Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Anggia Khofifah P
Udah Istirahat, Kok Masih Capek? (Freepik.com/karlyukav)

Seringkali kita berpikir bahwa istirahat hanya sebatas tidur atau pergi liburan. Tapi, pernahkah kamu merasa masih kelelahan meskipun sudah tidur cukup atau sudah liburan seminggu lamanya? Well, bisa jadi istirahat yang kamu lakukan masih belum tepat.

Selain istirahat fisik dan mental, masih ada berbagai jenis istirahat lainnya yang sebenarnya kita butuhkan, lho.

Melansir dari Psychology Today, inilah 7 jenis istirahat yang kita butuhkan menurut Dr. Saundra Dalton-Smith, seorang dokter spesialis kedokteran internal sekaligus penulis buku berjudul "Sacred Rest: Recover Your Life, Renew Your Energy, Restore Your Sanity".

 BACA JUGA: Sebagai Mahasiswa, Sejauh Mana Kita Harus Berkontribusi untuk Menghadapi Pemilu 2024 Ini?

1. Istirahat Fisik

The first rest we need as humans is physical rest. Istirahat fisik bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi tubuh dan mencegah kelelahan berlebihan. Istirahat ini melibatkan pengurangan atau penghentian aktivitas fisik yang berlebihan, sehingga memberikan kesempatan bagi otot, sendi, dan sistem tubuh lainnya untuk pulih.

Ada 2 tipe istirahat fisik, yaitu pasif dan aktif.

Istirahat fisik pasif berarti memberikan kesempatan bagi tubuh untuk pulih tanpa melakukan aktivitas yang memerlukan banyak tenaga, seperti tidur, berbaring santai, duduk tanpa melakukan aktivitas fisik yang intens, seperti menonton TV atau membaca buku. Sedangkan istirahat fisik aktif melibatkan aktivitas ringan yang dapat memulihkan tubuh dan meredakan ketegangan, seperti yoga, pijat refleksi, stretching, atau jalan santai.

2. Istirahat Mental

Orang yang mentalnya lelah cenderung punya banyak pikiran di otak, maka dari itu diperlukan istirahat mental. Istirahat mental bertujuan mengurangi beban pikiran, meningkatkan fokus, dan meningkatkan kesejahteraan emosional.

Melakukan istirahat mental bisa melalui berbagai cara, termasuk meditasi untuk menciptakan ketenangan batin, menulis jurnal untuk membersihkan pikiran, latihan pernapasan dalam untuk membantu menenangkan sistem saraf, membuat to do list pekerjaan supaya tidak kewalahan, atau bisa juga dengan melakukan hal-hal sederhana, seperti menikmati secangkir teh atau kopi sambil menghirup udara segar.

Dengan rutin memberi jeda pada otak untuk beristirahat, kita akan lebih mudah berkonsentrasi dan melihat kehidupan dengan lebih jernih objektif.

3. Istirahat Sensorik

Apapun yang terjadi di sekitar kita, secara tidak sadar akan direspon oleh tubuh dan alam bawah sadar kita. Oleh karena itu, istirahat sensorik ini diperlukan supaya tidak memicu stres dan menyebabkan sensory overload syndrome.

Istirahat sensorik berkaitan dengan stimulus lingkungan, karena penyebabnya berasal dari luar diri kita. Bisa dari paparan layar laptop atau handphone, bunyi notifikasi WhatsApp atau E-mail, percakapan dengan orang lain, bisingnya suara lalu lintas, dan lain sebagainya.

Kita bisa sejenak menjauh dari lingkungan atau hal-hal yang menjadi pemicunya supaya stimulus sensorik kita bisa beristirahat. Batasi penggunaan ponsel atau laptop untuk mengurangi rangsangan visual, pastikan juga untuk tidur teratur dan cukup agar merasa damai dan tenang.

4. Istirahat Emosional

Setiap kali kita merasa sedang tidak baik-baik saja, kita seringkali memilih untuk menyembunyikan emosi dan perasaan tersebut dari orang lain. Namun, jika terus menerus berpura-pura kuat dan baik-baik saja seperti itu, lama kelamaan kita bisa mati rasa, lho.

