Kita sudah memasuki zaman di mana hampir semua hal harus diposting dan dipamerkan di media sosial. Sederet aktivitas harian yang tampak biasa-biasa saja bisa dibuat estetik demi kebutuhan konten semata.
Salah satu postingan yang umum dijumpai di media sosial adalah ide bekal sekolah anak. Sebenarnya, postingan semacam ini sangat membantu kaum ibu yang tidak kreatif seperti saya saat kehabisan ide untuk memasak bekal.
Namun, dari sekian banyak postingan ide bekal anak yang saya lihat, banyak di antaranya yang memasukkan menu processed food seperti nugget dan sosis, serta berbagai jajanan seperti keripik atau makanan kemasan lainnya.
Makanan-makanan tersebut memang sering dijadikan "jalan pintas" oleh orang tua yang tidak punya banyak waktu untuk memasak. Apalagi pagi hari adalah waktu yang sangat sibuk, sehingga menyiapkan bekal sangat menyita waktu.
Selain simpel untuk dimasak, nugget dan sosis sering dianggap sebagai penyelamat oleh para orang tua lantaran anak-anak pasti menyukainya. Padahal, makanan tersebut sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu sering.
Menyadur dari laman Hello Sehat, sosis telah melalui proses pengolahan, seperti pengasapan, fermentasi, pengasinan, dan pengawetan, sehingga kandungan nutrisinya sangat berbeda dengan daging mentah biasa.
Biasanya, sosis diolah dengan mencampurkan bahan atau zat lain seperti garam, nitrat atau nitrit, serta bahan pengawet. Mengonsumsi sosis secara berlebihan dalam menimbulkan risiko, terlebih untuk anak-anak.
Risiko yang ditimbulkan antara lain tekanan darah tinggi, penyakit jantung, obesitas, hingga penyakit kanker.
Sama halnya dengan nugget. Menurut Food Data Central, kadungan lemak, karbohidrat, dan natrium yang terkandung dalam nugget cukup tinggi. Akibatnya, jika dikonsumsi terlalu sering, nugget juga dapat meningkatkan obesitas, kekurangan nutrisi, hingga meningkatkan risiko kanker.
Jika ingin memberikan sosis atau nugget kepada anak, lebih baik agar membuatnya sendiri. Membuat nugget sendiri membuat kita lebih aware dengan bahan-bahan yang digunakan dan bisa menambahkan sayuran di dalamnya.
Meskipun menjadi hamba konten, orang tua sudah seharusnya memperhatikan setiap jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh anak. Jangan karena ingin terlihat estetik, lantas mengabaikan kebutuhan nutrisi anak yang masih dalam masa pertumbuhan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Mengenal ANBK: Penjelasan, Fungsi, dan Jadwal Pelaksanaannya Selama 2024
-
Cara Cek Jumlah Pelamar CPNS 2024, Instansi Mana yang Banyak Peminat?
-
Bergenre Thriller, Intip Pemeran Utama Drama Korea 'Such a Close Traitor'
-
Usung Genre Misteri, Intip 5 Pemeran Utama Drama Korea Bertajuk Pigpen
-
Sinopsis 'Love on a Single Log Bridge', Drama Korea Terbaru Joo Ji Hoon
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku 'Aku Bahagia', Kumpulan Cerita Pembentuk Karakter Anak
-
Tak Buru-Buru Cari Pengganti Virgoun Setelah Resmi Cerai, Inara Rusli: Takut Zonk Lagi
-
Dokter Tifa Tuduh Gibran Pakai Ijazah Palsu, Analisa Anak Jokowi Cuma Kursus di Australia
-
Profil Leon Dozan, Anak Willy Dozan Viral Aniaya Pacar dan Hina Polisi
-
Anaknya Dibentak dan Ditunjuk saat Nangis, Andika Mahesa Ajak Duel Tinju Ortu Siswa yang Masih Ngeyel
Lifestyle
-
Mulai 5 Jutaan Saja, Inilah 5 Rekomendasi Laptop Editing Terbaik untuk Content Creator
-
4 Sheet Mask Calendula, Solusi Praktis Menenangkan Kulit yang Mudah Iritasi
-
Tampil Makin Anggun! 6 Rekomendasi Heels Elegan untuk Padanan Kebaya Wisuda
-
Mau Tampil Modis? Intip 4 OOTD Chic ala Park Bo Gum, Bikin Gaya Naik Level
-
4 Rekomendasi Serum yang Ampuh Redakan Jerawat dan Lawan Penuaan
Terkini
-
Estetik! aespa Kejutkan Fans dengan Teaser Light Stick Resmi Versi Baru
-
The Power of 'Nggak, Makasih': Heroiknya Menolak Sedotan dan Tas Kresek
-
What You Want oleh Cortis: Semangat Raih Mimpi dan Wujudkan Semua Keinginan
-
Review War of the Worlds: Film yang Mengandung Product Placement Berlebihan
-
Novel Lessons in Chemistry: Perempuan yang Mengubah Cara Pandang Dunia