Scroll untuk membaca artikel
Bimo Aria Fundrika | Meyendah Lestari
ilustrasi hubungan situasional (pexels.com/William Fortunato)

Di era serba cepat, tak semua hubungan ditujukan untuk jangka panjang. Salah satunya adalah hubungan situasional,  hubungan yang terjalin karena kondisi atau kebutuhan tertentu, bukan komitmen.

Sebelum terlibat, pahami dulu plus-minusnya agar tak menyesal di kemudian hari. Baca artikel ini sampai selesai untuk tahu lebih lanjut. 

Sisi positif 1 : memberikan kamu kebebasan emosional

ilustrasi hubungan situasional (pexels.com/Luis Zambrano)

Salah satu kelebihan hubungan situasional adalah memberikan kamu ruang untuk menjaga emosi tetap stabil. Tidak ada tekanan dari komitmen jangka panjang yang membuatmu merasa terikat terus-menerus. Karena tidak ada tuntutan untuk selalu terhubung secara emosional, kamu bisa merasa lebih santai.

Kamu juga bebas mengekspresikan perasaanmu tanpa harus merasa bersalah. Hubungan seperti ini bisa membuat beban emosimu terasa lebih ringan. Kamu tidak perlu repot menyesuaikan diri dengan emosi orang lain setiap saat.

Kebebasan ini sangat bermanfaat, terutama jika kamu sedang berusaha pulih dari luka batin. Ini juga yang membantu saat kamu berada di masa pertumbuhan emosional pribadi.

Sisi positif 2 : hubungan ini memberimu tekanan yang lebih sedikit

ilustrasi hubungan situasional (pexels.com/William Fortunato)

Biasanya, tekanan sosial atau emosional sering muncul dalam hubungan yang serius. Tapi dalam hubungan situasional, tekanan itu bisa jauh lebih ringan. Dalam hubungan seperti ini, kamu tidak perlu repot bertemu keluarga pasangan.

Kamu juga tidak wajib membuat rencana jangka panjang bersama. Selain itu, kamu tidak harus selalu memenuhi ekspektasi pasangan, lho. Karena tekanannya lebih kecil, hubungan ini terasa lebih santai dan fleksibel.

Kondisi seperti ini membantu kalian menjalani hubungan dengan kepala dingin dan mengurangi potensi konflik. Bagi kamu yang sedang menyusun ulang prioritas hidup, hubungan ini bisa menjadi ruang yang sehat untuk berkembang tanpa merasa bersalah.

Sisi positif 3 : memberikan ruang untuk penyembuhan

ilustrasi hubungan situasional (pexels.com/Jonathan Borba)

Hubungan situasional bisa menjadi tempat aman bagi kamu yang sedang berusaha pulih dari luka emosional. Dalam hubungan seperti ini, tidak ada beban komitmen jangka panjang yang harus kamu pikul. Hal itu membuat kamu punya ruang untuk fokus pada pemulihan diri sendiri.

Kamu pun tidak perlu merasa harus selalu tampil sempurna di hadapan pasangan. Selain itu, hubungan situasional memberimu kesempatan untuk mengelola perasaan dengan lebih tenang. Tekanan yang biasanya muncul dalam hubungan serius bisa berkurang.

Dengan begitu, kamu dapat memahami dan mengolah emosi secara lebih sehat. Dalam hal ini, hubungan situasional dapat menjadi jembatan menuju pemulihan, bukan hanya sekadar pelarian.

Sisi negatif 1 : rentan menyebabkan luka emosional

ilustrasi hubungan situasional (pexels.com/RDNE Stock project)

Setelah membahas sisi positifnya, hubungan situasional juga punya sisi negatif. Salah satu sisi negatif dari hubungan ini adalah rasa sakit yang muncul ketika salah satu orang mulai berharap lebih. Jika perasaan kalian tidak seimbang, salah satu pihak bisa merasa terluka.

Rasa kecewa ini semakin terasa jika harapan yang diberikan tidak dibalas dengan perasaan yang sama. Akibatnya, hubungan yang awalnya terasa menyenangkan bisa berubah menjadi menyakitkan. Ketika tidak ada komitmen yang jelas, kekecewaan bisa datang tiba-tiba.

Tidak ada ruang untuk menuntut atau meminta pertanggungjawaban. Luka batin sering kali terasa lebih dalam karena hubungan tersebut tidak pernah diakui sepenuhnya. Pada akhirnya, rasa sakit itu bisa membuat kamu sulit untuk percaya lagi pada hubungan yang serupa.

Sisi negatif 2 : bisa sangat membingungkan dan tidak menentu

ilustrasi hubungan situasional (pexels.com/RDNE Stock project)

Hubungan situasional sering kali membuat status kalian tidak jelas. Kondisi ini bisa bikin kamu bingung, apalagi kalau kamu tipe orang yang butuh kepastian. Tanpa batasan yang tegas, kamu jadi tidak tahu harus bersikap seperti apa.

Akhirnya, kamu bisa merasa terjebak dalam situasi yang menguras energi dan emosimu. Kalau berlangsung terlalu lama, ketidakpastian ini bisa mengganggu kesehatan mentalmu, lho. Kamu mungkin jadi merasa cemas dan tidak tenang.

Oleh karena itu, hubungan yang tanpa arah juga berisiko membentuk pola interaksi yang tidak sehat. Pada akhirnya, semua ini membuat hubungan terasa terombang-ambing tanpa tujuan.

Sisi negatif 3 : menjadi penghambat untuk hubungan sejati

ilustrasi hubungan situasional (pexels.com/RDNE Stock project)

Jika kamu terlalu nyaman dalam hubungan situasional ini, kamu bisa saja terjebak tanpa sadar, lho. Kamu mungkin lupa bahwa tujuan utamamu adalah mencari pasangan yang benar-benar cocok untuk hubungan serius. Rasa nyaman ini sering membuat orang bertahan, meski hubungan tersebut tidak membawa kebahagiaan.

Akibatnya, kamu hanya berputar-putar di zona nyaman tanpa arah yang jelas. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menimbulkan rasa penyesalan. Waktu dan energi yang sudah kamu curahkan terasa sia-sia karena tidak menghasilkan hubungan yang berarti.

Makanya, sebelum terlalu jauh, kamu perlu ingat bahwa hubungan situasional seperti ini berisiko. Bisa saja hubungan ini tidak pernah berkembang menjadi hubungan yang nyata dan berkomitmen.

Hubungan situasional bukan sesuatu yang salah, selama kamu menjalaninya dengan kesadaran dan komunikasi yang sehat. Namun, penting untuk memahami lebih dalam mengenai hal positif dan negatifnya sebelum memutuskan untuk menjalaninya, ya. Karena setiap hubungan, sekecil apapun itu, akan selalu berdampak pada hatimu. 

Meyendah Lestari