Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Chrisanta Ophelia
Kerajinan Tangan Omah Pandam (Dok. Pribadi/Chrisanta)

YOGYAKARTA - Daun pandan yang selama ini kita pahami sebagai bahan dapur untuk memberi aroma harum pada masakan, kini mendapatkan peran baru yang sangat unik dan tak kalah istimewa. Di bawah pengolahan Omah Pandam, daun pandan berhasil disulap menjadi fashion elegan bernilai tinggi.  Mulai dari tas, dompet, hingga printilan rumah tangga. Produk ini bukan hanya mengutamakan keindahan mata, tetapi juga membawa pesan berkelanjutan dan cinta pada alam. 

Sebagai brand lokal di Yogyakarta, Omah Pandam mengambil Inspirasi dari kearifan lokal dan menggabungkannya dengan desain modern. Produk yang dihasilkan mampu memadukan fungsi dan estetika yang membuat keunikan tersendiri dalam setiap karyanya.

“Omah Pandam ini ingin menunjukkan bahwa daun pandan bukan hanya dapat kita nikmati dari olahan makanan, namun juga dari kerajinan tangan terutama dari Mbah Mukinem sebagai pengrajin desa pandan dengan kreativitas kekinian,” ujar General Manager PT. Pandam Adiwastra Janaloka, Miriam Veronica, Senin (25/11/2024). 

Fashion yang terlihat elegan biasanya identik dengan bahan yang mewah dan premium. Omah Pandam hadir dengan inovasi yang unik mengubah sudut pandang elegan dengan menciptakan produk berkualitas tinggi yang memancarkan keanggunan dan keunikan dari daun pandan. 

Mengusung konsep ramah lingkungan, Omah Pandam membuktikan bahwa kekayaan alam lokal dapat menjadi motivasi untuk menciptakan fashion yang elegan dan berkelanjutan. 

Namun, di balik keberhasilan ini ada tantangan besar yang harus dihadapi oleh Omah Pandan, yakni ketidakadaan pelestarian daun pandan sebagai bahan baku utama.

Tidak seperti tanaman lain yang sudah dibudidayakan secara luas membuat Omah Pandam harus bekerja keras dalam mendapatkan pasokan daun pandan berkualitas. Daun pandan memang tumbuh liar di beberapa daerah, namun eksploitasi tanpa pengolahan yang baik dapat mengancam keberadaan daun pandan di masa yang akan datang. 

Dalam wawancara yang dilakukan, Omah Pandam sendiri sadar akan sistem keberlanjutan yang diciptakan dalam produk olahan pandan tidak hanya bergantung pada inovasi, tetapi juga pada pelestarian bahan baku yang dimana ketika bahan baku habis, maka masa depan produk olahan pandan juga terancam.

Dikutip dari desakekeran.badungkab.go.id , dari penanaman bibit hingga masa panen pandan memerlukan waktu kurang lebih 10 bulan. Hal ini membuat Omah Pandam harus lebih ekstra memikirkan keberlanjutan pertani tumbuhan daun pandan untuk mendapatkan pasokan daun yang berkualitas. 

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Chrisanta Ophelia

Baca Juga