Kebudayaan Jawa kaya akan tradisi dan kepercayaan yang mendalam, salah satunya adalah konsep "weton". Weton adalah kombinasi antara hari dalam sistem kalender Jawa (Pasaran) dan hari dalam kalender Islam (Hijriyah). Konsep weton memiliki pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat Jawa, dari merencanakan acara hingga menentukan tanggal pernikahan.
Di artikel ini, kita akan menjelajahi serba-serbi weton Jawa, dari hari lahir hingga jodoh, yang disadur dari Jurnal Budaya FIB Universitas Brawijaya.
1. Hari Lahir dan Weton
Hari kelahiran seseorang memiliki arti penting dalam budaya Jawa. Weton memainkan peran kunci dalam menafsirkan karakter dan nasib seseorang. Setiap weton memiliki pasangan weton yang memiliki pengaruh pada kepribadian dan nasib individu. Weton juga dapat memengaruhi pilihan karier, pendidikan, dan kesehatan.
2. Dina Krama (Hari Baik dan Tidak Baik)
Dalam konsep weton, setiap hari memiliki "dina krama" atau prediksi keberuntungan. Ada hari baik (dina baik) dan hari yang kurang baik (dina buruk) untuk berbagai kegiatan seperti bekerja, menikah, atau memulai usaha. Ini mencerminkan pemahaman bahwa energi alam memiliki pengaruh terhadap kehidupan sehari-hari.
3. Pernikahan Berdasarkan Weton
Banyak pasangan Jawa memilih untuk menentukan tanggal pernikahan berdasarkan weton. Mereka mencari tanggal yang cocok untuk keduanya agar kehidupan pernikahan dimulai dengan baik. Pernikahan pada hari baik diyakini membawa keberuntungan dan keharmonisan bagi pasangan tersebut.
4. Melihat Karakter dari Weton
Weton juga digunakan untuk melihat karakter dan sifat seseorang. Misalnya, seseorang dengan weton Selasa Kliwon dipercayai memiliki sifat kuat dan energik, sementara yang memiliki weton Jumat Legi bisa lebih kreatif dan mudah beradaptasi.
5. Pengaruh Weton terhadap Jodoh
Banyak orang Jawa percaya bahwa weton juga memengaruhi kesesuaian antara dua orang dalam hubungan. Pasangan dengan weton yang saling melengkapi dianggap memiliki ikatan yang kuat. Meskipun ini adalah pandangan tradisional, masih banyak orang Jawa yang mempertimbangkan weton saat mencari pasangan hidup.
Meskipun dunia modern membawa banyak perubahan dalam cara berpikir dan budaya, konsep weton masih tetap relevan bagi banyak masyarakat Jawa. Ini mencerminkan kedalaman budaya dan warisan spiritual yang melekat dalam kehidupan sehari-hari.
Weton mengajarkan kita untuk merenungkan hubungan manusia dengan alam dan mencari keseimbangan dalam semua aspek kehidupan, dari hari lahir hingga jodoh.
Baca Juga
-
Kuliah di Luar Negeri Tanpa Ribet Syarat Prestasi? Cek 6 Beasiswa Ini!
-
Jangan Sembarangan! Pikirkan 5 Hal Ini sebelum Pasang Veneer Gigi
-
6 Beasiswa Tanpa Surat Rekomendasi, Studi di Luar Negeri Makin Mudah
-
Belajar dari Banyaknya Perceraian, Ini 6 Fase yang Terjadi pada Pernikahan
-
Tertarik Kuliah di Luar Negeri Tanpa TOEFL/IELTS? Simak 5 Beasiswa Ini!
Artikel Terkait
-
Sejarah Hari Lahir Korps Marinir yang Diperingati Setiap 15 November, Ini Sosok Komandan Pertamanya
-
Chord dan Lirik Lagu Lauhul Mahfudz Yono Bakrie: Ungkapan Mendalam Tentang Penantian Jodoh
-
5 Doa Minta Jodoh, Amalkan Untuk Mendapat Pasangan Terbaik
-
Rayakan Wedding Anniversary ke-6, Ingat Lagi Cara Maia Estianty Dapatkan Jodoh Terbaik Lewat Jalur Langit
-
Kalender Jawa November 2024: Weton, Hari Baik, dan Perhitungan Lengkap
Lifestyle
-
3 Exfoliating Toner Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Hempaskan Bruntusan
-
Prediksi Trend Fashion 2025: Angkat Isu Lingkungan, Gender hingga Teknologi
-
3 Pelembab Panthenol untuk Redness dengan Harga Terjangkau, Cuma Rp48 Ribu
-
Rentan Harapan Palsu, Mengapa Praktik Ghosting Marak di Aplikasi Kencan?
-
Tampil Elegan dan Chic, Yuk Sontek 4 Gaya Mid-Formal ala Honey Lee!
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg