Wabah virus corona telah menjangkit banyak orang di Indonesia. Lebih dari 100 orang positif tepapar virus pada Januari-Februari 2020 . Hal ini membuat pemerintah menerapkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ.
Pembelajaran Jarak Jauh diterapkan pemerintah karena semakin bertambahnya korban terinfeksi virus corona. Sistem pembelajaran ini berlaku pada Maret 2020.
Sistem pembelajaran ini diberlakukan guna memutuskan rantai penyebaran virus corona. Pembelajaran Jarak Jauh ini diperuntukan mulai dari SD hingga Perguruan Tinggi.
Sistem yang digunakan adalah belajar di rumah dengan mengandalkan telepon genggam, laptop atau komputer, dan internet. Terdapat juga aplikasi untuk mendukung proses belajar mengajar, seperti ZOOM, Classroom, Hangout, hingga Whatsapp.
Melalui aplikasi tersebut, siswa dan guru akan saling berinteraksi melalui video dan chat atau mengirim pesan. Materi bisa diberikan dalam bentuk file, gambar, foto, bahkan pesan teks.
Beberapa mahasiswa mengaku kebingungan saat mengirim tugas. Tampilan aplikasi yang digunakan dalam proses mengajar masih kurang dimengerti khalayak umum.
“Belajar di rumah menurut saya masih kurang efektif dan nyaman. Saya kurang memahami apa yang dijelaskan oleh dosen. Ada beberapa kendala lain juga seperti akses internet,” ujar Marina Puji Nursanti, mahasiswi Universitas Mulawarman, Samarinda.
Selain itu, aplikasi yang digunakan untuk proses pembelajaran sangat boros internet. Keterbatasan ekonomi setiap individu juga berbeda. Beberapa mahasiswa mengeluhkan hal ini.
Saat ini, sistem pembelajaran jarak jauh masih diberlakukan hingga wabah virus corona berakhir. “Semoga pemerintah memberikan subsidi kuota internet agar mahasiswa tidak kesusahan lagi,” ujar Marina.
Beberapa orang tua mahasiswa juga mengeluhkan pembayaran UKT atau Uang Kuliah Tunggal. Berkurangnya pendapatan menjadi faktor utama. “Jangankan untuk bayar UKT, untuk makan saja kami kesusahan,” ujar Suyanto, pedagang mie ayam.
Beberapa orang tua mahasiswa meminta keringanan pembayaran UKT. Mereka mengatakan, setidaknya bisa mencicil dalam waktu lama atau penurunan UKT. Mereka juga berharap pemerintah memberikan bantuan pendidikan kepada mahasiswa setidaknya uang saku.
Sistem pembelajaran jarak jauh memang menjadi solusi untuk mengurangi proses penyebaran virus corona. Sudah 2 bulan sistem ini diterapkan sejak Maret-Mei 2020. Kegiatan UTS atau Ulangan Tengah Semester dilakukan di rumah.
Masyarakat berharap pandemi virus corona segera berakhir agar proses belajar mengajar kembali efektif. Walaupun sudah memakai teknologi, namun hal ini belum sempurna mengingat keterbatasan ekonomi dan pemahaman setiap siswa.
Oleh: Ade Amalia Choerunisa
Email: adeamaliach@gmail.com
Baca Juga
-
Intip 3 Ide Outfit Rok ala Song Hye Kyo, Cocok untuk Hijabers!
-
CERPEN: Cinta Mentoknya Miss Writer
-
Di Antara Keriput dan Gelombang: Nelayan Tua yang Tak Berhenti Membaca Laut
-
Paradoks Media Sosial: Semakin Terhubung, Semakin Merasa Kurang, Semakin Tertekan
-
Misteri Aroma Kembang Kantil yang Terus Mengikuti
Artikel Terkait
News
-
Di Antara Keriput dan Gelombang: Nelayan Tua yang Tak Berhenti Membaca Laut
-
Kamu Hobi Healing? Jusuf Hamka Ingatkan Pentingnya Menabung untuk Masa Tua
-
Pererat Hubungan Interpersonal, Mahasiswa Psikologi UNJA Gelar Program LINK
-
Jejak Karbon Digital Tersembunyi di Balik Setiap Email yang Anda Kirim
-
Belajar dari Laut dan Masyarakat Pesisir: Bertahan, Beradaptasi, dan Menjaga Batas
Terkini
-
Intip 3 Ide Outfit Rok ala Song Hye Kyo, Cocok untuk Hijabers!
-
CERPEN: Cinta Mentoknya Miss Writer
-
Paradoks Media Sosial: Semakin Terhubung, Semakin Merasa Kurang, Semakin Tertekan
-
Misteri Aroma Kembang Kantil yang Terus Mengikuti
-
Menjelang Petang, Bocah itu Melambai dan Tertawa ke Area Persawahan Sepi