Bagi kamu yang merasa Gen Z pastinya kata ini sudah tidak asing lagi di telingamu. Skena adalah kata yang selalu dilabeli dengan anak musik yang mengkritik berbagai macam genre seolah yang paling memahami semua genre musik.
Perlu diketahui bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang dinamis dan selalu berubah. Salah satu perubahan yang sering terjadi adalah pergeseran makna. Kata “Skena” adalah contoh yang menarik dari fenomena ini.
Dalam artikel ini, kita akan membahas arti asli dari kata “Skena” dan bagaimana maknanya telah berubah sepanjang waktu.
BACA JUGA: Resign Tanpa Punya Pekerjaan Pengganti, Emang Boleh?
1. Bagaimana orang-orang memahami skena sekarang?
Pemahaman orang-orang tentang “skena” saat ini sangat dipengaruhi oleh media sosial dan budaya populer. Kata “skena” telah berkembang dari sekadar akronim menjadi identitas bagi sekelompok orang dengan minat yang sama. Namun, dalam konteks media sosial, “skena” sering kali dikaitkan dengan perilaku eksklusif dan elitisme dalam komunitas musik.
Orang-orang yang mengaku sebagai “skena” sering kali dilihat sebagai penjaga gerbang yang keras, menilai dan mengkritik genre musik lain yang tidak sesuai dengan selera mereka. Fenomena ini telah menciptakan persepsi negatif tentang “skena” di kalangan beberapa orang.
Namun, ada juga mereka yang melihat “skena” sebagai ruang bagi ekspresi diri dan kreativitas, tempat individu dapat berbagi minat dan ide mereka. Oleh karena itu, pemahaman tentang “skena” sangat bervariasi dan terus berkembang seiring dengan perubahan budaya dan teknologi.
2. Awal mula muncul trend skena
Trend “skena” tidak muncul dalam semalam. Kata “skena” sendiri berawal dari serapan kata bahasa Inggris “scene”, yang pertama kali digunakan pada tahun 1940-an. Istilah ini muncul untuk merujuk pada komunitas seni yang tidak umum, seperti band indie atau genre musik yang tidak populer di masyarakat.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan kata “skena” telah berkembang dan menjadi lebih luas. Menurut beberapa sumber, kata “skena” sebenarnya sudah muncul sejak 2011 dan merupakan singkatan dari 3 kata, yaitu “Sua”, “cengKErama”, dan "kelaNA".
Dalam konteks ini, “skena” merujuk pada perkumpulan orang yang memiliki minat yang sama dan menciptakan suasana untuk bercengkerama sampai berkelana bersama saat berkumpul. Seiring dengan perkembangan media sosial dan budaya populer, penggunaan kata “skena” semakin meluas dan akhirnya menjadi trend di kalangan anak muda.
BACA JUGA: Berencana Menginap Hotel di Bali? Pria Ini Spill Peraturan Hotel yang Bikin Ia Tidur Tak Nyenyak
3. Arti kata skena yang harus dipahami agar tidak ikut trend yang salah
Memahami arti kata “skena” adalah penting, terutama dalam konteks trend sosial saat ini. Kata “skena” awalnya merujuk pada komunitas atau kelompok orang dengan minat yang sama. Namun, dalam penggunaan sehari-hari, terutama di media sosial, kata “skena” sering kali dikaitkan dengan perilaku eksklusif dan elitisme dalam komunitas musik.
Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa menjadi bagian dari “skena” bukan berarti harus mengkritik atau merendahkan minat orang lain. Sebaliknya, “skena” seharusnya menjadi ruang di mana orang dapat berbagi minat dan ide mereka tanpa takut dikritik atau dihakimi.
Dengan memahami arti sebenarnya dari kata “skena”, kita dapat menghindari ikut dalam trend yang salah dan membantu menciptakan komunitas yang lebih inklusif dan menghargai perbedaan.
Jadi, jangan sampai salah paham ya mengenai arti kata "skena". Kita sebagai anak muda harus cerdas melihat trend seperti ini untuk mengetahui pantas diikuti atau tidak. Semoga bermanfaat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Scroll Tanpa Tujuan: Apakah Kita Sedang Menjadi Generasi Tanpa Fokus?
-
Review Onde Mande, Drama Komedi yang Mengangkat Budaya Minangkabau
-
Krisis Warisan Rasa di Tengah Globalisasi: Mampukah Kuliner Lokal Bertahan?
-
Review 12 Strong: Kisah Heroik Pasukan Khusus AS Pasca Peristiwa 11/09/2001
-
Review The Recruit, Aksi Spionase Menegangkan dengan Sentuhan Humor Segar
Artikel Terkait
-
Apa Arti Lorem Ipsum? Tulisan di Tugu Titik Nol IKN Bikin Geger
-
Penjelasan Lengkap Rieka Roslan Mengapa Direct License Lebih Adil Buat Pencipta Lagu
-
Ultah ke-30, Tipe-X Gelar Tur Orkestra dan Rilis Album ke-8
-
Curhat Cinta Jadi Lagu: Clara Riva Ciptakan Karya dari DM Penggemar
-
Hailee Steinfeld Akhirnya Kembali Bermusik Lewat Soundtrack Film Sinners
Lifestyle
-
4 Ide OOTD Trendi dan Simpel ala Jinsoul ARTMS, Stylish Tanpa Ribet!
-
Ada Presentasi di Kelas? Ini 5 Tips Jitu dari Angga Fuja Widiana
-
Biar Makin Fresh di Weekend, Sontek 4 Outfit Lucu ala Kim Hye Yoon!
-
Anti Ribet, Ini 4 Ide Outfit Harian Cozy ala Siyoon Billlie yang Bisa Kamu Tiru
-
4 Gaya Kasual Kekinian ala Choi Jungeun izna yang Menarik untuk Disontek
Terkini
-
Final AFC U-17: Uzbekistan Miliki 2 Modal Besar untuk Permalukan Arab Saudi
-
Final AFC U-17: Uzbekistan Lebih Siap untuk Menjadi Juara Dibandingkan Tim Tuan Rumah!
-
Media Asing Sebut Timnas Indonesia U-17 akan Tambah Pemain Diaspora Baru, Benarkah?
-
Ulasan Novel Monster Minister: Romansa di Kementerian yang Tak Berujung
-
Ulasan Novel The Confidante Plot: Diantara Manipulasi dan Ketulusan