M. Reza Sulaiman
ilustrasi melatih kucing, anabul. (freepik.com)

Kucing adalah makhluk yang penuh dengan teka-teki. Terkadang, ia bisa sangat manja, tapi di lain waktu, ia bisa jadi sangat cuek. Namun, di balik sifatnya yang misterius itu, ternyata kucing bisa dilatih. Bukan dengan bentakan atau semprotan air, melainkan dengan bahasa yang bisa mereka pahami: kesabaran, konsistensi, dan sedikit sogokan berupa cemilan favorit.

Melatih kucing bukan berarti menjinakkan jiwa bebasnya, tapi lebih ke arah mengajarkan cara berkomunikasi dua arah antara manusia dan kucing.

1. Pakai 'Clicker' dan Imbalan: 'Deal' Simpel antara Kamu dan Si Kucing

Clicker bukanlah alat sulap, tetapi bentuk "kesepakatan"-mu dengan si kucing. Setiap kali kamu menekan clicker, berikan ia camilan favoritnya. Lama-kelamaan, ia akan mengasosiasikan bunyi "klik" dengan sesuatu yang menyenangkan. Setelah itu, kamu bisa mulai mengajarkan perintah, misalnya "duduk". Ketika kucing berhasil duduk, langsung tekan clicker dan berikan hadiah.

Pro tip: Gunakan camilan khusus yang tidak ia makan setiap hari. Ini akan membuat motivasinya menjadi lebih tinggi.

2. Jangan Memaksa, Ikuti 'Mood' Si Bos Kecil

Kucing punya jadwalnya sendiri: waktu makan, tidur, dan eksplorasi. Latihan ideal bisa dilakukan saat ia sudah terjaga dan sedikit lapar, misalnya sebelum waktu makan.

Durasi latihan juga penting untuk diperhatikan. Sesi singkat selama 2–5 menit jauh lebih efektif dibandingkan memaksanya berlama-lama. Jika si kucing mulai kehilangan fokus atau terlihat bosan, lebih baik berhenti dulu.

3. Mulai dari yang Gampang Dulu

Jangan terburu-buru untuk meminta si kucing melakukan trik sulit seperti melompat atau berputar di hari pertama. Kamu bisa mulai dari trik yang paling sederhana, seperti "duduk" atau "tos".

Ulangi gerakan tersebut secara konsisten hingga kucing terbiasa. Pastikan juga semua orang di rumah memahami aturan mainnya agar si kucing tidak bingung.

4. No Hukuman! Cukup Alihkan Perhatiannya

Hukuman sama sekali tidak efektif untuk kucing. Hal ini justru bisa membuatnya stres dan jadi takut padamu. Jika kucing melakukan hal yang tidak diinginkan, misalnya mencakar sofa, lebih baik alihkan perhatiannya ke objek yang boleh untuk ia cakar, seperti scratching post atau mainannya.

5. Teknik 'Pelan-pelan tapi Pasti' (Desensitisasi)

Jika ada gangguan perilaku yang muncul pada si kucing, misalnya takut saat kukunya akan dipotong, di sinilah metode desensitisasi dan counterconditioning berguna.

Caranya adalah dengan memaparkan kucing secara perlahan pada objek yang ia takuti dalam level yang sangat ringan, sambil memberinya camilan agar asosiasinya berubah menjadi positif.

Misalnya, jika kucing takut saat kamu menyentuh kakinya, mulailah dengan hanya menyentuh bagian tubuh lain yang tidak sensitif, berikan hadiah, lalu secara bertahap pindah ke area kaki.

Jangan langsung loncat ke titik yang paling sensitif, karena hal tersebut hanya akan membuatnya tidak nyaman.

Melatih kucing adalah sebuah proses. Jangan berharap dengan hasil yang instan. Yang paling penting adalah menjadikan momen latihan ini sebagai hal yang menyenangkan bagi si kucing.

(Flovian Aiko)