Nongkrong di kafe sudah jadi gaya hidup yang nggak asing buat generasi sekarang. Entah itu buat nugas, meeting santai, atau sekadar ngobrol sama teman sambil nyeruput kopi, suasana kafe memang punya daya tariknya sendiri.
Tapi di balik kenyamanan itu, pernah nggak kita berpikir, seberapa ramah lingkungan tempat yang kita datangi? Apakah kafe itu mendukung keberlanjutan? Atau justru menghasilkan limbah makanan, plastik, dan energi dalam jumlah besar? Yuk kenalan sama konsep earth-friendly cafe hopping, nongkrong yang tetap seru, tapi lebih sadar lingkungan.
Isu Besar Limbah Makanan
Data dari World Resources Institute (WRI) dan United Nations Environment Programme (UNEP), menunjukkan bahwa 8%-10% dari total emisi gas rumah kaca global berasal dari makanan yang akhirnya tidak dimakan (terbuang sia-sia). Ini termasuk limbah dari rumah tangga, restoran, hingga toko makanan.
World Resources Institute (WRI) juga mengungkapkan, bahwa salah satu alasan umum terjadinya pemborosan makanan adalah karena adanya manajemen makanan yang buruk. Artinya, ketika makanan yang udah dimasak akhirnya nggak dimakan dan dibuang, semua sumber daya yang digunakan mulai dari air, energi, sampai transportasi ikut terbuang sia-sia.
Bahkan, saat makanan membusuk di TPA, dia menghasilkan gas metana, gas rumah kaca yang lebih kuat dari karbon dioksida. Maka dari itu, pemilihan tempat makan yang lebih ramah lingkungan bisa jadi langkah kecil yang membawa dampak besar.
Earth-Friendly Cafe Hopping
Banyak anak muda yang sekarang lebih sadar dalam memilih kafe. Bukan cuma soal estetika buat Instagram, tapi juga soal nilai-nilai yang dijunjung tempat tersebut. Salah satunya adalah earth-friendly cafe.
Earth-friendly cafe adalah kafe yang menerapkan prinsip ramah lingkungan dalam operasionalnya. Mulai dari hal kecil seperti, mengurangi atau bahkan menghilangkan penggunaan plastik sekali pakai, menyediakan sedotan stainless, bambu, atau kertas, dan memberi diskon untuk pelanggan yang membawa tumbler sendiri,
Kita bisa mulai kebiasaan cafe hopping yang lebih earth-friendly dengan beberapa langkah kecil ini. Pertama, bawa tumbler sendiri kalau pesan minuman dingin atau kopi take away.
Saat bawa tumbler sendiri, kita nggak pakai gelas plastik, tutup plastik, dan sedotan sekali pakai yang ujung-ujungnya jadi sampah. Bayangkan kalau tiap hari kita jajan minuman dan nggak bawa tumbler. Pasti sampahnya numpuk banget kan?
Kedua, bisa tanya ke staf kafe apakah mereka punya kebijakan pengurangan limbah makanan. “Di sini ada sistem buat mengurangi limbah makanan nggak, Kak?”.
Pertanyaan simpel seperti ini bisa banget jadi awal dari kesadaran baik buat kamu, buat stafnya, bahkan buat pelanggan lain yang nguping. Bisa jadi ternyata mereka sudah punya kebijakan food waste.
Ketiga, dukung kafe yang terbuka soal praktek keberlanjutan mereka. Kafe yang punya komitmen pada lingkungan biasanya nggak malu-malu buat publikasi. Mereka akan nulis di menu, di Instagram, atau bahkan pas kita masuk langsung kelihatan dari pilihan sedotan, tempat sampah terpilah, sampai bahan-bahan lokal yang mereka gunakan.
Cafe hopping yang ramah lingkungan nggak hanya baik buat planet ini, tapi juga bikin kita lebih mindful. Kita belajar untuk lebih bijak dalam memilih konsumsi, menghargai usaha petani dan produsen lokal. Dan tentu saja, menikmati suasana kafe dengan perasaan lebih tenang karena tahu kita nggak cuma sekadar nongkrong tapi juga ikut merawat bumi.
Jadi, earth-friendly cafe hopping itu bukan tren yang kaku atau menyusahkan. Justru, ini cara seru buat tetap menikmati waktu santai sambil menunjukkan bahwa kita peduli. Karena perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil.
Siapa tahu, dari satu cangkir kopi yang kita nikmati hari ini, ada satu langkah kecil untuk bumi yang lebih baik di esok hari. Selamat Hari Bumi!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Biar Makin Fresh di Weekend, Sontek 4 Outfit Lucu ala Kim Hye Yoon!
-
Anak Hukum tapi Stylish? 5 Look Simpel tapi Classy ala Ryu Hye Young
-
3 Inspirasi Outfit Dokter Muda ala Choo Young Woo, Smart dan Professional!
-
Tutup Usia 78 Tahun: Apa yang Gen Z Pelajari dari Bangkrutnya Tupperware?
-
Strategi Kreatif Para Fans: Tenggelamkan Hate Comment dengan Resep Makanan
Artikel Terkait
-
Bangun Perisai Hijau di Pesisir Semarang, Alfamart Tanam 20.000 Mangrove di Hari Bumi 2025
-
DMC Dompet Dhuafa Luncurkan Program Sedekah Pohon untuk Peringati Hari Bumi
-
Hari Bumi 2025, Telkom Komitmen untuk Manfaatkan Energi Terbarukan demi Masa Depan Berkelanjutan
-
Narasi Angkringan di Yogyakarta yang Tenggelam oleh Kultur Cafe
-
Pariwisata Hijau: Ekonomi Sirkular untuk Masa Depan Bumi
Lifestyle
-
Keseruan Cooking Competition di UPH Media Gathering 2025
-
Minimalis Nan Elegan, Ini 4 Inspirasi Outfit Party Look dari Roh Jeong Eui
-
Gaya Basic Anti Boring! 4 OOTD Clean Style ala Kim Hyun Jin Buat Daily Look
-
5 Tips Menghadapi Seminar PPG dengan Lancar, Jangan Sampai Gagal
-
4 Inspo OOTD Casual dan Keren ala Jung Kyung Ho, Cocok Buat Weekend Look!
Terkini
-
Bergenre Horor, Warner Bros Bagikan Teaser Perdana Film Weapons
-
Bonus Demografi 2030: Mimpi Indah Gibran vs Derita Generasi Z Sekarang
-
3 Keuntungan Jika Timnas Indonesia Bisa Menaturalisasi Dean Zandbergen
-
Review Anime Mob Psycho 100 Season 3, Penutup yang Memuaskan dari Kisah Mob
-
Pantai Namalatu, Wisata Alam dengan Panorama Eksotis di Ambon