Hayuning Ratri Hapsari | Akrima Amalia
Ilustrasi demo (Unsplash/FajarGrinanda)
Akrima Amalia

Demo bukan merupakan hal baru di negeri ini. Dari masa reformasi, isu buruh, sampai masalah-masalah sosial terbaru, jalanan sering jadi tempat rakyat menyuarakan pendapatnya. Belakangan, media sosial juga ramai membicarakan aksi-aksi demo yang digelar di berbagai daerah. Ada yang damai, ada pula yang berakhir ricuh.

Sebenarnya, demo itu sah dan dilindungi undang-undang. Menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak setiap warga negara. Tetapi terdapat satu hal yang terkadang terlupakan: keselamatan diri sendiri. Apa gunanya berteriak lantang kalau akhirnya harus pulang dengan luka? Apa artinya menyuarakan aspirasi kalau ujung-ujungnya kehilangan hal yang lebih berharga, yaitu nyawa?

Karena itu, mengikuti demo perlu persiapan, bukan sekadar semangat. Kita harus paham bagaimana menjaga diri, apa yang perlu dibawa, dan sikap apa yang sebaiknya dijaga. Demo yang baik bukan hanya menyampaikan aspirasi, tapi juga memastikan semua orang bisa kembali pulang dengan selamat.

Kenapa keamanan demo itu penting?

Ilustrasi demo (Unsplash/KoshuKunii)

Demo sering kali punya dua wajah. Di satu sisi, demo merupakan simbol keberanian masyarakat menyuarakan harapan. Di sisi lain, demo bisa menjadi rawan konflik. Kerumunan besar, isu yang sensitif, dan beragamnya emosi orang di lapangan bisa memicu hal-hal di luar dugaan.

Kita tentu masih ingat berita tentang bentrok antara massa dan aparat, gas air mata yang ditembakkan, atau kericuhan yang berujung kerusakan fasilitas umum. Semua itu sering kali bukan tujuan awal demo, tetapi bisa terjadi karena situasi di lapangan sulit dikendalikan.

Di sinilah pentingnya kita menyiapkan diri. Menjaga keselamatan bukan berarti takut atau pengecut. Justru dengan tetap aman, suara yang kita bawa bisa lebih panjang gaungnya. Bukankah tujuan utama demo adalah agar aspirasi didengar, bukan agar kita jatuh sakit atau celaka?

Persiapan sebelum mengikuti demo

Ilustrasi outfit demo (Unsplash/BarbaraBurgess)

Sama seperti perjalanan jauh, mengikuti demo juga membutuhkan persiapan. Beberapa hal ini terdengar sepele, tetapi bisa sangat membantu:

1. Jangan pergi sendirian

Demo adalah kegiatan massa. Kalau kamu datang sendiri, risiko tersesat atau kehilangan arah lebih besar. Lebih baik berangkat bersama teman, komunitas, atau kelompok yang memang sudah terorganisir. Minimal, beri tahu keluarga kamu ke mana dan dengan siapa akan ikut demo.

2. Bawa barang seperlunya

Kunci ikut demo itu sederhana: praktis. Jangan bawa barang berharga seperti perhiasan, laptop, atau kamera mahal. Cukup bawa air minum, masker cadangan, dompet kecil dengan uang secukupnya, powerbank, dan identitas diri. Kalau perlu, siapkan kacamata bening untuk melindungi mata dari debu atau gas.

3. Gunakan pakaian nyaman

Pakai baju simpel, longgar, dan sepatu tertutup. Hindari sandal atau sepatu hak tinggi karena demo bisa berlangsung lama dan mengharuskan banyak berjalan. Jangan lupa bawa jas hujan atau mantel tipis kalau cuaca tidak menentu.

4. Catat kontak darurat

Simpan nomor penting di ponsel: teman, keluarga, atau bantuan hukum. Tulis juga di selembar kertas dan masukkan ke dompet. Jika ponsel mati atau hilang, catatan itu bisa menjadi penyelamat.

