Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melaksanakan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) di Desa Dukuh Kecamatan Gondang kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Senin, 28/08/2020.
Berbicara tentang wabah yang sedang melanda yaitu virus covid-19 yang merebak di seluruh Indonesia, di mana dampak yang terjadi tidak hanya dari sisi kesehatan melainkan dari sisi ekonomi juga. Dampak ekonomi terbesar yang terasa adalah berhentinya roda ekonomi yang dimana sebagian besar masyarakatnya harus menjalankan usahanya dengan tatap muka secara langsung dengan pelanggannya.
Ditambah dengan adanya peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dimana masyarakat dihimbau untuk melakukan karantina kesehatan di rumah masing-masing agar memutus rantai penyebaran penyakit atau terkontaminasi dari virus yang tak terlihat ini.
Di sini para pengusaha baik skala besar maupun kecil, dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam kondisi virus covid-19 ini. Roda ekonomi yang terhentikan sementara, harus segera berjalan kembali demi menyambung kehidupan para pekerja. Dengan kecanggihan teknologi dewasa kini, semual hal dapat dilakukan dengan lebih mudah, terutama dalam melakukan jual beli.
Selain itu, kemudahan yang di dapat sekaligus mendukung peraturan pemerintah dalam melakukan social distancing dan karantina mandiri di rumah. Keuntungan dari penggunaan media sosial sendiri dalam bidang perdagangan di Indonesia sendiri sudah mulai merebak dan di kenali banyak kalangan.
Dengan situasai dan kondisi seperti ini, semakin banyak konsumen yang memilih untuk melakukan transaksinya secara online, akhirnya pengusaha juga harus mengejar konsumen agar usahanya tetap laku.
Tidak luput dari dampak covid-19, para pengusaha kerajinan besek di Desa Dukuh Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung juga sedikit mengalami sedikit kegoncangan dalam perekonomiannya karena pesanan besek dari konsumen yang rata-rata dari luar kota seperti Malang, Ponorogo, Blitar dan kota-kota sekitarnya menurun saat awal masuknya virus ini masuk ke Indonesia dan terjadi peraturan PSBB yang ditetapkan pemerintah saat itu.
Dengan segala tenaga dan pikiran, mereka tidak berhenti mencari ide untuk tetap mencari cara dalam melakukan penjualan besek. Meskipun harapan mereka seperti digantung, rata-rata ibu-ibu yang sebagian besar adalah pembuat kerajinan usaha besek ini tetap melakukan pekerjaannya menganyam besek dari bambu yang sudah di “ngerit” atau di tipiskan dari batang bambu dan diolah menjadi besek siap pakai yang biasanya dijadikan wadah ataupun packaging suatu produk.
Ditambah dengan adanya kecanggihan teknologi smarthphone yang sudah dikenal ibu-ibu desa Dukuh yang meskipun secara sederhana seperti penggunaan aplikasi whatsapp, yang biasanya hanya digunakan untuk sekedar untuk kirim pesan, kini digunakan dalam penjualan kerajinan usaha besek khas Tulungagung.
Pemesanan besek ini bermacam-macam, tidak monoton hanya dengan bentuk kotak dengan ukuran 18 dan 20 melainkan mengikuti sesuai pesanan dari konsumen.
Biasanya jika pesanan berasal dari toko online, hajatan maupun acara seperti pernikahan, modelnya bisa bermacam-macam bentuk hingga warna. Proses pembuatan wadah dari besek ini juga menyesuaiakan jumlah pesanan, rata-rata satu pengrajin dapat membuat 10-15 buah besek dari anyaman bambu per harinya.
Untuk pemesanan dalam jumlah banyak, customer harus menghubungi pengrajin jauh-jauh hari antara 3-6 bulan sebelumnya, karena selain antrian pesanan.
Kurangnya tenaga kerja yang andal dan terlatih dalam membuat besek dari anyaman bambu pun menjadi hambatan dalam memproduksi dalam jumlah yang banyak, sehingga diharapkan adanya pelatihan kerja yang berlanjut di daerah Desa Dukuh, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung agar dapat mengembangkan usaha besek khas Desa Dukuh.
Dengan itu, kami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang melakukan pendataan pengrajin besek di Desa Dukuh agar dapat dikelola lebih baik dan mudah dalam melakukan pemasaran untuk menjangkau pasar online dan juga untuk diadakannya pelatihan oleh pihak Desa Dukuh.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Vietnam Ubah Hukum Demi Pemain Naturalisasi: Ancaman untuk Timnas Indonesia?
-
Gubernur Bobby Nasution Imbau Kantor Pemerintah dan Swasta Putar Lagu Indonesia Raya Setiap Hari
-
Inovasi PNM Guncang Pasar: Orange Bonds Perdana untuk Kemajuan Perempuan Bangsa
-
Final Kahf IA-ITB Cup 2025 Dramatis, Kemenangan IAFI ITB Juara, Mini VAR Diimplementasikan
-
FORNAS VIII Digelar, Hidupkan Industri Olahraga Potensi Perputaran Uang Miliaran Rupiah
News
-
Gemakan #SuaraParaJuara Versimu! Ikuti Kompetisi Menulis AXIS Nation Cup 2025, Menangkan Hadiahnya!
-
Berkesan! Angga Fuja Widiana Ubah Momen Bagi Rapor Jadi Ajang Perenungan
-
Mahasiswa AMIKOM Yogyakarta Angkat Kisah Desa Wunut Klaten Lewat Dokumenter
-
Dari Kampus ke Desa: Langkah Awal Mahasiswa UMBY Lewat Pembekalan KKN 2025
-
Tari dan Diplomasi Akademik di Medan, Beginilah AP2TPI Disambut
Terkini
-
Targetkan Semifinal, Ternyata Malaysia adalah Tim Besar Paling Tak Beruntung di Piala AFF U-23
-
BabyMonster Usung Energi yang Pedas dan Berapi-api di Lagu Baru 'Hot Sauce'
-
Book Buying Ban: Ujian Terbesar Bagi Pecinta Buku di Era Banjir Diskon
-
Sontek 4 Daily Outfit Minimalis ala IU, Biar Gaya Makin Modis Setiap Hari
-
Super Junior Siap Tunjukkan Sisi Keseksian Dewasa di Lagu Terbaru Say Less