Manifesting atau manifestasi telah menjadi fenomena yang menarik di media sosial utamanya di TikTok. Banyak orang menggunakan kata ini untuk menjelaskan apa yang sedang mereka inginkan dan usahakan.
Dikutip dari Mindbodygreen, manifestasi adalah konsep yang mengajarkan bahwa pikiran dan perasaan kita memiliki daya tarik yang kuat terhadap apa yang kita alami dalam hidup. Dalam esensinya, manifestasi mengajarkan bahwa apa yang kita fokuskan secara mental dan emosional akan tercermin dalam realitas kita. Lantas bagaimana cara untuk memulai manifestasikan impianmu? Simak penjelasan berikut ini.
1. Tulis di Jurnal
Salah satu metode manifestasi populer adalah menggunakan jurnal khusus manifestasi. Menggunakan jurnal manifestasi dapat melepaskan emosi kita dan memberi kita ruang aman untuk mengekspresikan segala sesuatu yang benar-benar kita inginkan.
2. Gunakan Metode 369
Metode 369 dapat dilakukan di jurnal khusus manifestasi atau di selembar kertas biasa. Hal yang harus kamu lakukan adalah menulis apa yang ingin kamu manifestasikan tiga kali di pagi hari, enam kali di sore hari, dan sembilan kali di malam hari. Metode ini membantu dalam mewujudkan dengan membantu kamu secara konsisten berfokus pada apa yang kamu inginkan.
3. Ucapkan afirmasi positif
Memulai praktik afirmasi positif dapat membantu untuk merombak pikiran negatif yang menghambat proses manifestasimu. Pilihlah afirmasi yang memiliki makna bagi kamu, seperti "Saya layak mendapatkan semua yang saya inginkan," atau "Saya bisa meraih mimpi itu."
4. Gunakan visualisasi
Salah satu cara terbaik untuk mengaktifkan kekuatan manifestasi adalah dengan memahami dengan jelas bagaimana tujuan atau keinginanmu akan terlihat. Papan visi membantumu menciptakan representasi visual yang nyata dari tujuanmu.
5. Ucapkan Terus Menerus
Salah satu cara yang efektif untuk memanfaatkan kekuatan manifestasi adalah dengan mengucapkan keinginanmu secara terus menerus. Dengan berbicara secara langsung kepada alam semesta, kamu mengarahkan energi positif ke arah tujuanmu.
Cara sederhana ini mampu membangun pola pikir positif dan memancarkan frekuensi yang selaras dengan tujuan manifestasimu. Ingatlah bahwa kata-kata memiliki energi, dan dengan mengucapkan keinginanmu dengan tekad dan keyakinan, kamu membantu membentuk realitas yang lebih sesuai dengan impianmu.
Manifestasi bukanlah sekadar kata-kata kosong, tetapi sebuah praktik yang melibatkan perubahan pikiran, tindakan, dan keyakinan untuk mencapai apa yang kamu inginkan dalam hidup. Ingatlah, manifestasi memerlukan komitmen, ketekunan, dan kesadaran diri untuk menciptakan perubahan positif dalam hidupmu.
Baca Juga
-
Viral Gempi Dapat HP Baru, Kapan Sebaiknya Anak Diberi HP Pertama?
-
Masalah Komunikasi, Apa Timnas Sepak Bola Wajib Dilatih oleh Pelatih Lokal?
-
Stop Gaya Hidup YOLO, Sekarang Waktunya YONO: You Only Need One!
-
Viral Istilah Self-Serving Bias Jadi Penyakit Orang Indonesia, Apa Artinya?
-
Welcome Desember, 4 Rekomendasi Tontonan Spesial Natal yang Ada di Netflix!
Artikel Terkait
-
6 Arti Mimpi Dikejar Raksasa: Orang Cuma Bikin Masalah Tinggalin Deh!
-
7 Arti Mimpi Dikejar Monster Sampai Dimakan: Saatnya Jauhi Orang yang Cuma Penganggu!
-
Happy Asmara Mendadak Singgung soal Pernikahan Impian, Berakhir Dinyinyiri: Si Ratu Caper
-
Semarak Lomba Panjat Pinang di Ancol
-
5 Arti Mimpi Potong Rambut Baru Hingga Botak yang Bikin Tengsin
Lifestyle
-
Stand Out saat Hangout dengan 5 Inspirasi Outfit Kasual ala Sheila Dara
-
Simpel nan Stylish! Ini 4 Look Outfit Xinyu TripleS yang Harus Kamu Lirik
-
Curi Perhatian! Ini 4 Daily Style Jeon Somi yang Bikin OOTD Makin On Point
-
Kejebak Diskon? Yuk, Kenali Bedanya Impulsive Buying dan Unplanned Buying!
-
Youthful! Ini 4 Ide OOTD ala Hana FIFTY FIFTY yang Pasti Cocok Buatmu
Terkini
-
Hugh Jackman Buka Suara soal Kemunculan Wolverine di Avengers: Doomsday
-
Five Cities Four Women: Saat Para Penyedia Jasa Teman Kencan Butuh Dekapan
-
Bojan Hodak Perpanjang Kontrak usai Persib Back to Back Juara? Cek Faktanya!
-
The Divorce Insurance: Drama Satir Lee Dong Wook Soal Cinta dan Perceraian
-
Membaca Tak Harus Buku, Saatnya Menggeser Perspektif Literasi yang Kaku