Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Arief Arbenta
Strategi Mengelola Keuangan Rumah Tangga untuk Pasangan yang Baru Menikah

Pernikahan adalah persatuan dua insan yang saling mencintai dan saling mengasihi satu sama lain. Dalam memutuskan untuk menikah tentunya pasangan harus terlebih dahulu mengerti bahwa menikah bukan sekadar ingin memiliki keturunan, tetapi banyak aspek-aspek yang juga harus dipahami agar pernikahan tersebut menjadi kebaikan untuk semua. Salah satu aspek yang paling penting adalah pengelolaan keuangan rumah tangga.

Dalam mengelola keuangan rumah tangga tentu harus memperhitungkan banyak faktor seperti dana pendidikan anak di masa depan, asuransi kesehatan, dana investasi, tabungan hari tua, dan lain-lain. Pasangan muda yang baru menikah biasanya belum memikirkan hal ini, mereka masih berbahagia dengan pernikahannya, padahal apabila keuangan rumah tangga tidak direncanakan dengan matang dapat berakibat fatal.

Lalu bagaimana sih menyiasati agar keuangan rumah tangga kita selalu dalam kondisi ‘sehat’?

Pertama, jangan takut untuk membicarakan masalah keuangan rumah tangga dengan pasangan. Keuangan rumah tangga hanya dapat terealisasi dengan baik apabila pasangan dapat mengkomunikasikan apa yang menjadi kebutuhan pokok dan mana yang bukan kebutuhan.

Bagi istri yang tidak bekerja, hanya menunggu uang dari suami, cenderung takut untuk mengungkapkan bahwa uang untuk belanjanya tidak cukup. Sementara sang suami pun harus selalu menanyakan bagaimana keadaan uang belanja kepada sang istri, apakah cukup atau kurang.

Kedua, kita kalkulasikan juga penghasilan kita setiap bulannya, hal ini penting mengingat pengeluaran kita akan ditentukan oleh penghasilan yang kita dapatkan. Hitung saja penghasilan yang pasti kita dapatkan, kalau ada pemasukan tak terduga seperti upah lembur, bonus, dan sebagainya anggap saja tidak ada dan bisa dijadikan tambahan tabungan ketika diterima.

Ketiga, hitung belanja bulanan yang merupakan kebutuhan pokok. Biaya listrik, air, cicilan rumah, dan belanja dapur harus memiliki pos tersendiri yang nilai nya sudah dapat diperkirakan, lebih baik apabila nilainya tidak melebihi 40 persen dari total penghasilan bulanan kita. Jangan lupa bahwa belanja kebutuhan pokoknya nilainya biasanya akan berubah drastis setelah memiliki anak, sehingga setelah memiliki anak sebaiknya perencanaan keuangan disesuaikan dengan keadaan ya.

Keempat, siapkan dana untuk investasi, asuransi dan tabungan pendidikan. Sebaiknya kita memiliki 20-30 persen penghasilan yang kita gunakan untuk hal ini. Kita tidak pernah tahu kapan kita akan membutuhkannya, dana investasi pun setiap bulan bisa saja memberikan tambahan uang belanja dapur. Pilihan investasi yang sebaiknya dilakukan adalah investasi minim modal dan beresiko kecil seperti reksa dana dan tabungan emas.

Kelima, kurangi makan di restoran. Makan di luar mungkin memang lebih menggiurkan, tetapi biayanya tentu tidak sedikit, setidaknya biaya untuk makan di restoran setara dengan lima kali lipat biaya masak dirumah. Kemudahan dan promo yang ditawarkan oleh aplikasi ojek online pun terlihat menggiurkan kala kita ingin membeli makan melalui aplikasi tersebut.

Hal ini tentu tidak baik untuk kesehatan keuangan, maka makan dirumah adalah pilihan terbaik. Selain bahan makanan yang tentu kita pilih sendiri dengan baik dan rasanya pun tidak kalah dengan masakan di restoran.

Dan yang terakhir, jangan mudah tergiur dengan diskon dan promo. Bagi pasangan baru yang masih berusaha menata keuangan rumah tangganya, diskon dan promo adalah musuh terbesarnya. Merasa bahwa “selagi murah kenapa tidak?” adalah salah satu godaan terberat.

Terlebih dengan banyaknya toko online yang menawarkan diskon besar pada waktu-waktu tertentu seperti Hari Belanja Online Nasional. Ada baiknya selalu mendiskusikan dengan pasangan ketika ingin membeli barang yang sedang diskon, sehingga kita dapat menentukan apakah barang tersebut benar-benar kita butuhkan atau tidak.

Sebaiknya segala pengeluaran dan pemasukan selalu dicatat, meskipun nilainya hanya seribu rupiah, karena dengan begitu kita jadi bisa mengevaluasi apakah pengeluaran kita bulan ini sudah efektif dan efisien atau ada beberapa hal yang perlu dikurangi pengeluarannya.

Dengan demikian kita selalu dapat mengontrol keuangan rumah tangga kita dengan baik. Saling mengingatkan dengan pasangan agar dapat menahan diri untuk tidak melakukan pengeluaran yang kurang bermanfaat agar keuangan rumah tangga kita selalu ‘sehat’.

Oleh : Arief Arbenta, Mahasiswa DIV Politeknik Keuangan Negara STAN

Arief Arbenta

Baca Juga