Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Budi Prathama
Ilustrasi bermedia sosial. (Pixabay/Erick_Lucatero)

Di dunia serba digital hari ini, akun media sosial membuat kamu terhubung dengan keluarga, sahabat, maupun orang-orang yang tak dikenal di dunia nyata.

Namun, bukan rahasia lagi dengan merebaknya pengguna media sosial, justru seringkali ada pengguna malah menjadi target sasaran kejahatan siber.

Akun mereka bisa saja diretas dan disusupi. Tentu saja kondisi ini sangat mengkhawatirkan jika data-data media sosial pengguna jatuh ke tangan orang yang tak bertanggung jawab.

Cara terbaik untuk melindungi akun media sosial tentunya dengan sigap mengikuti protokol keamanan siber terbaru.

Nah, untuk mengatasi hal tersebut, ada cara untuk mengatur protokol keamanan demi menjaga akun supaya tidak menjadi target kejahatan siber di dunia maya. Berikut caranya yang dilansir dari berbagai sumber.

1. Memakai kata sandi unik

Ketika internet masih baru, orang hanya perlu mengingat kata sandi mereka yang singkat untuk masuk ke akun mereka.

Namun saat ini kata sandi harus kuat, artinya wajib menggunakan huruf kapital, huruf kecil, angka, karakter khusus, dan harus memenuhi panjang tertentu.

Lagi-lagi bukan rahasia lagi kalau banyak orang menggunakan kata sandinya untuk beberapa login.

Parahnya, jika kata sandi yang digunakan relatif sama untuk setiap login.

Walaupun dimodifikasi, idenya hanya berkutat di sekitaran itu saja.

Sering kali, jawaban atas petunjuk kata sandi selalu digunakan yang relatif sama, misalnya petunjuk kata sandi 'Siapa Nama Hewan Peliharaan?'.

Jawaban tersebut terkadang bisa ditelusuri melalui postingan kamu atau keluarga.

Untuk itu, ada baiknya menggunakan pembuat kata sandi seperti Google dan LastPass yang sama-sama menggunakan alat untuk mempermudahnya.

Intinya, jangan memudahkan pelaku untuk mengakses data kamu.

Jangan menuliskan kata sandi di catatan Post-it atau di buku catatan meja, terutama di kantor (ruang publik) atau menggunakan komputer bersama.

2. Berhenti membagikan informasi pribadi di postingan

Petunjuk kata sandi berbahaya digunakan karena terlalu mudah bagi pelaku kejahatan menemukan informasi pribadi tentang kamu dan mencari tahu jawaban atas petunjuk tersebut.

Faktanya, generasi Alpha menghadapi potensi krisis pencurian identitas di masa depan.

Hal tersebut akibat ulah orang tua yang memposting informasi anak mereka sejak kecil secara detail di media sosial.

Ketika anak itu bertambah besar, ada kemungkinan identitas anak dalam bahaya karena semua detail hidup mereka ada dalam media sosial sejak bertahun-tahun.

3. Luangkan waktu sebentar untuk mengaktifkan 2FA

Dalam hal menjaga keamanan akun, 2FA juga dikenal autentikasi multifaktor adalah cara termudah yang memastikan bahwa kamu satu-satunya yang dapat mengakses akun tersebut.

Setiap platform media sosial memiliki opsi yang berbeda dalam hal keamanan data dan privasi akun.

Kamu bisa melihat opsi yang dimiliki aplikasi tersebut dengan membuka pengaturan akun.

4. Pantau aktivitas akun

Ketika berada di pengaturan Keamanan untuk membuat 2FA, kamu juga harus melihat aktivitas login dan mengakhiri bagi yang kamu tidak kenal.

Faktanya, jika ingin melihat sesi yang tidak dikenali, maka harus memperbarui kata sandi.

Periksa aktivitas login kamu secara teratur untuk memastikan tidak ada yang tersembunyi di akun.

Ikuti cara tersebut untuk memastikan keamanan data akun media sosial kamu, terlebih dapat mencegah dari pengaruh serangan siber yang tidak bertanggung jawab.

Budi Prathama