Gaya hidup You Only Live Once (YOLO) pernah menjadi tren di kalangan anak muda. Prinsip hidup “hanya hidup sekali” ini mendorong banyak orang untuk memprioritaskan kebahagiaan dan pengalaman untuk dirinya sendiri.
Mereka tanpa ragu menghabiskan uang untuk jalan-jalan, makan di luar, atau hobi, dengan menganggap bahwa momen yang menyenangkan adalah investasi terbaik.
Namun YOLO mulai kehilangan daya tariknya karena krisis ekonomi, dan kesadaran akan dampak konsumsi yang berlebihan. Hal ini membuat banyak orang memikirkan ulang cara mereka memaknai hidup.
Kini, muncul alternatif baru yang disebut You Only Need One (YONO), sebuah prinsip yang mengutamakan konsumsi minimalis.
Perbedaan YOLO dan YONO
Dikutip dari Maeil Business Newspaper, jika YOLO mendorong konsumen untuk menikmati hidup secara maksimal tanpa batas, YONO justru mengajarkan bahwa kebahagiaan tidak selalu berasal dari banyaknya barang yang dimiliki. Prinsip YONO mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas.
Sebagai contoh, para pengikut gaya hidup YONO memilih membeli barang yang benar-benar dibutuhkan dan berkualitas tinggi sehingga tahan lama serta juga mendukung produk lokal. Fokus mereka tidak hanya pada kebutuhan pribadi tetapi juga pada dampak terhadap lingkungan dan ekonomi lokal.
Lebih dari Sekadar Minimalisme
Meskipun YONO terlihat seperti kelanjutan dari minimalisme, ada perbedaan penting di antara keduanya. Minimalisme fokus pada pengurangan untuk mencapai ketenangan batin, sedangkan YONO menambahkan fokus pada keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.
YONO mengajarkan bahwa hidup dengan kebutuhan minimalis bukan hanya soal mengurangi, tetapi juga tentang mengambil tanggung jawab atas dampak konsumsi kita.
Dengan memilih barang yang ramah lingkungan dan mendukung siklus daur ulang, YONO membantu menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua.
Tren YONO ini mengajak kita buat lebih sadar dan bertanggung jawab. Hidup itu bukan soal seberapa banyak yang kamu punya, tapi seberapa bijak kamu memilih.
YONO bukan berarti tidak bisa bahagia dan senang-senang, tapi mengajarkan kamu untuk menikmati hidup dengan cara yang lebih berarti.
Jadi, gimana? Siap ninggalin YOLO dan mulai hidup dengan prinsip YONO? Coba dulu deh, siapa tahu ini cara terbaik buat hidup lebih bahagia tanpa ribet!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
Viral Gempi Dapat HP Baru, Kapan Sebaiknya Anak Diberi HP Pertama?
-
Masalah Komunikasi, Apa Timnas Sepak Bola Wajib Dilatih oleh Pelatih Lokal?
-
Viral Istilah Self-Serving Bias Jadi Penyakit Orang Indonesia, Apa Artinya?
-
Welcome Desember, 4 Rekomendasi Tontonan Spesial Natal yang Ada di Netflix!
-
Filosofi Memancing: Jika Hanya karena Ikan Mungkin Aku Sudah Pergi ke Pasar
Artikel Terkait
-
Sehat dan Bugar dengan Lari: Gaya Hidup Aktif Perempuan Masa Kini
-
Bingung Habiskan Harta, Intip 3 Gaya Hidup Sederhana Aktor Kang Ha Neul
-
Menjalani Ramadan dengan Gaya Hidup Kirei: Bersih, Sehat, dan Penuh Kedamaian
-
3 Tips agar Tetap Bugar saat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadan
-
Yolo Ine Puji Laura Meizani yang Berani Surati Penyidik Soal Penahanan Nikita Mirzani
Kolom
-
Prahara Wacana Hapus Kuota Impor: Terkesan Reaktif dan Berbahaya!
-
Anak-Anak Tak Bisa Menunggu Hukum Sempurna untuk Dilindungi!
-
Sekolah adalah Hak Asasi, Namun Masih Menjadi Impian bagi Banyak Anak
-
Quiet Quitting Karyawan sebagai Bentuk Protes Kepada Perusahaan
-
Ketika Algoritma Internet Jadi Orang Tua Anak
Terkini
-
3 Pencapaian Indonesia yang Bisa Bikin Malu Korea Selatan di AFC U-17, Pernah Kepikiran?
-
Kang Daniel Terjebak dalam Hubungan Cinta yang Menyakitkan di Lagu 'Mess'
-
Masuk Daftar Top Skor AFC U-17, Evandra Florasta Terbantu Kelebihan Mental Reboundnya
-
Zahaby Gholy, Pembuka Keran Gol Timnas U-17 dan Aset Masa Depan Persija
-
5 Rekomendasi Buku untuk Belajar Mindfulness ala Orang Jepang, Wajib Baca!