Perlu adanya pengendalian daya rusak air dalam pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) yang salah satunya dengan membangun sabo dam. Berkaitan dengan itu, untuk mengurangi ketidakmampuan secara teknis dan meningkatkan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam pengelolaan sumber daya air terpadu (PSDAT) serta perencanaan teknis sabo dam, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengadakan dua pelatihan teknis sekaligus, yakni Pelatihan Perencanaan Teknis Sabo Dam dan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (PSDAT) di Yogyakarta, Selasa (11/8).
Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi SDA dan Permukiman, Ruhban Ruzziyatno, dalam sambutan pembukaan pelatihan melalui konferensi video, menjelaskan aliran sedimen selain mempunyai daya rusak yang besar, endapan materialnya juga menimbulkan masalah apabila mengendap di tempat yang tidak tepat. Sabo dam dalam hal ini dibangun untuk menangani masalah banjir lahar di daerah vulkanik, yaitu gunung Merapi, gunung Kelud, gunung Agung, gunung Semeru, dan gunung Galunggung. Sabo dam juga digunakan untuk menangani masalah erosi dan sedimentasi di daerah non-vulkanik.
Selanjutnya Ruhban menguraikan, pengelolaan SDA dilaksanakan secara terpadu (multisektor) menyeluruh (hulu hilir) kualitas-kualitas, instream, offstream, berkelanjutan (antar-generasi) berwawasan lingkungan (konservasi ekosistem) dengan wilayah sungai (satuan wilayah hidrologis) sebagai kesatuan pengolahan lahan.
Adapun Pengelolaan Sumber Daya Terpadu (PSDAT) adalah proses yang ditujukan untuk meningkatkan pengembangan dan pengelolaan air, lahan, dan sumber daya terkait secara terkoordinasi demi tercapainya kesejahteraan ekonomi dan sosial yang maksimum dengan cara yang adil dan secara mutlak mempertahankan keberlanjutan ekosistem yang vital.
Pelatihan yang dilaksanakan secara daring oleh Balai Pengembangan Kompetensi PUPR Wilayah V Yogyakarta tersebut untuk Pelatihan Perencanaan Teknis Sabo Dam diikuti sebanyak 25 peserta, sedangkan Pelatihan PSDAT diikuti 29 peserta. Pelatihan berlangsung selama delapan hari (11 s.d. 19 Agustus 2020) yang diakhiri dengan dan sertifikasi oleh Himpunan ahli Teknik Hidrologi Indonesia (HATHI). (Kompu BPSDM)
Baca Juga
-
Pentingnya Perubahan Pola Pikir melalui Manajemen Perubahan
-
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Harus Menjadi Instrumen Pembangunan
-
Politeknik PU Berbagi Pengetahuan tentang Aplikasi Sistem Modular
-
PNS Alih Tugas Harus Penuhi Standar Kompetensi Jabatan di Kementerian PUPR
-
Pelatihan Manajemen Penyediaan Rusun 2020 Penuhi Kebutuhan Rumah Layak Huni
Artikel Terkait
-
Syarat Mengajukan Rumah Subsidi Pemerintah, Luasnya Hanya 14 Meter?
-
Kebakaran LA: Kerugian Capai Rp2.200 T, Lampaui Anggaran Infrastruktur Prabowo!
-
KPK Tetapkan 2 Tersangka Kasus Pembangunan Shelter Tsunami Lombok Utara
-
Viral Dokter Koas Dipukuli, Harta Kekayaan Ayah Mahasiswa yang Diduga Penyebab Pemukulan Disorot
-
Dokter Koas di Palembang Dianaya, Diduga Perkara Anak Pejabat Kementerian PUPR
News
-
Cahaya Senja dan Kisah-Kisah Kehidupan di Pesisir Pantai Tanjung Tinggi
-
4 Rekomendasi Body Lotion Kolagen, Bikin Kulit Tetap Kenyal dan Glowing!
-
Side Hustle Idaman, Cara Cerdas Cari Penghasilan Tambahan untuk Gen Z
-
Komunitas Tukang Cukur Galang Donasi Lewat Jasa Cukur Berbayar Sukarela
-
TECNO SPARK 40 Resmi Rilis di Indonesia, Harganya Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Cantik Itu Luka: Mengapa Orang Rupawan Juga Bisa Jadi Korban Bullying?
-
Ulasan Buku "Brothers", Kenangan Kecil untuk Mendiang Sang Adik
-
Intip Sinopsis Film Timur yang Gaet Penjual Burger untuk Perankan Prabowo
-
Nasib Malang Perempuan Nelayan: Identitas Hukum yang Tak Pernah Diakui
-
Merantau: Jalan Sunyi yang Diam-Diam Menumbuhkan Kita