Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Dea Pristotia
Ilustrasi anak menangis [Pexels/Helena Lopes]

Meskipun orang tua selalu mmbersamai anak, namun ada kalanya orang tua tidak benar-benar memahami maksud anak. Ini bukan terjadi karena kesalahan orang tua.

Anak yang masih dalam tahap belajar terkadang masih bingung cara mengungkapkan emosinya, sehingga justru muncul hal yang tidak semestinya, seperti tantrum dan hal-hal mengganggu orang tua. Hal ini bisa memicu emosi orang tua. 

Namun sebenarnya anak memiliki maksud lain dari apa yang ia lakukan. Ini tergantung dari cara pandang orang tua.

Dilansir dari The Montessori Toddler dalam Montessori Haus Asia, Rabu (9/8/2023) bahwa terdapat 7 prasangka salah pada sikap balita. Daripada orang tua terus salah mengartikan dan berujung emosi, yuk simak penjelasan lengkapnya. 

1. Anak Keras Kepala dengan Keinginannya

Pada tahap ini sebenarnya anak sedang belajar bahwa tidak semua hal selalu berjalan sesuai dengan keinginan anak. Ingatlah untuk selalu menghargai dan tidak meremehkan keinginan anak. Validasi emosinya, lalu beri pengertian. 

2. Anak Mudah Tantrum

Sama seperti orang dewasa, anak akan memilih tempat ternyaman untuk meluapkan emosinya. Pada titik ia tantrum berarti anak merasa nyaman meluapkannya pada orang tua yang paling memahami ia. 

3. Anak Mengatakan Hal yang Memalukan di Tempat Umum

Pada dasarnya anak tidak memiliki kemampuan untuk berbohong. Mereka hanya mengatakan hal yang jujur serta mereka pahami. Mereka tidak memahami konsep basa basi. Jadi bukankah sebaiknya kita apresiasi? 

4. Anak Tidak Fleksibel

Pernahkah anak marah karena tidak melakukan kebiasaannya? Misal setelah makan ia harus mandi, tapi karena suatu hal ia harus mandi dulu baru makan. Sebenarnya anak sedang mengekspresikan kebutuhannya pada keteraturan yang besar. 

5. Anak Mengulangi Permainan yang Kurang Berguna

Meskipun terlihat remeh, tapi ternyata anak sedang berproses untuk berlatih hingga menjadi mahir. Mungkin saja ini akan menjadi dasar anak untuk memiliki kemampuan tertentu secara spesifik. 

6. Sengaja Pelan-Pelan dan Membuat Orang Tua Kesal

Inginnya cepat-cepat, tapi anak tidak kooperatif dan justru dibuat-buat lama? Sebenarnya anak-anak sedang mengamati sekitarnya, termasuk respons orang tua.

Sikapnya ke depannya akan tergantung dari respons orang tua. Jika meresponsnya dengan marah, sikap ini akan semakin menjadi-jadi dilakukannya. 

7. Anak Sering Mengganggu saat Tidur

Sebenarnya anak sedang mengeskpresikan cintanya pada saat ini. Anak merasa orang tua adalah teman yang menyenangkan, jadi mereka ingin ditemani setiap kegiatannya.  

Tanpa ilmu, orang dewasa akan merasa semua yang dilakukan anak sangat mengganggu. Yuk sama-sama belajar untuk memahami kebutuhan dan perasaan anak. Belajar memahami pengetahuan tentang anak agar pengasuhan berjalan dengan penuh sukacita. 

Dea Pristotia