Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Hazimah Azzahra
Pasangan romantis (Pexels/Tri M. Nguyen)

Dalam era media sosial yang penuh dengan pembicaraan tentang "Perempuan Tidak Memandang Fisik". Kemudian banyak pendapat bermunculan mengenai peran penampilan fisik dalam hubungan. Banyak yang percaya bahwa fisik hanya mempengaruhi pada tingkat "interest" atau ketertarikan awal, sementara  hubungan yang mendalam justru didasarkan pada faktor-faktor emosional dan psikologis yang lebih dalam yang membentuk cinta itu sendiri.

Perempuan merupakan mahluk kompleks dengan emosional mendalam yang lebih dominan dalam menjalani hubungan. Menurut Teori Triangular Love oleh Robert J. Sternberg memberikan pandangan yang menarik tentang sifat cinta yang melampaui sekadar penampilan fisik.

Menurut teori ini, cinta adalah kombinasi dari tiga unsur utama yang saling terkait, yaitu intimacy (kedekatan), passion (gairah), dan commitment (komitmen). Fenomena ini tentunya menyoroti esensi makna cinta yang lebih kompleks. Berikut ini akan membahas kedalaman hubungan melalui lensa psikologi yang dikaitkan dengan pengalaman perempuan dalam percintaan.

1. Intimacy (Kedekatan)

Intimacy dalam konteks cinta merujuk pada kedalaman emosional dan koneksi jiwa antara dua individu dalam sebuah hubungan. Bagi perempuan, kehadiran kedekatan yang kuat dalam hubungan sangat penting. Perempuan mengutamakan  rasa saling mengerti, kepercayaan yang mendalam, dan kemampuan untuk berbagi cerita secara emosional tanpa ada rasa takut atau penghakiman dari pihak pasangan. Kedekatan ini membentuk alasan  yang kuat untuk membangun hubungan yang serius dan memiliki arti.

Sebagai bentuk nyata, lelaki yang dapat mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap cerita perempuan, berbagi cerita terkait aktivitas sehari- hari, saling mendukung secara emosional dan adanya keterbukaan justru akan membuat perempuan merasa menjadi satu- satunya di dunia.

Maka dari itu, perempuan cenderung mencari pasangan yang dapat mereka percayai sepenuhnya dan  mengarah pada mendukung untuk tumbuh dan berjuang  bersama. Bagi perempuan,  hubungan bukan hanya perihal fisik semata, namun kemampuan pasangan dalam membangun kedekatan  menjadi daya tarik dalam memulai atau membangun hubungan.

2. Passion (Hasrat)

Passion dalam cinta meliputi daya tarik pasangan atau keinginan dengan emosional mendalam terhadap pasangan.  Namun, menurut teori Triangular Love, passion tidak cukup untuk mendefinisikan cinta yang sejati. Perempuan menghargai hasrat yang tulus dan menyentuh hatinya. Biasanya perempuan lebih fokus terhadap pembuktian pasangan yang menunjukkan keinginan atau hasrat laki- laki untuk membangun sebuah hubungan yang serius.

Hasrat ini bisa dalam bentuk laki- laki mengekspresikan kasih sayangnya terhadap perempuan. Misalnya, memberikan pujian, menyatakan kalimat cinta yang merujuk kasih sayang, atau mengirim teks panjang berisi afirmasi positif. Di kondisi yang lain, laki- laki biasanya menunjukkan usahanya untuk mengupayakan yang terbaik untuk perempuan, memberi hadiah, menjemput dan menemani setiap perempuan pergi, atau meluangkan waktu saat sibuk kerja. Perempuan menilai laki- laki dari apa yang tampak dan dirasakannya untuk mempertahankan sebuah hubungan.

3. Commitment (Komitmen)

Komitmen  untuk mempertahankan hubungan dalam jangka panjang dan bersedia untuk berinvestasi secara emosional, waktu, dan energi biasanya selalu menjadi pertimbangan untuk memulai hubungan. Bagi perempuan, komitmen yang kuat menunjukkan keseriusan dan keterikatan yang tulus dalam hubungan. Sebab, biasanya perempuan akan mengupayakan semuanya di dalam hubungan untuk bertahan lama.

Perempuan mencari pasangan yang siap untuk membangun masa depan bersama, mengatasi tantangan bersama-sama, dan bertumbuh bersama dalam hubungan yang saling menghargai. Komitmen ini alasan dasar kepercayaan perempuan dan merasa kenyamanan yang diperlukan  cinta yang sejati perempuan.

Perempuan fokus dan tertarik pada laki- laki  yang memiliki rencana masa depan bersama, konsistensi  kesetiaan  dalam menghadapi tantangan dan perubahan dalam hubungan, kemampuan mengatasi atau menangani masalah dalam hubungan, dan kemampuan  yang menunjukkan komitmen kuat untuk mempertahankan hubungan.

Mengapa Perempuan Tidak Memandang Fisik dalam Mencintai?

Berdasarkan teori Triangular Love, perempuan menganggap cinta sejati bukan hanya  tentang fisik karena cinta yang serius  membutuhkan lebih dari sekadar penampilan luar. Hal ini melibatkan kedalaman emosional, keintiman yang tulus, dan komitmen yang tahan lama untuk membangun hubungan yang bermakna. Penampilan fisik dapat menjadi daya tarik awal, tetapi tidak menjadi faktor penentu utama dalam membangun cinta yang abadi.

Kesimpulannya,  teori Triangular Love oleh Robert J. Sternberg menggambarkan mengapa cinta sejati tidak hanya tentang fisik dari sudut pandang perempuan. Cinta yang mendalam dan bermakna melibatkan kedekatan emosional yang kuat, hasrat mencintai yang tulus, dan komitmen yang tahan lama untuk membangun hubungan yang saling mendukung dan berarti. 

Hazimah Azzahra