Sejauh ini, telah lahir banyak sekali brand atau bisnis start-up yang baru merintis, seperti di membuka toko untuk makanan dan minuman, jasa penjualan tiket liburan, teknologi atau aplikasi, fashion dan masih banyak lagi. Sebagai perusahaan bisnis start-up baru, alokasi dana yang dimiliki harus dikelola dengan baik, dari mulai penciptaan produk, pengembangan produk maupun sistem, operasional, dan yang tak kalah penting pemasaran.
Saat mendapatkan alokasi dana dari investor mungkin tidak akan menjadi hambatan dalam penyusunan anggaran. Namun, saat membangun bisnis start-up dengan dana pribadi, prioritas penggunaan dana akan sangat penting untuk dilakukan. Dalam marketing atau pemasaran untuk mengenalkan produk atau jasa, berbeda dengan yang dilakukan dengan produk biasa seperti penggunaan digital marketing atau influencer yang memerlukan dana yang tak kecil. Akan tetapi, terdapat strategi pemasaran yang dapat dilakukan yaitu berkolaborasi dengan micro-influencer. Dalam strategi marketing tersebut tentu tujuannya adalah mengenalkan produk, meningkatkan awareness dan menarik konsumen. Akan tetapi, micro-infulencer lebih terjangkau dan efisien dalam menyasar konsumen potensial.
Konsep micro-influencer tersebut sebenarnya sama dengan konsep pemasaran dengan influencer. Umumnya, influencer merupakan seseorang yang terkenal dan terpercaya serta memiliki banyak pengikut dalam media sosial untuk mempromosikan dan mengenalkan produk melalui content di media sosial mereka seperti selebritis, public figure, ataupun seorang pakar. Dalam pemasaran micro-influencer, brand atau produk bermitra dengan individu yang memiliki pengikut yang terbilang tidak banyak di media sosial (sekitar di bawah 100 ribu pengikut), berbeda dengan kategori macro-influencer (sekitar 100 ribu-1 juta pengikut) dan selebritis (lebih dari 1 juta follower).
Hal yang terpenting dari individu micro-influencer adalah mereka individu biasa dengan pengikut yang wajar namun seseorang yang memiliki passion, ketertarikan dan minat tertentu. Dapat berupa apa saja, mulai dari kecantikan, otomotif, bisnis, kesehatan, teknologi, travelling, makanan dan lainnya. Karenanya mereka lebih memiliki hubungan erat, setia dan dapat dipercaya dengan para pengikutnya.
Kemudian, apa yang membuat micro-influencer dapat dipertimbangkan oleh pemilik bisnis baru dalam strategi marketing untuk mencapai hasil yang efisien?
Mudah
Seorang micro-influencer biasanya mengelola akun media sosial mereka secara pribadi tanpa melibatkan orang lain ataupun manajer, sehingga akan lebih memudahkan pemilik bisnis dalam berkomunikasi dan bekerja sama dengan mereka. Berbeda dengan akun media sosial macro-influencer atau selibritis yang biasanya harus menghubungi manajer terlebih dahulu untuk dapat berkerja sama.
Terjangkau
Saat menggunakan influencer yang terkenal seperti selebritis atau artis, terkadang dikenakan biaya yang tinggi hanya untuk satu posting media sosial. Sebaliknya, micro-influencer mengenakan biaya yang lebih rendah untuk hanya sekedar posting promosi sebuah produk. Walaupun pemilik bisnis biasanya akan bekerja sama dengan lebih dari satu micro-influencer untuk memaksimalkan jangkauan, tetapi biaya untuk membayar 100 micro-influencer akan lebih rendah dibandingkan harus membayar satu selebritis terkenal. Bahkan untuk micro-influencer dengan pengikut yang lebih kecil, dapat dikompensasi dalam bentuk pemberian produk gratis sebagai balas jasa promosi.
Lebih Otentik
Micro-influencer juga seperti kita, membagikan apapun sesuai keinginan sendiri di media sosial. Mereka kemungkinan memposting konten mereka sendiri, membalas komentar, dan berperilaku lebih otentik daripada selebriti dengan manajer di media sosial. Jika micro-influencer terlibat dengan posting promosi di suatu media sosial, pengikut mereka mungkin lebih cenderung untuk mempelajari atau mencari informasi lebih lanjut tentang produk yang mereka posting di media sosial.
