Scroll untuk membaca artikel
Aulia Hafisa | Lena Weni
Ilustrasi Keluarga (Pixabay/Andreas Wohlfahrt)

Orang tua mana sih yang mau anak-anaknya melangkah ke jalan yang salah? Mana ada orang tua yang mengaku sayang pada anaknya tapi membiarkan anaknya terjebak dalam gelimang masalah. 

Ya, sejatinya anak belum menjadi manusia sebijak orang tuanya. Tak heran kalau mereka kerap sengaja atau tak sengaja menempatkan diri di posisi dan tempat yang salah. 

Orang tua yang sepatutnya mencintai anaknya, sudah tugasnya mengingatkan dan membimbing buah hatinya. Namun, sayang tak sedikit dari orang tua yang mengedepankan amarah sebagai jalan mendidik anak-anaknya.

Padahal menurut uraian dalam laman klikdokter.com (03/05/2022), marah yang berlebihan intensitas dan kadarnya, juga dapat berdampak buruk bagi perkembangan anak. Lantas apa saja efek atau dampak negatif yang dialami anak ketika orang tua selalu mengedepankan amarahnya? Berikut informasinya! 

1. Penakut

Anak yang apa-apa langsung dimarahi cenderung akan tumbuh menjadi pribadi yang penakut, lho. Ia akan takut bertindak, juga sungkan mengutarakan isi hati. Sebab ia cenderung mudah khawatir terhadap hasil dari perbuatan atau perkataannya. Alhasil, ketika ia dewasa nanti, ia akan hidup dalam ketakutan dan gagap menentukan keputusan. 

2. Cemas

Satu lagi, anak yang sering dimarahi akan membuat anak menjadi pribadi yang gampang cemas. Ia yang mudah ketakutan cenderung memiliki rasa cemas berlebih yang pada akhirnya dapat membuat anak jadi sulit berkembang, kurang berani mengambil keputusan, apalagi keluar dari zona nyaman. 

3. Tidak Percaya Diri dan Depresi

Kalau orang tua gampang marah dan menjadikan amarah sebagai bagian dari tindakan ngemong anak-anaknya. Maka, hasilnya tidak akan baik sempurna. Pasalnya, anak yang terus-menerus dimarahi akan kehilangan rasa percaya diri dan menilai rendah harga dirinya. Jika pola ini tidak segera diputus, anak bisa alami gangguan mental, seperti depresi. 

Sayangnya, tak banyak anak yang bijak mengolah stres atau depresinya. Tidak sedikit lho, anak yang menjadikan alkohol dan obat-obatan terlarang sebagai jalan pintas untuk lari dari masalah ataupun mengembalikan kepercayaan dirinya. 

4. Cuek

Cuek, jadi salah satu efek yang akan hadir dalam diri anak yang dibesarkan oleh orang tua yang mudah marah. Saking sering orang tuanya marah, anak jadi kebal omongan dan cuek-cuek saja pada nasihat orang tua yang mengabur karena kalah dominan dari kemarahan orang tua. Kalau sudah begini, kepercayaan anak terhadap orang tua pun hilang dan pada akhirnya dapat berdampak buruk pada hubungan keluarga, bahkan kehidupan sosial anak di masa depan. 

5. Pemberontak

Sejatinya, anak bukan manusia yang matang mental dan pemikirannya seperti orang tua. Tidak semua hal bisa dimengerti oleh anak di sekian umurnya. Sebab itu, janganlah heran kalau salah satu efek negatif sering memarahi anak adalah membentuk jiwa pemberontak pada anak. 

Jangan pula heran, jika ia menjadi pribadi yang keras kepala, suka melawan, bahkan enggan mematuhi perkataan orang tua. Mengapa? Sebab, karena terlalu sering dimarahi, anak merasa tidak dihargai oleh orang tuanya. Dan memberontak adalah wujud pertahanan darinya. 

6. Pemarah

“Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya,” pepatah satu ini juga menjadi cerminan dari hasil pola didik orang tua yang mendahulukan amarah sebagai jalan membimbing anak-anaknya. Mengapa? Karena, anak akan mengasumsikan bahwa marah adalah salah satu cara untuk menyelesaikan masalah. 

Nah, itulah tadi 6 efek negatif yang dialami anak bila terlalu sering dimarahi orang tuanya. Semoga informasi ini bermanfaat, ya! 

Lena Weni