Supaya hal itu tidak terjadi, penting untuk kita melakukan istirahat emosional. Istirahat ini memberi ruang untuk kita menjadi diri sendiri dan menerima perasaan yang sedang kita rasakan.

Oleh karena itu, cobalah untuk jujur terhadap perasaan dan emosi kita sendiri, karena hal itu juga tidak kalah penting. Kita bisa mencoba untuk ngobrol dengan orang terdekat atau orang yang kita percaya, bisa juga dengan mengekspresikan perasaan tersebut melalui tulisan dengan melakukan journalling.

BACA JUGA: Kemunculan AR dan VR yang Mengubah Wajah Belanja Online

5. Istirahat Sosial

Terlepas dari apakah kita introvert atau ekstrovert, semua orang pasti memiliki batas sosial atau "social battery". Ada saat-saat di mana interaksi sosial yang terus-menerus dapat menyebabkan kelelahan. Hal ini bisa terjadi karena orang lain mungkin telah menarik energi sosial kita. Mereka butuh didengarkan, ditanggapi, ditemani, dan lain sebagainya, sehingga lama kelamaan energi sosial kita pun habis.

Oleh karena itu, kita perlu yang namanya istirahat sosial. Memberikan waktu untuk diri sendiri tanpa bertemu orang lain dapat membantu mengembalikan energi yang telah terkuras akibat interaksi sosial yang berlebihan.

Selain itu, kita masih bisa kok melakukan istirahat sosial dengan bertemu orang, tetapi sebaiknya bertemulah dengan orang-orang yang tidak menyerap energi sosial kita, seperti pasangan, keluarga, atau sahabat.

6. Istirahat Kreatif

Kadang kita tidak sadar kalau kita membutuhkan istirahat kreatif karena merasa bahwa diri kita bukanlah orang yang kreatif. Sehingga, kita pun tidak pernah mencari cara untuk mengembalikan energi kreatif tersebut.

Istirahat kreatif tidak hanya relevan untuk pekerjaan di bidang seni atau kreatif secara langsung, tetapi juga berlaku untuk setiap bidang yang melibatkan brainstorming, pemecahan masalah, atau menemukan ide-ide baru.

Untuk bisa mengembalikan energi kreatif, kita bisa melakukan sesuatu yang menyegarkan pikiran, seperti membaca buku, menonton film, berjalan-jalan di taman, atau mendengarkan musik favorit. Dengan memberi diri sendiri waktu untuk istirahat kreatif, nantinya kita dapat kembali ke pekerjaan atau aktivitas kita dengan energi dan perspektif baru.

7. Istirahat Spiritual

Apakah kamu pernah merasa hidupmu hampa? Merasa kehilangan tujuan dan makna hidup? Jika pernah, mungkin yang kamu butuhkan adalah istirahat spiritual.

Istirahat spiritual merupakan aktivitas untuk menemukan kembali makna dalam hidup dan mengembalikan perasaan belonging. Melakukan istirahat spiritual membantu kita untuk hadir seutuhnya dan memahami nilai-nilai yang mendasari keputusan serta tindakan kita. Dengan begitu, kita dapat lebih mengetahui tujuan hidup kita dan membentuk pandangan yang lebih bermakna tentang eksistensi kita.

Istirahat spiritual dapat dilakukan melalui meditasi, refleksi, dan kegiatan lain yang bisa mengembalikan rasa belonging.

Nah, itulah 7 jenis istirahat yang kita butuhkan. Jadi, tidak hanya tidur dan pergi liburan saja, ya. Kenali penyebab dari lelahmu dan cobalah untuk melakukan beberapa aktivitas yang bisa membantu mengatasi rasa lelah tersebut.

Kita adalah manusia, bukan robot. Melakukan sesuatu terus-menerus tanpa istirahat tentu tidak baik untuk kesehatan fisik, mental, dan jiwa kita.

Oleh karena itu, it's okay jika ingin istirahat dari kehidupan yang hectic ini. Take your time!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Anggia Khofifah P