Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Fitri Handayani
Ilustrasi alat masak (Pexels/Ksenia Chernaya)

Para ibu seringkali tidak tahan dengan barang dapur yang lucu-lucu. Sekali datang ke supermarket atau sekedar scroll platform online shop, mereka tidak luput membeli peralatan dapur yang menarik perhatiannya. Banyak produk yang didesain satu set atau bundle, ditambah iming-iming 'lebih hemat' semakin dicari.

Sebenarnya, apa sih bundle things trap itu? Bundle things trap adalah jebakan yang sering dilakukan oleh pembeli yang terpengaruh iming-iming lebih murah. Faktanya, jika tidak menganalisa sesuai kebutuhan, yang terjadi adalah barang satu set tersebut hanya memenuhi kabinet dapur saja. 

Contoh barang bundle set yaitu cooking wares, per-sendok-an, mpasi set, bundle tas anak, sampai makeup set. Sedikit dari kita yang menggunakan semua set itu. "Beli set mpasi. Ya ampun sangat2 menyesal sekali," tulis netizen @pi0wina di akun Instagram lyfewithless.

Bisa dibilang bundle set adalah teknik marketing yang menargetkan ibu-ibu agar melakukan pembelian produk mereka. Padahal, gak semua orang butuh produk satu set, hanya orang-orang dengan kebutuhan tertentu. Ternyata, teknik marketing itu berhasil mengecoh kaum wanita.

Mereka merasa membeli satu set produk panci yang terdiri dari 6 pieces itu seperti "Sekalian deh beli satu set" atau "Kayaknya lebih murah ya" atau "Dibeli aja deh, nanti pasti butuh". Ada hal lain yang mereka lupa perhatikan yaitu kebutuhan dan kegunaannya.

Coba tanyakan hal ini kepada diri sendiri sebelum memutuskan membeli barang bundle.

  1. Apakah saya benar-benar akan menggunakan semua produknya? Ataukah hanya butuh satu produk?
  2. Apakah tersedia tempat untuk satu set produk itu?
  3. Saya butuh satu set produk itu, apa yang harus saya lakukan?

Jika sudah terlanjur punya beberapa set produk, ini yang mesti dilakukan:

  • Pilah dan pilih. Memilah barang yang dipakai dan tidak terpakai. Jangan libatkan hati karena akan merasa sayang, sadarilah bahwa kamu sudah tidak memerlukan barang itu lagi.
  • Tawarkan atau jual. Jangan langsung dibuang. Coba tawarkan kepada orang terdekat. Jika tidak ada yang mau mengadopsi, boleh dijual.
  • Tanamkan mindset one thing in, one thing out. Jika kamu membeli satu barang, maka keluarkan barang lama. Hal ini bertujuan untuk mengontrol barang agar tidak berlebihan.
    Yuk merubah kebiasaan demi terciptanya rumah yang lega tanpa barang berlebih. Siap dijadikan resolusi tahun depan?

Fitri Handayani