Tingkat Enggagement atau Keterlibatan yang Tinggi
Dengan micro-influencer, tingkat engagement atau keterlibatan pengikut mereka akan lebih tinggi karena hubungan yang mereka bangun dengan pengikut benar-benar murni dan asli atau tidak dibuat-buat. Selain itu, akan lebih banyak percakapan yang timbul melalui like, komentar atau pesan terutama karena mereka bersemangat dan berpengetahuan luas tentang minat atau bidang khusus mereka. Micro-influencer juga akan lebih responsf dalam menjawab ketika ada pengikutnya yang ingin menggali informasi mengenai produk yang di"endorse"nya.
Menarik Potensial Konsumen yang Spesifik
Ketika seorang pemilik bisnis fashion akan bermitra dengan seorang selebritis dengan jutaan pengikut di Instagram, selebritis tersebut memiliki pengikut yang banyak namun belum tentu semuanya tertarik dengan bidang fashion. Sebaliknya, jika produk fashion terhubung dengan 100 blogger fashion dengan 1.000 pengikut masing-masing, hal tersebut akan dapat lebih terhubung ke pengikut yang lebih kecil tetapi jauh lebih bertarget (segmented) dan spesifik karena pengikut micro-influencer memiliki basis dan demographic ketertarikan, keahlian dan minat yang sama dengan sang micro-influencer yang diikutinya.
Kreatif dan Inovatif
Seorang micro-influencer biasanya memiliki ide-ide segar dan kreatif yang dapat mempengaruhi para pengikutnya untuk membeli atau mencoba produk yang dipromosikan. Seorang micro-influencer biasanya memiliki ciri khas masing-masing dalam melakukan promosi. Sebagai contoh, micro-influencer biasanya memiliki seni fotografi yang dapat diandalkan sehingga akan memudahkan dalam menciptakan content iklan yang segar dan memberikan branding yang baik bagi suatu bisnis.
Lebih Meningkatkan Kepercayaan
Banyak konsumen yang akan lebih percaya pada rekomendasi dari orang lain daripada hanya melihat atau mendengarkan promosi dari suatu iklan. Micro-influencer juga akan mempromosikan produk yang sudah mereka sukai. Jadi bagi mereka, saat membagikan konten tentang suatu produk, mereka harus sudah memiliki produk atau pergi dan membelinya.
Akhirnya, micro-influencer adalah strategi marketing yang sangat efisien dari segi biaya, terutama untuk bisnis baru yang sedang berkembang yang ingin meningkatkan awareness dan mengenalkan produknya kepada pasar tetapi tidak dapat menginvestasikan anggaran yang besar.
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
-
5 Fungsi Banner dalam Aspek Marketing dan Branding
-
Buat Konten 30 Hari Nonstop? KazeeAI Solusi Otomatis Humas dan Marketing
-
Influencer Ini Umumkan Kematiannya Sendiri di Media Sosial usai Berjuang Lawan Kanker Langka
-
Tragis! 2 Influencer Tewas Tenggelam, Tolak Jaket Pelampung Demi Foto Sempurna
-
Kisah Tragis Influencer Brazil Ogah Pakai Pelampung demi Foto Epic di Kapal, Mayatnya Ditemukan Terdampar di Pantai
News
-
Sukses! Mahasiswa Amikom Yogyakarta Adakan Sosialisasi Pelatihan Desain Grafis
-
Bangun Minat Menulis, SMA Negeri 1 Purwakarta Undang Penulis Novel
-
Lestarikan Sastra, SMA Negeri 1 Purwakarta Gelar 10 Lomba Bulan Bahasa
-
Jakarta Doodle Fest Vol.2 Hadirkan Moonboy and His Starguide The Musical, dari Ilustrasi Seniman ke Panggung Teater
-
Dibalik Bingkai Gelar Festival Dokumenter Lumbung Sinema: Palaka Loka Sampada
Terkini
-
Sinopsis Citadel: Honey Bunny, Series Terbaru Varun Dhawan di Prime Video
-
4 Rekomendasi Film yang Dibintangi Dakota Fanning, Terbaru Ada The Watchers
-
EXO 'Monster': Pemberontakan dari Psikis Babak Belur yang Diselamatkan Cinta
-
Tayang 22 November, Ini 4 Pemain Utama Drama Korea When The Phone Rings
-
Comeback Memukau! VIVIZ Umbar Pesona dan Rasa Percaya Diri di Video Musik Lagu Baru 'Shhh!'