Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Wahyu Astungkara
Ilustrasi anak (Pexels/Naomi Shi)

Ketika anak-anak mulai menunjukkan perilaku yang berani membantah orang tua, seringkali orang tua merasa kesal, bingung dan khawatir. Fenomena ini sebenarnya akan biasa saja jika disikapi dengan bijak. Sebaliknya, bisa jadi semakin rumit karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal diri anak maupun aspek eksternal.

Memahami penyebab di balik perilaku tersebut akan membantu orang tua menyikapiya dengan arif. Berikut adalah 12 penyebab umum mengapa anak berani membantah orang tua.

Kurangnya Batasan yang Konsisten Ketidakjelasan dalam batasan dan aturan dapat membuat anak merasa bebas untuk melawan.

Punya Pendapat Lain 

Anak mungkin memiliki pandangan berbeda dan ingin mengekspresikan pendapatnya.

Komunikasi Belum Efektif 

Minimnya komunikasi terbuka bisa jadi  mendorong anak untuk mengekspresikan ketidakpuasan dengan cara yang lebih ekstrem, misalnya tantrum tidak wajar.

Pengaruh Teman Sebaya

Orang tua mesti memahami jika anak juga bisa terpengaruh oleh teman sebaya yang  menunjukkan perilaku membantah.

Perubahan Hormon Remaja

Belum lagi, jika anak sudah mulai menapaki remaja. Perubahan hormonal pada masa remaja juga memengaruhi mood dan perilaku anak.

Stres atau Cemas

Faktor stres di lingkungan sekolah, keluarga, atau lingkungan lainnya juga memicu perilakunya.

Merasa Tidak Dihargai

Terkadang, jika anak merasa pendapatnya diabaikan, mereka cenderung memberontak dengan caranya sendiri. Sebaliknya, orang tua kadangkala menanggapinya dengan keras. 

Menyontoh Perilaku Orang Tua

Anak cenderung meniru perilaku yang dilihat dari orang tua atau anggota keluarga lainnya. Jadi, tidak selalu salah anak. 

Kemandirian Mulai Berkembang

Saat anak mulai merasa ingin mandiri, mereka biasanya cenderung membantah otoritas orang tua.

Perasaan Tidak Adil

Jika anak merasa diperlakukan tidak adil, mereka juga menunjukkan perilaku yang cenderung membangkang sebagai bentuk protes.

Belum Memahami Emosi

Anak mungkin belum memiliki keterampilan untuk mengelola emosi dengan baik, sehingga relatif mudah "terprovokasi". 

Dorongan Eksplorasi

Terkadang, anak berani membantah karena sedang mencoba batasan untuk menjelajahi dunianya dan ingin memahami konsekuensi atas suatu tindakan.

Jadi, ketika orang tua mengetahui anaknya mulai membantah, hendaknya tetap tenang, berempati dan tidak perlu membangun asumsi berlebihan. Sebaliknya, upaya memahami penyebab di balik perilaku anak dapat membantu menentukan pendekatan yang sesuai.

Mendengarkan dengan seksama, membangun komunikasi yang baik, memberikan contoh perilaku yang positif, dan memfasilitasi ekspresi emosi yang sehat adalah langkah-langkah penting dalam mengatasi perilaku berani membantah anak sebagaimana dirangkum dari sumber tulisan Kimberly Holland. What Oppositional Defiant Disorder (ODD) Looks Like in Children.

Wahyu Astungkara