Tidak terasa, musim balap MotoGP 2020 tinggal tersisa tiga seri lagi. Meski begitu, persaingan gelar juara dunia belum usai. Jika melihat hitung-hitungan angka, beberapa pembalap yang berada di papan atas klasemen masih memiliki peluang untuk meraih gelar juara dunia. Mereka antara lain Joan Mir, Maverick Vinales dan Fabio Quartararo.
Musim balap 2020 kali ini terasa spesial. Selain persaingan ketat juara dunia, musim balap ini turut diwarnai oleh peristiwa yang mengagetkan, seperti juara yang hampir berganti-ganti di tiap race, bersinarnya pembalap rookie seperti Brad Binder dan Alex Marquez hingga absennya pembalap bintang Valentino Rossi dan Marc Marquez.
Bisa dibilang, musim balap kali ini merupakan salah satu yang paling seru dalam sejarah MotoGP. Mengapa? Selain banyaknya kejutan, kalian wajib tahu bahwa telah ada delapan pembalap yang berhasil menjadi juara dalam sebuah seri pada musim ini.
Hanya Fabio Quartararo dan Franco Morbideli yang sukses menjuarai lebih dari satu race. Sisanya, pembalap saling bergantian menjuarai seri balap musim ini. Namun demikian, baik Quartararo maupun Morbideli gagal memuncaki klasemen pembalap MotoGP.
Pemuncak klasemen malah diduduki oleh Joan Mir. Walau tak pernah menjuarai race, ia berhasil mengungguli raihan poin pembalap lainnya karena sering finish di posisi 5 besar, kecuali pada race di Jerez, Brno dan Le Mans.
Semua pembalap tidak punya konsistensi
Kalau melihat hasil balapan musim ini, mungkin kita bisa mengetahui bahwa ada sesuatu yang hilang di musim balap kali ini. Bukan Marc Marquez atau Valentino Rossi, MotoGP 2020 telah kehilangan konsistensi.
Ya, konsistensi menjadi sesuatu yang mahal di musim ini. Sehingga, setiap pembalap seolah punya kemampuan yang sama. Padahal, konsistensi merupakan sesuatu yang sangat membantu pembalap untuk meraih gelar juara dunia. Akibatnya, kita bisa melihat bagaimana para pembalap masih harus bersaing untuk meraih gelar juara hingga penghujung musim. Casey Stoner pernah berujar bahwa para pembalap di musim ini tidak memiliki konsistensi sehingga terkesan tampil angin-anginan di setiap seri. Meski MotoGP musim ini terlihat lebih sengit, namun hal tersebut disebabkan karena performa pembalap yang tidak konsisten.
Pendapat Stoner tersebut rupanya ‘disanggah’ oleh Fabio Quartararo. Menurut pembalap asal Prancis tersebut, musim balap kali ini terlihat seru karena kehadiran ban Michelin yang punya pengaruh besar terhadap grip dan performa pembalap. Terlepas dari faktor apapun yang membuat MotoGP musim ini tampil berbeda, tampaknya kita tidak boleh melewatkan tiga seri terakhir MotoGP di musim ini. Tentu saja kita berharap tiga seri terakhir mampu menyajikan pertarungan sengit tiap pembalap dan tak ketinggalan kejutan-kejutan baru yang membuat sisa musim akan berjalan sengit.
Akhirnya, selamat menikmati seri-seri akhir MotoGP!
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Jelang MotoGP Eropa 2020, Ini Dia Target yang Diinginkan Joan Mir
-
Pakai Mesin Ilegal, Yamaha Dihukum Pengurangan Poin MotoGP
-
Ubah Mesin Diam-diam, Yamaha Dihukum Pengurangan Poin MotoGP
-
Diduga Pakai Mesin Ilegal dalam MotoGP 2020, Yamaha Jalani Investigasi
-
Valentino Rossi Negatif COVID-19, Berpeluang Mengaspal di MotoGP Eropa
News
-
Dialog Suara.com x CORE Indonesia: Dampak Tarif AS Bagi Ekonomi Indonesia
-
Bangun Kesadaran Self-Compassion, Psikologi UNJA Adakan Lomba dan Seminar
-
Indahnya Berbagi! SMA Negeri 1 Purwakarta Laksanakan Program Beas Kaheman
-
Yogyakarta Kota Ketiga Tur SAMA SAMA: Kolaborasi Dere, Idgitaf, Kunto Aji, Sal Priadi, Tulus 2025
-
Redaksi Project: Inisiasi Tiga Wanita Menyemai Cinta Literasi di Bangka
Terkini
-
5 Film Korea Terbaru yang Rajai Box Office 2025, Wajib Masuk Watchlist!
-
3 Pemain Alumni Sea Games 2023 yang Masih Bisa Main di Sea Games 2025
-
Review Buku The Principles of Power: Tentang Menjadi Berpengaruh Tanpa Harus Berkuasa
-
Match Recap Malaysia Masters 2025 Day 2: 7 Wakil Indonesia Raih Kemenangan
-
Battlefield Labs Hadir: Uji Coba Gameplay Baru untuk Masa Depan Battlefield