5. Persiapkan kondisi tubuh

Demo membutuhkan energi. Jangan ikut demo dalam keadaan sakit, lapar, atau kurang tidur. Ingat, kerumunan besar bisa melelahkan, apalagi kalau demo berlangsung berjam-jam.

Tips menjaga keamanan saat demo

Ilustrasi demo (Unsplash/MikaBaumeister)

Setelah semua persiapan dilakukan, langkah berikutnya adalah menjaga diri di lapangan.

1. Kenali situasi lapangan

Begitu sampai, coba amati dulu. Di mana titik kumpul, di mana aparat berjaga, dan di mana ada jalur keluar. Mengetahui jalur evakuasi bisa sangat membantu kalau situasi tiba-tiba ricuh.

2. Jangan terpancing emosi

Demo memang penuh semangat. Ada teriakan, nyanyian, bahkan provokasi. Tetapi jangan mudah terbakar. Kalau ada yang melempar sesuatu atau mencoba membuat rusuh, jangan ikut-ikutan. Ingat, tujuan kita bukan bikin keributan, tapi menyampaikan aspirasi.

3. Hindari benda berbahaya

Jangan membawa benda tajam, botol kaca, atau barang yang bisa disalahgunakan. Selain berisiko, itu juga bisa dianggap sebagai upaya memicu kericuhan.

4. Bersikap sopan

Baik kepada sesama peserta maupun aparat. Tidak perlu menantang atau menghina. Demo yang damai justru lebih sulit dipatahkan karena pesannya lebih kuat dan lebih murni.

5. Segera menjauh jika ricuh

Kalau gas air mata ditembakkan atau situasi semakin panas, segera menjauh. Jangan terpaku ingin melihat atau merekam. Keselamatan jauh lebih penting.

Sikap mental yang perlu dijaga

Ilustrasi demo (Unsplash/ FajarGrinanda)

Mengikuti demo bukan hanya soal fisik, tetapi juga mental. Ada beberapa hal yang bisa jadi pegangan:

1. Fokus pada tujuan utama. Ingat lagi kenapa kamu ikut demo. Jangan sampai tujuan itu kabur hanya karena emosi sesaat.
2. Jaga solidaritas. Saling mengingatkan teman, saling melindungi, dan jangan meninggalkan siapa pun sendirian.
3. Tetap damai. Suara kita justru akan lebih kuat kalau disampaikan dengan tenang, jelas, dan terorganisir.

Demo damai, suara lebih didengar

Ilustrasi demo (Unsplash/Tobias)

Sejarah sudah membuktikan, demo yang damai lebih meninggalkan jejak. Banyak gerakan besar di dunia lahir dari aksi tanpa kekerasan. Justru di situlah kekuatan rakyat terlihat: suara yang tidak merusak, tapi tetap mengguncang hati yang mendengar.

Di era media sosial, demo yang tertib dan damai juga lebih mudah mendapat simpati publik. Sebaliknya, kericuhan hanya akan membuat pesan utama tenggelam, digantikan dengan berita soal bentrokan dan kerusakan.

Demo adalah salah satu cara kita ikut andil dalam membangun negara. Dengan turun ke jalan, kita menunjukkan kepedulian dan keberanian. Tapi jangan lupa, keberanian tidak harus diukur dari seberapa keras kita berteriak atau seberapa lama bertahan di tengah kericuhan.

Keberanian sejati adalah berani menyuarakan pendapat sekaligus menjaga diri dan orang lain tetap aman. Dengan persiapan matang, sikap yang bijak, dan komitmen pada kedamaian, demo bisa jadi wadah aspirasi yang benar-benar bermakna.

Karena pada akhirnya, suara kita hanya akan berarti kalau kita bisa pulang dengan selamat. Mari berdemo dengan cerdas, damai, dan penuh tanggung jawab!