Tri Apriyani
Ilustrasi vape (Shutterstock)

Setelah setahun lebih Legal, pengguna Vape di Indonesia telah mencapai lebih dari 1 juta orang. Dari banyaknya jiwa tersebut, mayoritas penggunanya berasal dari perokok aktif. Mereka memilih pindah ke Rokok Elektrik (VAPE) karena merasa lebih mudah & praktis.

VAPE atau biasa dikenal dengan Rokok Elektrik adalah salah satu jenis penghantar Nikotin Elektrik. Vape memiliki berbagai bentuk dan ukuran, tetapi terdapat tiga komponen utama yaitu Baterai, Elemen Panas, dan Tabung yang berisi cairan (Cartridge).

Beberapa orang mengatakan bahwa penggunaan Vape lebih aman daripada Rokok Tembakau. Akibatnya, banyak orang beralih karena percaya dapat menghindarinya dari risiko penyakit jantung dan kanker yang berhubungan dengan penggunaan Rokok Tembakau.

Dilansir dari hellosehat karena bahaya vape tersebut, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memberi peringatan kepada seluruh negara di dunia untuk melarang anak-anak, ibu hamil, dan wanita usia produktif untuk mengisap rokok elektrik. Bahaya dari Rokok Tembakau ialah asapnya, dan Rokok Elektrik tidak menghasilkan asap melainkan uap air (Liquid).

Sama seperti Rokok Tembakau, rokok elektrik juga mengandung Nikotin atau Zat Adiktif. Zat ini yang sebenarnya sangat membahayakan untuk tubuh manusia. Karena ketika Anda menggunakannya, Anda akan merasa ingin selalu memakainya lagi, dan dapat menimbulkan perasaan mudah marah, gelisah, dan cemas.

Nikotin ialah Cairan Vape (E-Liquid) dipanaskan oleh elemen pemanas dalam Vape kemudian menghasilkan uap air yang anda hisap. Dalam cairan rokok elektrik mengandung 3 komponen yaitu Glikol atau Gliserin yang berfungsi untuk memproduksi uap air.

Penelitian menunjukan bahwa menghirup propilen glikol dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan pada beberapa individu, Nikotin, ditemukan dalam konsentrasi yang berbeda-beda, antara 0-100 mg/ml dalam satu Rokok Elektrik, Penambah Rasa, seperti rasa coklat, vanilla, buah-buahan, dan lainnya, sehingga Perokok Elektrik dapat menikmati sensasi rasa tertentu dalam setiap hisapannya. Maka dari itu, Pengguna Rokok Elektrik lebih banyak tertarik karena banyak pilihan rasanya sesuai yang masing-masing pribadi inginkan.

Menurut detikhealth dalam Journal of American College of Cardiology, vape dengan berbagai perasa yang bahkan di dalamnya tanpa nikotin pun memicu disfungsi pembuluh darah yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung itu. Dua perasa yang paling berbahaya adalah rasa kayu manis dan mentol. Tetapi untuk secara keseluruhan sel-sel menunjukkan tanda-tanda kerusakan dan peradangan, kurang mampu membentuk pembuluh darah baru.

Terbukti banyak yang terjebak pada Vape karena perasa itu tersebut. Perasa ini sangat beracun, melebihi zat nikotin pada Rokok Tembakau.

Nyatanya Rokok Elektrik bukan menjadi pilihan yang tepat atau lebih sehat dibandingkan dengan Rokok Tembakau. Satu-satunya pilihan gaya hidup sehat yang sebaiknya Anda lakukan adalah Berhenti Merokok, apapun bentuknya.

Mari hidup sehat mulai dari sekarang, ya!

Pengirim: Finka Salsabilla Putri / Mahasiswi dari London School of Public Relations Jakarta
Email: finkasalsabillap@gmail.com