M. Reza Sulaiman | Richa Apriyanto
ilustrasi resign (Pexels/Mikhail Nilov)
Richa Apriyanto

Setiap orang pasti membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, apalagi bagi mereka yang sudah berkeluarga. Tetapi, ada kalanya kita merasa perlu resign karena alasan tertentu. Di sisi lain, memutuskan untuk resign dari pekerjaan bukan merupakan keputusan yang bisa diambil secara gegabah.

Jika diputuskan hanya karena emosi sesaat dan tidak melihat dari berbagai sudut pandang, besar kemungkinan kamu akan menyesal di kemudian hari. Makanya jangan terburu-buru untuk memutuskan hal ini, tapi pikirkan dulu baik-baik. Ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil langkah ini. Di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Evaluasi alasan memutuskan resign

Ilustrasi sedang berpikir

Hal paling awal yang perlu dilakukan untuk menyikapi situasi seperti ini adalah dengan mengevaluasi alasan kenapa kamu ingin resign. Pertama-tama, pastikan bahwa alasan kamu untuk resign sudah dipertimbangkan matang-matang. Apakah masalahnya terkait dengan lingkungan kerja, tuntutan pekerjaan, atau faktor pribadi lainnya?

Dengan memahami alasan tersebut dengan baik, kamu bisa menemukan solusi dengan lebih efektif. Mungkin saja ada cara lain untuk mengatasi masalah yang dihadapi tanpa harus resign, seperti berbicara dengan atasan atau mencari dukungan dari tim. Ini penting dilakukan agar kamu tidak menyesal setelahnya.

2. Pertimbangkan dampak karier yang mungkin terjadi

Ilustrasi freelancer

Karena resign berarti keluar atau mengundurkan diri dari pekerjaan, artinya kamu akan kehilangan profesi atau jabatan yang selama kamu jalani. Jika kamu sampai kehilangan pekerjaan, hal ini akan berpengaruh secara langsung pada jalur kariermu. Maka renungan baik-baik bagaimana keputusan ini dapat mempengaruhi reputasi profesional kamu dan bagaimana peluang mendapatkan pekerjaan baru di masa depan.

Karena resign dapat berdampak langsung pada karier dan kehidupan profesional, maka pastinya hal ini akan mempengaruhi kehidupan finansial kamu juga. Jadi sebelum membuat keputusan, pertimbangkan kestabilan keuangan kamu dan pastikan memiliki rencana finansial yang matang untuk sementara waktu setelah resign.

3. Konsultasi dengan orang terpercaya

Ilustrasi mengobrol

Jika kamu masih bimbang dengan keputusan ini, jangan ragu untuk meminta pertimbangan dari orang lain. Diskusikan rencana resign dengan orang-orang yang kamu percayai, seperti keluarga atau teman dekat. Pendapat mereka pasti bisa memberikan sudut pandang baru atau pertimbangan yang tidak terpikirkan olehmu sebelumnya.

Khusus bagi kamu yang sudah menikah, berdiskusi dengan pasangan tentang masalah ini sangat penting dilakukan. Selain dapat membantumu menemukan solusi alternatif, pasangan juga dapat membantumu merasa lebih tenang. Hal ini juga untuk mengurangi risiko pertengkaran yang mungkin terjadi akibat keputusan sepihak yang kamu lakukan.

4. Buat rencana sesudah resign

Ilustrasi freelancer

Sebelum mengambil langkah terakhir, buatlah rencana jangka pendek dan panjang setelah resign. Hal ini termasuk mencari pekerjaan baru, meningkatkan keterampilan, atau mempertimbangkan untuk beristirahat sejenak sebelum kembali ke dunia kerja. Dengan merencanakan hal ini secara matang, kamu bisa memutuskan resign dengan hati yang lebih tenang.

Sering kali seseorang dibuat kecewa dan kehilangan arah tujuan karena resign. Ini terjadi karena mereka tidak memiliki rencana yang matang tentang apa yang akan dilakukan setelah mereka keluar dari pekerjaan.

Memutuskan untuk resign adalah keputusan yang serius dan sebaiknya tidak dilakukan secara tergesa-gesa. Dengan mempertimbangkan semua hal di atas, kamu dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dan meminimalkan risiko yang mungkin timbul dari keputusan ini. Yang paling penting, siapkan rencana ke depan setelah kamu tidak bekerja.