Kehidupan manusia terus berjalan yang menyebabkan semakin dewasa seseorang, maka bisa menyebabkan semakin kompleks pula persoalan bisa terjadi.
Kebanyakan penyebabnya karena tidak mampu menerima respons dari orang yang ada di hadapan dengan baik. Bahkan ada orang yang kehidupannya disetir oleh orang lain sehingga omongan dari orang lain dijadikan sebagai standar.
Kondisi-kondisi seperti inilah yang dapat membuat kamu sengsara dan bisa menghambat proses tumbuh kembang kamu. Menyadur dari akun Instagram @meaningful.me, berikut ini setidaknya terdapat delapan pemikiran yang hanya akan membuatmu makin sengsara dan kamu patut untuk menghilangkannya.
1. Aku akan bahagia seandainya...
Menggantungkan kebahagiaan terhadap sebuah pencapaian di masa depan merupakan hal yang berbahaya bagi kesehatan mental. Kamu tidak perlu menunggu besok atau tahun depan untuk bahagia.
Cobalah ubah cara pandang kamu dan berpikir positiflah. Jangan mengharapkan situasi berubah agar kamu bisa bahagia, tetapi ubahlah situasi tersebut sedikit demi sedikit agar kamu tak perlu menunggu nanti.
2. Seandainya saja aku cantik/seganteng itu
Kita semua punya kecenderunga untuk membandingkan diri sendiri dengan selebriti atau orang lain yang kita nilai memiliki penampilan lebih baik. Namun perlu kita ketahui bahwa pemikiran seperti ini bisa merusak prospek kita untuk berbahagia jika terus-menerus dipupuk.
3. Aku memang bodoh
Menurut Karen Donaldson, pakar komunikasi dan pelatih kepercayaan bersertifikat di Toronto, kebiasaan mencela diri sendiri dapat menghancurkan harga diri dan kepercayaan diri.
Pikiran seperti ini perlahan membuat kita merasa tidak pernah cukup untuk segala hal. Cobalah mengganti pikiran mencela diri sendiri dengan sesuatu yang lebih mendukung.
4. Kenapa dia lebih beruntung?
Menurut Ree Langham, seorang psikolog dan penulis di ParentingPod.com, kamu mungkin berpikir kalau hidupmu payah karena orang lain punya mobil mewah, beberapa anak, pekerjaan yang bagus, pasangan yang tampan, anjing yang lucu, dan rumah yang mahal.
Tetapi kamu tidak tahu apa yang terjadi dibalik pintu tertutup itu. Orang yang menurutmu memiliki kehidupan yang terbaik, justru mungkin orang-orang yang menyedihkan ketika tidak ada yang melihat.
5. Mementingkan diri sendiri itu egois
Menurut Shainna Ali, konselor kejiwaan berlisensi di Orlando, Florida, Amerika Serikat, mengungkapkan kalau kita harus memastikan kebutuhan diri sendiri terpenuhi dahulu sebelum mencoba memenuhi kebutuhan orang lain.
Tak perlu merasa bersalah untuk hal ini, karena kamu juga butuh merasa ‘tercukupi’ secara emosional agar masih punya energi untuk membantu orang-orang yang ada di sekitarmu.
6. Aku tidak boleh merasa seperti ini
Menurut Tina Gilbertson, psikoterapis dan penulis Constructive Wallowing: How to Beat Bad Feelings by Letting Yourself Have Them, mengungkapkan kalau menghakimi diri sendiri atas emosi yang kamu rasakan itu seperti menghakimi diri sendiri untuk suhu tubuhmu. Itu bukan sesuatu yang bisa kamu kendalikan.
7. Hal buruk akan terus berdatangan
Ketika sesuatu bejalan tidak sesuai dengan keinginan, mudah untuk membiarkan pikiran tenggelam ke arah negatif. Menurut Robyn Gold, seorang psikoterapis dalam praktik swasta di New York City, ketika kita berpikir keadaan jauh lebih buruk daripada yang sebenarnya, atau berasumsi karena satu hal buruk terjadi, hal-hal buruk akan berdatangan, itu dapat menyebabkan gejolak emosional.
8. Kenapa hal seperti ini selalu terjadi kepadaku?
Toni Coleman, seorang psikoterapis, pelatih hubungan dan mediator perceraian mengatakan pemikiran seperti ini harus dibuang karena membuat kita selalu memposisikan diri sebagai korban dari yang tidak adil, yang hanya memperkuat pandangan negatif kita terhadap dunia.
Ketika pemikiran ini muncul, Coleman menyarankan untuk berhenti berpikir sejenak dan mengganti pikiran negatif dengan sesuatu yang positif.
Nah, itulah pemikirn yang hanya akan membuat kamu sengsara dan kamu patut menghilangkannya jika ada dalam kehidupan kamu. Marilah kita berdayakan diri sendiri untuk meraih kembali ketenangan jiwa dan jadi versi terbaik diri dengan cara-cara yang sehat.
Baca Juga
-
KPK setelah Revisi: Dari Macan Anti-Korupsi Jadi Kucing Rumahan?
-
Merantau: Jalan Sunyi yang Diam-Diam Menumbuhkan Kita
-
Perempuan Hebat, Masyarakat Panik: Drama Abadi Norma Gender
-
Saat Generasi Z Lebih Kenal Algoritma daripada Sila-sila Pancasila
-
Ketika Pendidikan Kehilangan Hatinya: Sebuah Refleksi Kritis
Artikel Terkait
-
Apakah Benar, Seorang Ekstrover Tak Butuh Circle dan Pasangan?
-
7 Tips Penting Menjaga Kedamaian dalam Hidup yang Patut Dibiasakan
-
6 Cara Positif Berbicara dengan Diri Sendiri yang Patut Kamu Coba
-
Nagita Slavina Ungkap Lawan Terbesarnya adalah Diri Sendiri, Netizen: Akhirnya Sama
-
Jangan Perlakukan Diri Sendiri Seperti Sampah, Coba 5 Tips Ampuh Ini agar Lebih Bahagia
Lifestyle
-
Ini 2 Zodiak yang Disebut Paling Berpeluang Jadi Orang Sukses: Kamu Salah Satunya?
-
Arti Mimpi Gigi Copot: 7 Makna Menurut Psikologi dan Spiritual
-
Prekuel The Hunger Games Siap Tayang 2026, Duet Ikonik Katniss dan Peeta Ada Lagi?
-
Mungil tapi Memikat: Parfum Roll On yang Wajib Ada di Tas Kamu
-
4 Perangkat HP Murah Bawa Chipset MediaTek Helio G99, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Jadwal Bentrok dengan MMA 2025, D.O. EXO Absen di Pernikahan Kim Woo Bin
-
Terbukti Ampuh! 7 Manfaat Mindfulness yang Jarang Diketahui
-
Full Team! Empat Pemeran Utama Narnia Reuni, Rayakan 20 Tahun Film Pertama
-
Bruno Mars dan Lady Gaga Ukir Sejarah Year-End Charts Billboard
-
Komunitas Bermain Yogyakarta: Ruang Rehat Gen Z dari Gempuran Dunia Maya