Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Dimas Subekti
Logo Demokrat

Partai Demokrat dengan ketua umum barunya Agus Harimurti Yudhoyono sedang dalam sorotan, hal ini tidak terlepas dari pernyataan nya didepan awak media yang menyebutkan bahwa ada pihak yang ingin mengambil paksa kursi kepemimpinanya di partai Demokrat.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) menggelar konferensi pers mengenai dugaan adanya kudeta atau pengambilalihan kepemimpinan partainya, Senin (1/2/2021).  AHY menyebut, gerakan tersebut dilakukan oleh lima orang pelaku. Satu kader aktif, kader yang sudah 6 tahun tidak aktif, seorang mantan kader yang sudah 9 tahun diberhentikan tidak hormat karena korupsi dan satu kader yang keluar sejak 3 tahun lalu.

Sementara, orang kelima bukan bagian dari Partai Demokrat dan merupakan seorang pejabat penting di pemerintahan Presiden Joko Widodo. AHY mengatakan, telah mengirimkan surat resmi kepada Presiden Joko Widodo sebagai upaya konfirmasi dan klarifikasi atas permasalahan tersebut (Guritno, 2021).

Pernyataan ini menimbulkan banyak reaksi, baik dari istana sebagai salah satu pihak yang di tuju dan publik karena menimbulkan pertanyaan ada apa dengan internal Partai Demokrat. Kepala Kantor Staff Presiden (KSP) Moeldoko yang disebut-sebut pejabat tinggi pemerintahan yang terlibat dalam rencana tersebut pun langsung memberikan responya. Beliau membantah terlibat dalam upaya mengkudeta AHY dari kursi ketua umum partai Demokrat. Ia bahkan menyindir AHY agar menjadi pemimpin yang berjiwa kuaat dan tak mudah terbawa perasaan atau baper (Hakim, 2021).

Peristiwa ini menimbulkan banyak pertanyaan mengenai apa sebenarnya yang dicari partai Demokrat, apakah memang benar terdapat masalah internal atau ada hal lain yang ingin dicapai. Analisis kemungkinan-kemungkinan jawabannya adalah pertama memang partai Demokrat sedang mengalami krisis internal. Latar belakang dari analisis ini adalah partai Demokrat sudah menjadi partai keluarga.

Dibuktikan dengan beberapa tahun belakang riwayat kepemimpinan partai Demokrat yang tidak dapat dilepas dari klan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Meskipun pada awal berdirinya partai Demokrat, memunculkan nama-nama seperti Subur Budhisantoso, Hadi Utomo, dan Anas Urbaningrum. Namun pengaruh SBY didalam partai Demokrat tidak dapat di nafikan lagi. Dinamika kepemimpinan beberapa tahun terakhir ini membuat kader-kader yang berpotensi tidak mendapat kesempatan yang sama. sebab klan SBY menjadi sangat kuat dalam internal partai, hal ini menyebabkan gejolak bagi pihak-pihak yang sudah gerah dengan keadaannya. Akibatnya beberapa kader potensial keluar dari partai Demokrat, yang lebih keras lagi memungkinkan isu kudeta ini muncul.  

Kedua, peristiwa ini bisa jadi sebuah langkah awal strategi politik partai demokrat. Pernyataan mengejutkan dari ketua umum AHY bertujuan untuk menegaskan posisi partai kepada publik bahwa pihaknya berdiri disisi oposisi, setelah partai Gerindra masuk dalam sisi pemerintah. Gerakan ini diharapkan untuk menaikan popularitas partai dan menjaring konstituen atau lumbung suara yang tidak terlalu simpati dengan pemerintah. Analisis ini diperkuat dengan pernyataan dari   Direktur Eksekutif Index Politica Denny Charter bahwa isu kudeta kepemimpinan Partai Demokrat sampai sekarang masih menjadi perhatian di ruang publik dan memberikan tren positif bagi partai Demokrat (Wibowo, 2021). Pengamat politik Burhanudin Muhtadi juga menyampaikan bahwa ada kesan eksploitasi dalam isu ini, meskipun tidak salah karena itu hak partai Demokrat untuk mem blow up isu ini. Isu kudeta dieksploitasi karena Partai Demokrat bisa mendapatkan suara dari pemilih Gerindra yang kini bergabung ke pemerintahan(Mohay, 2021).

Pada akhirnya harus dikatakan bahwa pergerakan aktor-aktor politik memang pasti memiliki tujuan tertentu. Semua akan disusun sedemikian rupa dan ujungnya pasti untuk menggapai kepentingan.  Aktor politik akan memikirkan arah kedepan, namun menjadi persoalan apabila yang dipikirkan hanya pragmatisme kekuasaan saja tanpa terbesit untuk memikirkan hal yang terpenting yakni mensejahterakan masyarakat.

Oleh: Dimas Subekti, Mahasiswa Magister Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Referensi

  • Guritno, T. (2021, Februari 2). Pernyataan Lengkap AHY soal Dugaan Kudeta di Partai Demokrat. Retrieved Februari 9, 2021, from Kompas.com : https://nasional.kompas.com/read/2021/02/02/07533821/pernyataan-lengkap-ahy-soal-dugaan-kudeta-di-partai-demokrat?page=all
  • Hakim, R. N. (2021, Februari 3). Pasang Surut Hubungan Moeldoko dan SBY, Pernah Mesra hingga Berujung Tudingan Kudeta Partai Demokrat. Retrieved Februari 9, 2021, from Kompas.com: https://nasional.kompas.com/read/2021/02/03/14281411/pasang-surut-hubungan-moeldoko-dan-sby-pernah-mesra-hingga-berujung-tudingan?page=all
  • Mohay, F. (2021, Februari 3). Isu Kudeta Partai Demokrat, Pengamat Sebut Ada Upaya Eksploitasi dan Minta Jokowi Tegur Moeldoko. Retrieved Februari 9, 2021, from Tribunnews.com: https://www.tribunnews.com/nasional/2021/02/03/isu-kudeta-partai-demokrat-pengamat-sebut-ada-upaya-eksploitasi-dan-minta-jokowi-tegur-moeldoko?page=2
  • Wibowo, E. A. (2021, Februari 9). Pengamat Prediksi Isu Kudeta Bisa Kerek Elektabilitas Partai Demokrat. Retrieved Februari 9, 2021, from nasional.tempo.co: https://nasional.tempo.co/read/1431071/pengamat-prediksi-isu-kudeta-bisa-kerek-elektabilitas-partai-demokrat/full&view=ok

Dimas Subekti