Pada tahun 1997 terjadi sebuah bencana krisis ekonomi dia kawasan Asia, hal ini tentunya tidak terkecuali bagi Indonesia. Pada masa krisis ekonomi Indonesia merupakan salah satu negara yang paling terpukul, karena krisis ini tidak hanya berdampak pada kegiatan perekonomian saja melainkan juga berdampak pada aspek sistem politik dan keadaan sosial. Hal ini tentunya membuat Indonesia sangat kesulitan untuk keluar dari keadaan ini.
Walaupun banyak negara yang terdampar krisis ekonomi seperti negara Thailand, Malaysia dan Filipina yang merupakan anggota dari organisasi ASEAN namun mereka dapat mengatasinya dengan waktu lebih cepat hal ini terntunya sangat berbanding terbalik dengan Indonesia, di mana Indonesia baru bisa mulai mengatasinya pada 2001.
Indikasi krisis ekonomi ini dapat dilihat berdasarkan riel GDP di mana pada tahun 1990 hingga belum ada nya krisis menunjukkan rata-rata diatas 7% kemudian terjadi penurunan krisis ekonomi yang bersifat drastis hingga -137% pada tahun 1998 menjadi, kemudian menjadi -3% pada tahun 1999 dan menjadi 1% pada tahun 2000.
Lalu laju inflasi mengalami pembengkakan di mana pada awalnya 6,47% sebelum krisis menjadi 11,05% pada tahun 1977 lalu pada tahun 1998 menjadi 77,6% kemudian tahun 1999 menjadi 25% lalu pada tahun 2000 menjadi 15%. Selain itu bisa juga dilihat dari kurs rupiah terhadap dolar.
Di mana sebelum terjadi krisis nilai rupiah berada pada Rp 2.682/ dollar AS. Lalu pada tahun 2001 nilai tukar rupiah selalu berpekulasi hingga mencapai Rp 11.000 namun dalam APBN mematonya Rp7000 sehingga nilai tukar rupiah menjadi terdepresiasi lebih dari 300%.
Karena terjadi tekanan yang sangat kuat terhadap nilai tukar rupiah mengakibatkan depreisiasi yang memperburuk keadaan secara drastis. karena masalah krisis ekonomi ini maka Indonesia tentunya mencari bantuan berupa suntikan dana untuk memulihkan roda perekonomianya.
Kemudian yang menjadi solusi pada masa itu adalah melakukan kerja sama dengan Jepang, di mana pada masa itu Jepang menawarkan sebuah program resmi yang bernama Official Development Asistance (ODA) program ini merupakan sebuah pinjaman yang bersifat lunak yang di tujukan kepada negara-negara berkembang, dengan tujuan dapat membantu pembangunan ekonomi negara tersebut.
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang dimulai dengan ganti rugi untuk kerusakan-kerusakan yang ada akibat perang dunia II. di mana Jepang mejadikan ODA sebagai insturumen untuk membantu perekonomian negara-negara jajahannya.
Namun seiring perkembangan zaman dana ini beralih fungsi menjadi sumber dana untuk menunjang pembanguna ekonomi seperti pengadaan infrastruksur dalam sebuah negara. Sehingga dana ini sangat berperan penting dalam pembangunan infrastruktur Indonesia dan juga dalam bidang transpotasi.
Bantuan pinjaman dana Jepang melalui program ODA apabila dimanfaatkan sebaik mungkin maka besar kemungkinan akan dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Jika dana ini dialokasikan dalam proyek pembangunan prasarana ekonomi maka akan besar kemungkinan akan dapat mingkatkan perekonomian Indonesia dan dapat memberikan cahaya baru kepada para investor untuk melakukan investasi di Indonesia.
Jadi berdasarkan bantuan ODA Jepang atas Indonesia maka dapat mendorong roda perekonomian melalui investasi, dalam bukti nyatanya untuk meningkatkan kemajuan ekonomi Jepang memberikan bantuan investasi sebesar 1,234 Miliar dolar AS. Namun karena investasi di Indonesia kurang kondusif membuat para investor mengalami kerugian.
Lemahnya iklim investasi di Indonesia dipengaruhi oleh sarana pendukung seperti infrastruktur diantaranya pelabuhan dan tenaga listrik.
Terlepas dari semua itu Indonesia merupakan anak emas dari program ODA Jepang. Karena Jepang menganggap bahwa Indonesia merupakan negara penerima batuan pinjaman dana terpenting. Sehingga negara Indonesia dapat memanfaatkan bantuan ini dengan baik guna meningkatkan perekonomian negara Indonesia.
Berdasarkan kendala iklim investasi maka Jepang berkeinginan untuk memberikan bantuan ODA kepada Indonesia agar dapat memperbaiki kendala-kendala yang ada. Jadi pinjaman ini tidak hanya bertujun kepada penanaman modal melainkan untuk pembangunan ekonomi juga.
Artikel Terkait
-
Turis Jepang Kapok Berkunjung ke Kota Bogor Gegara Pengamen Marah-marah di Angkot
-
Pengakuan Jujur Thom Haye soal Kualitas Timnas Indonesia saat Dibantai Jepang: 30 Menit Pertama Bagus Tapi....
-
Kevin Diks Ketakutan Habis Cedera di Timnas Indonesia vs Jepang: Saya Sampai Lakukan...
-
Review Film River, Terjebak dalam Pusaran Waktu
-
Profil Febru Danar Surya, Ilustrator Bantul di Balik Koreografi Godzila Vs Gundala saat Lawan Jepang
News
-
Dari Kelas Berbagi, Kampung Halaman Bangkitkan Remaja Negeri
-
Yoursay Talk Unlocking New Opportunity: Tips dan Trik Lolos Beasiswa di Luar Negeri!
-
See To Wear 2024 Guncang Industri Fashion Lokal, Suguhkan Pengalaman Berbeda
-
Harumkan Indonesia! The Saint Angela Choir Bandung Juara Dunia World Choral Championship 2024
-
Usaha Pandam Adiwastra Janaloka Menjaga, Mengenalkan Batik Nitik Yogyakarta
Terkini
-
Janji Menguap Kampanye dan Masyarakat yang Tetap Mudah Percaya
-
Kehidupan Seru hingga Penuh Haru Para Driver Ojek Online dalam Webtoon Cao!
-
4 Rekomendasi OOTD Rora BABYMONSTER yang Wajib Kamu Sontek untuk Gaya Kekinian
-
Dituntut Selalu Sempurna, Rose BLACKPINK Ungkap Sulitnya Jadi Idol K-Pop
-
Ulasan Film The French Dispact: Menyelami Dunia Jurnalisme dengan Gaya Unik