Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Bustomi
Ilustrasi bank (Shutterstock)

Sebuah gagasan besar sedang terjadi di dunia perbankan. Hal ini karena akan ada sejarah baru dimana 3 Bank Syariah BUMN yaitu PT. Bank Mandiri Syariah, PT BNI Syariah dan PT Bank BRI Syariah sepakat untuk melakukan mergerisasi. Jika dilihat dari masing masing Bank Syariah tersebut, mereka memiliki keuanggulan masing masing. Apabila berhasil melakukan merger, Bank tersebut akan menjadi bank syariah terbesar di Indonesia. Tak hanya itu, Bank hasil merger nanti ditargetkan bisa masuk ke 10 Bank Syariah terbesar di dunia.

Dikutip dari ANTARA, Ekonom Universitas Padjadjaran Aldrin Herwany menilai merger bank syariah BUMN antara PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT BNI Syariah (BNIS) akan memberikan efek berganda atau multifer effect terhadap industri keuangan.

“Jadi kalau bank syariah ini bisa optimal, maka ini akan mempunyai multiplier effect. Asuransi syariah berkembang, dana pensiun berkembang, produk halal berkembang, dan seterusnya. Jadi efeknya sangat besar. Ini potensi, sangat-sangat potensi,” ujarnya dalam sebuah seminar daring di Jakarta, Senin (21/12).

Proses penggabungan dari tiga bank syariah tersebut masih terus berlanjut. Kemungkinan akan resmi di bulan februari 2021 nanti. Hanya menghitung beberapa bulan tentu kita akan melihat sejauh mana perubahan yang akan diberikan oleh penggabungan bank tersebut terhadap perekonomian masyarakat. Pasalnya asset yang akan dimiliki oleh bank ini mencapai Rp 214,6 triliun, tentu ini bisa dikategorikan sebagai bank yang memiliki asset sangat besar. Untuk nama bank dari hasil merger tersebut yaitu Bank Syariah Indonesia.

Bergabungnya bank syariah harus dipastikan juga bergabungnya keunggulan dari masing masing bank syariah. Dikutip dari Republika.co.id Pengamat Ekonomi Syariah Universitas Indonesia, M Budi Prasetyo menyampaikan ini menjadi isu yang fundamental dalam menentukan kesuksesan merger.

“Belajar dari succes story merger beberapa perusahaan besar di dunia, merger akan bisa sukses jika bank syariah baru hasil merger dapat mensinergikan berbagai keunggulan kompetitif dari bank syariah yang melebur menjadi satu,” ujarnya pada Republika.co.id, Rabu (15/10)

Masing masing bank syariah tersebut memiliki keunggulan yang berbeda. Bank Mandiri Syariah unggul dengan segmen retailnya yang menempati porsi mayoritas 63 persen dari total portofolio, BNI Syariah dengan segmen konsumer yakni 51 persen, dan BRI Syariah yakni UMKM dengan porsi 75 persen. Dengan adanya penggabungan bank syariah ini, di harapkan nantinya pembiayaan untuk sektor UMKM menjadi semakin besar. Hal ini tentu sangat baik untuk perekonomian Indonesia nantinya melihat di tahun 2021 sangat dibutuhkannnya bantuan para UMKM.

Dilihat dari awal munculnya Covid-19 hingga akhir 2020 diseluruh dunia tengah berupaya untuk memperbaiki kondisi ekonomi negaranya masing masing termasuk juga Indonesia. Indonesia sendiri sudah resmi masuk resesi melihat Indonesia selama dua kuartal terakhir berturut-turut pertumbuhan PDRB nya tercatat negatif. Melihat kondisi tersebut maka bisa dikatakan kondisi ekonomi di Indonesia sedang tidak sehat. Harapannya Indonesia di tahun 2021 nanti bisa segera memulihkan kondisi ekonomi, karena khawatir nanti akan semakin terpuruk jika tidak ada perhatian khusus.

Ekonomi Syariah Indonesia (dalam Databooks) tahun ini menempati peringkat ke empat dunia dengan skor Indikator Ekonomi Global (Global Islamic Economy Indicator/GIEI) sebesar 91,2 pada tahun ini. Indonesia hanya berada dibawah Malaysia (290,2), Arab Saudi (155,1), dan Uni Emirat Arab (133).

Skor ini memperhitungkan dari beberapa sektor dalam ekonomi syariah, seperti makanan halal, keuangan, pariwisata, fashion, kosmetik, serta media dan hiburan. Dan untuk Indonesia tercatat kenaikan signifikan pada sektor media dan hiburan, kosmetik, makanan halal, serta keuangan.

Data di atas menggambarkan sebenarnya ekonomi syariah indonesia memiliki potensi yang bagus dan mungkin bisa membantu perekonomian indonesia yang saat ini sedang tidak sehat. Hadirnya Bank Syariah Indonesia nanti yang akan memili asset yang cukup besar dan keunggulan yang dibawa masing masing bank syariah tersebut akan semakin mendukung pengembangan dari ekonomi syariah dan bisa membantu dari perekonomian Indonesia nanti.

Sejak diumumkannya tiga bank syariah BUMN akan di merger, saham dari BRI Syariah sedang banyak dibicarakan. Pasalnya dalam beberapa kali terakhir saham BRI Syariah terpantau mengalami kenaikan. Hal ini akan memberikan keuntungan bagi berbagai pihak.

Bagi pemain saham, tentu momen ini adalah kesempatan untuk mengoleksi harga saham BRIS selaku survival. Sebab dalam jangka panjang, saham ini memiliki prospek yang cerah. Perlu kita nantikan jika Bank Syariah Indonesia sudah resmi beroperasi.

Walaupun demikian, nantinya Bank Syariah Indonesia perlu melakukan berbagai gerakan agar tidak hanya terfokus ke salah satu sektor. Tapi bisa menggerakkan keunggulan yang dimiliki tiga bank syariah sebelumnya. Sangat disayangkan jika hanya terfokus kepada salah satu sektor seperti saham BRIS yang saat ini sedang naik daun. Karena potensi dari Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah juga tidak bisa dihiraukan.

Segmen yang mereka bawa masing masing sebelumnya sudah sangat bagus sehingga harus dikembangkan juga. Untuk pengguna lama tentu akan menimbulkan berbagai pertanyaan bagaimana efek untuk pengguna lama jika bank tersebut terealisasi di merger.

Perlu adanya sosialisasi kepada seluruh pengguna lama dari masing-masing bank syariah BUMN tersebut sehingga tidak menimbulkan kebingungan yang berakibat kepada beralih nya konsumen ke bank yang lain. Dan perlu upaya yang lebih untuk memberikan pemahaman terkait sistem dari bank syariah tersebut. Karena tidak sedikit yang masih belum paham terkait akad akad, kebijakan, dan lain lain yang berhubungan dengan bank syariah.

Bank Indonesia sebagai bank sentral juga bisa memberikan dukungan untuk sosialisasikan akan hadirnya Bank Syariah Indonesia yang kedepannya bisa membawa angin baru untuk perekonomian Indonesia. Saling bekerja sama tentu akan meningkatkan produktifitas bank dan semoga dengan kehadirannya benar bisa memberikan efek bagus kepada ekonomi Indonesia pada saat ini.

Oleh: Bustomi / Mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi 2018, Universitas Negeri Jakarta

Bustomi