Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Latifah ..
Ilustrasi lesu (pexels.com/Philip Justin Mamelic)

Kuat tidaknya mental seseorang salah satunya bisa dilihat dari caranya menyikapi sebuah kegagalan. Siapa, sih, di dunia ini yang gak pernah mengalami kegagalan atau penolakan? Baik di dunia kerja, di sekolah, atau dalam urusan asmara pasti ada yang pernah alami kegagalan.

Meski gak ada satu pun yang suka dengan kegagalan, akan tetapi terkadang ada segelintir orang yang terlalu sensitif sehingga mengurangi kualitas hidupnya sendiri. Misalnya saja, jadi terlalu takut mengambil risiko sehingga peluang emas tidak diambil.

Lantas, bagaimana cara mengetahui seseorang yang sudah berlebihan dalam menyikapi kegagalan? Berikut akan dibahas beberapa ciri orang yang terlalu sensitif dengan kegagalan.

1. Overreacting saat alami kegagalan atau situasi yang tidak ideal

Merasa sedih, kecewa, ataupun marah saat hadapi penolakan atau kegagalan sangatlah manusiawi. Yang patut kamu hindari, adalah selalu bereaksi berlebihan saat bertemu dengan situasi yang tidak ideal.

Sebagai contoh, saat tidak mendapat panggilan wawancara di perusahaan yang kamu tuju langsung kapok untuk melamar kerja di tempat lain. Padahal, banyak banget para karyawan yang mesti melamar berkali-kali baru akhirnya mendapat posisi.

2. Susah buat bangkit lagi

Ciri lain dari orang yang terlalu sensitif dengan kegagalan, yakni susah buat bangkit. Setelah gagal langsung meratapi diri sampai berhari-hari, bahkan tak jarang sampai hitungan bulan.

Tentu saja sikap ini hanya akan merugikan diri sendiri. Selain waktu terbuang percuma karena digunakan untuk hal sia-sia, banyak pula kesempatan lain yang lewat akibat terlalu fokus dengan satu kegagalan.

BACA JUGA: Selain Organisasi, 7 Aktivitas Pengembangan Diri untuk Mahasiswa!

3. Menyalahkan orang lain

Sangatlah mudah untuk menyalahkan orang lain atau lingkungan ketika apa yang kamu inginkan tidak terlaksana. Hanya saja, ini pun termasuk sikap yang menjadi ciri terlalu sensitif terhadap kegagalan, lho.

Sebagai contoh, tidak diterima di universitas pilihan. Langsung berpikir yang tidak-tidak. Menuduh pihak universitas ‘main belakang’, menuduh teman yang diterima gak jujur, dan pemikiran negatif lainnya.

4. Tidak mau meminta bantuan orang lain

Gak semua hal bisa dilakukan sendiri. Terkadang kamu mesti meminta tolong orang lain. Sayangnya, adakalanya harapan tidak sesuai kenyataan. Orang yang kamu mintai tolong ternyata menolak untuk membantu. Hal inilah yang kemudian bikin kamu jadi trauma untuk minta bantuan orang lain.

Penolakan memang menyakitkan. Akan tetapi, kamu mesti sadar bahwa mereka berhak untuk menolak, lho. Jadi, mestinya gak perlu terlalu baper hingga apa-apa memaksa untuk dikerjakan sendiri yang mestinya bisa dibantu orang lain.

Hidup memang sangat lekat dengan kegagalan ataupun penolakan. Maka dari itu, sebaiknya sikapi dengan biasa saja, ya. Jangan sampai terlalu berlebihan karena hanya akan merugikan diri sendiri, lho!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Latifah ..