Scroll untuk membaca artikel
Madinah | Madinah
Jajanan di ruas jalan Asia Afrika.

Jejeran gerobak yang menjajakan berbagai jenis makanan sudah biasa menutupi bahu Jalan Asia Afrika setiap harinya. Sejak sore hari mereka selalu siaga menunggu pelanggan menyerbu dagangannya.

Lucunya, pembeli mereka adalah orang-orang berpakaian rapi. Seperti yang saya lihat ketika membeli minuman ringan di sana. Kadang pembeli lainnya memakai dress ataupun kemeja berdasi. Pemandangan seperti itu sudah tak asing lagi bagi yang sering melewati jalan di seberang Mall Senayan, Jakarta Selatan.

Kebanyakan yang makan di pinggir jalan adalah pekerja dari mall yang katanya diperuntukan warga Jakarta kelas A dan A+ itu. Barang yang dijual di dalam sana pun harganya jutaan rupiah bahkan hingga ratusan juta rupiah.

Tapi mirisnya, pekerja yang mencari penghasilan di dalam mall, seperti sales marketing dan pramuniaga berpenghasilan hanya sedikit lebih besar dari batas upah minimum regional yang besarnya Rp2,4 juta per bulan. Karena itu, tak heran kalau jajaran gerobak di pinggir jalan lebih laris ketimbang resto yang ada di dalam mall.

Makanan berharga mulai Rp10 ribu hingga Rp25 ribu tetap jadi pilihan mereka yang bergaji seadanya. Apalagi di deretan gerobak itu mereka bisa memilih aneka makanan mulai dari ketoprak, nasi goreng, sate padang, soto hingga gado-gado.

Bagi yang mau mencoba makan di sana, tak ada salahnya. Anda bisa merasakan nikmatnya makan di pinggir jalan ditemani oleh mas-mas dan juga mbak-mbak yang berdandan ala eksekutif muda ibukota.

Dikirim oleh Aldi, Jakarta

Anda memiliki foto atau cerita menarik? Silakan kirim ke email: yoursay@suara.com.

Array