Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Rosila Fauziah
Ilustrasi pasangan (Pexels.com/Taryn Elliott)

Siapa pun bisa menjalin hubungan dengan seseorang yang disukai atau dicintainya. Namun, tak semua orang mengerti bahwa sebuah hubungan tidak melulu soal romantis dan tentang bahagia saja. 

Tentu perlu adanya komitmen serta kepercayaan yang dibangun. Sebab, di usia dewasa ini sudah bukan waktunya lagi untuk bermain-main dengan hubungan seperti cinta monyet yang pernah dilalui di masa sekolah dulu.

Menjalin suatu hubungan, artinya kamu memiliki tanggung jawab terhadap hidup dan perasaan orang lain. Namun di titik tertentu, pada akhirnya sebuah hubungan dapat dikatakan sehat ketika dua orang yang saling tumbuh di jalan hidup masing-masing, tetap berdampingan, dan mendukung satu sama lain tanpa adanya rasa tersaingi atau insecure.

Kamu melangkah dengannya bukan sekadar pengisi kekosongan hidup. Tapi, hubungan kalian punya kejelasan dan tujuan meski butuh waktu yang lama.

Dikutip dari laman Instagram seorang konten kreator seputar Psikologi @tosinasgl, kamu perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut ini. Apa benar kamu butuh pasangan, atau sebaiknya sendiri dulu saja?

1. Meluangkan Waktu

Namanya sebuah hubungan, tentu di dalamnya melibatkan dua orang yang saling mencinta dan memutuskan untuk bersama.

Kamu harus meluangkan waktu untuk membalas pesan, mengobrol di telepon, quality time bersama pasangan, dan bahkan ikut membantu menyelesaikan permasalahannya yang mungkin semua itu akan menyita waktumu. Semua itu adalah hal yang sangat wajar dialami oleh pasangan.

Coba tanyakan pada dirimu. Apa kamu siap untuk berbagi waktu dengan pasanganmu tanpa merasa terpaksa?

2. Pengeluaran Tambahan

Keuangan adalah hal yang krusial. Ketika sudah berdua, kamu harus siap mengeluarkan uang lebih daripada saat kamu masih sendiri.

Demi menyenangkan orang yang kamu sayangi, hukum alamnya, kamu akan membelikan makanan, hadiah ulang tahun, juga memutuskan untuk jalan-jalan ke suatu tempat yang tentunya akan memakan biaya tambahan.

Bukan berarti kamu harus menafkahi pasanganmu. Itu tergantung bagaimana kompromi antara kamu dengan pasangan.

Ada juga kok, pasangan yang membuat kompromi antara pria atau wanita, mereka sama-sama saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan keuangan.

Kamu sudah mengatur uangmu dengan baik, belum?

3. Komitmen dan Kesepakatan

Dua isi kepala disatukan, pastinya akan ada perbedaan prinsip dari masing-masing sudut pandang. Terutama tentang kesepakatan di dalam hubungan kamu dengan si dia.

Seperti misalnya, kalian sepakat bahwa curhat atau jalan berdua dengan lawan jenis sudah termasuk ke ranah perselingkuhan, apa saja bagian dari menghormati privasi pasangan, dan menentukan jadwal bagaimana kalian bertemu. Apakah seminggu sekali? Atau setiap hari?

Semua itu perlu didiskusikan. Terlebih jika ternyata ada perbedaan pendapat antara kamu dan pasangan. Artinya kalian harus menemukan jalan tengah. Bahkan mungkin salah satunya perlu beradaptasi dengan keputusan yang ada. Semua tergantung bagaimana keputusan kalian.

Sekali lagi, apa kamu siap untuk menghadapi fase itu?

Sebelum memutuskan memiliki pasangan, mungkin kamu perlu mempertimbangkan semua hal di atas. Apalagi jika kamu tengah berada di posisi krisis identitas dan ada di usia yang tengah merasakan fase hidup di mana kamu harus menentukan arah selanjutnya untuk kamu melangkah.

Di saat itu pula kamu akan mengerti. Di usia dewasa, rupanya sebuah hubungan dan percintaan bukan hal enteng untuk dijalani. Ada kesiapan dan kematangan yang perlu kamu pikirkan.

Karena kali ini kamu berharap segala hal yang kamu jalani di hidupmu memiliki tujuan dan akhir yang baik, termasuk perihal percintaan. Namun, bukan berarti kamu tak boleh memiliki perasaan dengan siapa pun, ya!

Rosila Fauziah