. Akan tetapi, kalau sudah sampai menjadi sifat malas maka harus dihentikan, ya, karena nanti kamu sendiri yang bakal rugi, lho.
Baca Juga
-
Episode 2 'Love Your Enemy': Rating Melonjak, Cinta & Rivalitas Makin Seru!
-
Anak Sering Berbohong? 4 Hal yang Bisa Orangtua Lakukan untuk Mengatasinya
-
4 Alasan Komunikasi yang Efektif di Tempat Kerja Sangat Penting
-
4 Jenis Makanan Terbaik untuk Program Hamil, Perhatikan Kata Pakar!
-
4 Kualitas Ini Sering Dimiliki oleh Mereka yang Jago Jualan, Pelajari!
Artikel Terkait
-
Viral Jalan Rusak, Gubernur Lampung Minta Wartawan Matikan Rekaman: Begini Tanggapan IJTI Pusat
-
Perhutani Buka Lowongan Kerja untuk 23 Posisi Ini, untuk Lulusan SMK hingga S1, Ini Syaratnya
-
5 Tips Memanfaatkan Aplikasi Trello untuk Meningkatkan Produktivitas Anda
-
Meningkatkan Produktivitas: Kunci untuk Sukses dan Kesejahteraan
-
4 Alasan Menjaga Lisan di Tempat Kerja Itu Sangat Penting
Lifestyle
-
5 Rekomendasi Body Scrub Lokal untuk Cerahkan Kulit, Mulai 11 Ribuan!
-
Oppo Kenalkan Smartphone Terbaru Kelas Menengah Lewat Reno 14 Pro, Desain Kamera Mirip iPhone
-
Tecno Pova Curve 5G Meluncur, Hadirkan Layar Melengkung Elegan dan Bodi Ramping
-
MateBook Fold Resmi Dirilis, Laptop Layar Lipat Pertama Huawei Usung HarmonyOS Pengganti Windows
-
Natural dan Stylish! Ini 4 OOTD Kazuha LE SSERAFIM Bernuansa Earth Tone
Terkini
-
Nasib Buku Fisik di Tengah Gempuran Buku Digital: Punah atau Berevolusi?
-
Review Series Beauty Newby, Adaptasi Minimalis tentang Penerimaan Jati Diri
-
BTS Film Hi-5 Dirilis, Chemistry Lee Jae In dan Jinyoung Curi Perhatian
-
Semakin Sengit, NewJeans Angkat Suara Terkait Perintah Bayar ADOR Jika Beraktivitas Independen
-
4 Film Jepang yang Akan Mengubah Perspektifmu tentang Kesehatan Mental