Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Ridho Hardisk
Ilustrasi music band. (pexels.com/Thibault Trillet)

Bagi kamu yang merasa Gen Z pastinya kata ini sudah tidak asing lagi di telingamu. Skena adalah kata yang selalu dilabeli dengan anak musik yang mengkritik berbagai macam genre seolah yang paling memahami semua genre musik.

Perlu diketahui bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang dinamis dan selalu berubah. Salah satu perubahan yang sering terjadi adalah pergeseran makna. Kata “Skena” adalah contoh yang menarik dari fenomena ini.

Dalam artikel ini, kita akan membahas arti asli dari kata “Skena” dan bagaimana maknanya telah berubah sepanjang waktu. 

BACA JUGA: Resign Tanpa Punya Pekerjaan Pengganti, Emang Boleh?

1. Bagaimana orang-orang memahami skena sekarang?

Pemahaman orang-orang tentang “skena” saat ini sangat dipengaruhi oleh media sosial dan budaya populer. Kata “skena” telah berkembang dari sekadar akronim menjadi identitas bagi sekelompok orang dengan minat yang sama. Namun, dalam konteks media sosial, “skena” sering kali dikaitkan dengan perilaku eksklusif dan elitisme dalam komunitas musik.

Orang-orang yang mengaku sebagai “skena” sering kali dilihat sebagai penjaga gerbang yang keras, menilai dan mengkritik genre musik lain yang tidak sesuai dengan selera mereka. Fenomena ini telah menciptakan persepsi negatif tentang “skena” di kalangan beberapa orang.

Namun, ada juga mereka yang melihat “skena” sebagai ruang bagi ekspresi diri dan kreativitas, tempat individu dapat berbagi minat dan ide mereka. Oleh karena itu, pemahaman tentang “skena” sangat bervariasi dan terus berkembang seiring dengan perubahan budaya dan teknologi.

2. Awal mula muncul trend skena

Trend “skena” tidak muncul dalam semalam. Kata “skena” sendiri berawal dari serapan kata bahasa Inggris “scene”, yang pertama kali digunakan pada tahun 1940-an. Istilah ini muncul untuk merujuk pada komunitas seni yang tidak umum, seperti band indie atau genre musik yang tidak populer di masyarakat.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan kata “skena” telah berkembang dan menjadi lebih luas. Menurut beberapa sumber, kata “skena” sebenarnya sudah muncul sejak 2011 dan merupakan singkatan dari 3 kata, yaitu “Sua”, “cengKErama”, dan "kelaNA".

Dalam konteks ini, “skena” merujuk pada perkumpulan orang yang memiliki minat yang sama dan menciptakan suasana untuk bercengkerama sampai berkelana bersama saat berkumpul. Seiring dengan perkembangan media sosial dan budaya populer, penggunaan kata “skena” semakin meluas dan akhirnya menjadi trend di kalangan anak muda.

BACA JUGA: Berencana Menginap Hotel di Bali? Pria Ini Spill Peraturan Hotel yang Bikin Ia Tidur Tak Nyenyak

3. Arti kata skena yang harus dipahami agar tidak ikut trend yang salah

Memahami arti kata “skena” adalah penting, terutama dalam konteks trend sosial saat ini. Kata “skena” awalnya merujuk pada komunitas atau kelompok orang dengan minat yang sama. Namun, dalam penggunaan sehari-hari, terutama di media sosial, kata “skena” sering kali dikaitkan dengan perilaku eksklusif dan elitisme dalam komunitas musik.

Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa menjadi bagian dari “skena” bukan berarti harus mengkritik atau merendahkan minat orang lain. Sebaliknya, “skena” seharusnya menjadi ruang di mana orang dapat berbagi minat dan ide mereka tanpa takut dikritik atau dihakimi.

Dengan memahami arti sebenarnya dari kata “skena”, kita dapat menghindari ikut dalam trend yang salah dan membantu menciptakan komunitas yang lebih inklusif dan menghargai perbedaan.

Jadi, jangan sampai salah paham ya mengenai arti kata "skena". Kita sebagai anak muda harus cerdas melihat trend seperti ini untuk mengetahui pantas diikuti atau tidak. Semoga bermanfaat.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Ridho Hardisk