Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Dini Sukmaningtyas
Ilustrasi sayuran di pasar (Pexels/Julia Volk)

Pasti kamu sering mendengar jika laki-laki disuruh belanja, terutama di pasar, mereka akan membelinya dalam jumlah yang banyak. Misalnya, saat kamu meminta tolong kakak laki-laki atau ayahmu membeli sedikit daun bawang, beliau malah membeli seikat besar.

Saat belanja di pasar atau tukang sayur, membeli daun bawang dengan nominal ribuan, misalnya Rp2000 atau Rp5000 itu sah-sah saja. Dapatnya pun lumayan banyak, sangat cukup untuk kebutuhan dapur rumahan.

Namun, dengan alasan malu membeli dalam nominal kecil, para laki-laki sering kali mengeluarkan jurus andalannya, yaitu pemborosan. Saat diminta membeli dua ribu, mereka membawa pulang satu ikat besar. Saat diminta membeli satu ons, mereka justru membawa pulang satu kilo.

Para laki-laki biasanya beralasan bahwa mereka merasa malu atau tidak enak kepada pedagangnya jika hanya membeli sedikit. Hal ini kadang membuat para perempuan geleng-geleng. Kenapa, sih, jadi orang tuh serba nggak enakan? Padahal para pedagang juga maklum dan tidak melarang jika hanya membeli sedikit.

Laki-laki dan perempuan dikatakan memiliki cara berpikir yang berbeda. Hal itu sering kali menimbulkan perbedaan dalam bertindak atau melakukan sesuatu.

Tindakan laki-laki saat belanja di pasar seperti yang disebutkan di atas sejalan dengan penelitian mengenai perbedaan cara berpikir laki-laki dan perempuan.

Mengutip dari laman Hello Sehat, laki-laki diketahui lebih sering mengambil keputusan secara ekstrem dan terburu-buru. Laki-laki sering kali berpikir secara praktis sehingga hanya menilai dari apa yang mereka hadapi.

Sementara itu, perempuan cenderung membutuhkan lebih banyak waktu untuk membuat keputusan. Bukan karena alasan emosional, ini lantaran mereka akan memikirkan berbagai konsekuensi dari keputusan yang dibuatnya.

Konsekuensi itulah yang dipikirkan oleh kaum perempuan. Misalnya, jika terlalu banyak membeli bahan mentah untuk masakan, mau tak mau harus dipikirkan cara mengolahnya agar tidak keburu busuk dan berakhir mubadzir.

Sementara itu, para warganet di platform X atau Twitter juga ikut mencurahkan pengalamannya. Hal tersebut diawali ketika akun base @tanyakanrl meminta netizen untuk menceritakan kisah ketika meminta tolong laki-laki untuk berbelanja.

"Nitip beli jahe dikit aja, eh malah dibeliin lengkuas sekilo. Nitip aida ama atoom bulan yang sachet kecil, dibeliin masing2 yg setengah kilo.  Beli spons cuci piring, dibeliin serenteng. Suamiku berjiwa grosiran," tulis akun @mara*****.

"Disuruh beli tolak angin 1an yang ecer di warung malah dibeliin satu box gede, katanya malu beli satu doang," tulis akun @ayu*****.

"Bapak ku juga pernah, waktu itu mamaku minta tolong bapak buat ke pasar beli ikan 1kg, terong 1kg sama daun bawang 5k. Pas sampe rumah kaget bawa kantong belanjaan bnyk bgt tau nya blio beli ikan 2kg, terong 2kg, daun bawang nya 1kg. katanya malu kepasar masa belinya dikit," tulis akun @gize*****.

"WKWKWK cant relate suamiku juga gitu lebih ke bingung kalo mau belanja seribu dua ribu," tulis akun @adr*****.

Sementara itu, kaum netizen laki-laki juga menyampaikan pendapatnya mengenai perasaan mereka saat disuruh belanja dalam jumlah sedikit.

"Sebagai cowo sy jg malu kalo disuruh beli tomat 5 ribu, bawang 2 ribu," tulis akun @Jeri*****.

"Aku disuruh beli kangkung satu iket, tapi kayak sayang banget kantong belanja kosong. Jadinya beli 5 iket," tulis akun @Zap****.

"Karna lelaki gaenakan sama pedagangnya, kalo beli cuma sedikit," tulis akun @Buyu****.

"Laki laki gengsi nya gede kalo di suruh beli yang murah/sayuran terus sedikit, malu makanya beli banyak," tulis akun @DrSo*****.

Dear para laki-laki, mulai sekarang singkirkan rasa gengsimu. Belanja dalam jumlah sedikit di pasar itu nggak dilarang, kok!

Dini Sukmaningtyas