Polisi di bekas ibu kota kuno Myanmar, Bagan, melepaskan tembakan pada Minggu 7 Maret terhadap para demonstran yang masih melakukan aksi protes kudeta militer.
Melansir dari Channel New Asia, sedikitnya lima orang dilaporkan terluka ketika polisi berusaha membubarkan aksi protes di Bagan, dan foto-foto menunjukkan seorang pemuda dengan luka berdarah di dagu dan lehernya, yang diyakini disebabkan oleh tembakan peluru karet. Selongsong peluru yang dikumpulkan di tempat kejadian menunjukkan bahwa peluru tajam juga ditembakkan.
Kota yang terletak di tengah kawasan Mandalay ini merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO sebagai pengakuan atas lebih dari 2.000 pagoda yang masih terletak di sana, berasal dari abad kesembilan hingga ke-13, ketika masih menjadi ibu kota kerajaan yang kemudian menjadi dikenal sebagai Burma dan sekarang Myanmar.
Bagan terkenal sebagai salah satu tempat wisata utama negara, tetapi juga menjadi tempat aksi protes besar-besaran menentang kudeta yang dilakukan oleh militer sejak 1 Februari lalu.
Protes besar telah terjadi setiap hari di banyak kota besar dan kecil di Myanmar, dan pasukan militer menanggapi dengan mengirim lebih banyak pasukan dan melakukan penangkapan massal. Setidaknya 18 pengunjuk rasa ditembak dan dibunuh pada tanggal 28 Februari lalu, menurut Kantor Hak Asasi Manusia PBB. Selain itu, Asosiasi Bantuan independen untuk Tahanan Politik juga mencatat lebih dari 1.500 orang telah ditangkap.
Protes juga terjadi di tempat lain hari Minggu kemarin, termasuk di dua kota terbesar Yangon dan Mandalay yang juga berkahir dengan kekerasan. Polisi melepaskan tembakan peringatan, menggunakan gas air mata, peluru karet, dan juga granat kejut untuk membubarkan massa.
Di Yangon dan tempat lain, penggerebekan dan penangapan terhadap warga yang dicurigai sebagai kelompok anti-kudeta dilakukan setiap malam setelah jam 8 malam oleh polisi dan tentara. Penangkapan sering dilakukan dengan todongan senjata, tanpa surat perintah. Dalam video yang diambil Sabtu malam dan diposting online, tembakan sporadis dari senjata berat terdengar di beberapa tempat.
Di negara tetangga Thailand, beberapa ribu orang berkumpul hari Minggu di luar kantor regional Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menyampaikan perhatian pada krisis yang ditimbulkan oleh kudeta tersebut dan keinginan mereka supaya ada tindakan internasional untuk mengakhiri kekerasan di Myanmar.
“Saya memiliki kehidupan yang baik di sini, tetapi saya berjuang untuk kerabat, keluarga, dan teman-teman saya di Myanmar. Sejak Hari Pertama (ketika) militer mengambil pemimpin kami, kami ada di sini,” kata Aye Nanda Soe, 26 tahun, yang bekerja di pemasaran digital dan tinggal di Bangkok bersama ibu dan saudara laki-lakinya sementara ayahnya tinggal di Yangon.
“Kami ingin PBB melindungi rakyat kami terlebih dahulu, kemudian membantu pemimpin kami. Orang-orang saya tidak aman lagi,” pungkasnya.
Baca Juga
-
Sinopsis Film Kingdom of the Planet of the Apes, Tayang 10 Mei 2024
-
Resmi Berkencan dengan IU, Lee Jong Suk Tulis Surat Mengharukan untuk Fans
-
Daftar Pemenang KBS Drama Awards 2022, Ada Lee Seung Gi dan Joo Sang Wook!
-
Keren! BTS Masuk Daftar Musisi yang Banyak Pecahkan Rekor Tahun 2022
-
Keren! Belum Resmi Rilis Album Solo, Jimin BTS Kembali Memecahkan Rekor Ini
Artikel Terkait
-
Kudeta Myanmar, Kami Tak Mau Kembali ke Masa Gelap di Bawah Diktator
-
Aksi Junta Militer Myanmar Tumpas Pendemo: Siang Ditembaki, Malam Digerebek
-
Halau Aparat Junta Myanmar, Massa Buat Jemuran Pakaian Dalam Wanita
-
Mengenang Ma Kyai Sin, Aktivis Perempuan Menentang Kudeta Myanmar
-
Ratusan Pelayat Membanjiri Pemakaman Angel, Acungkan Salam Tiga Jari
News
-
Rakernas IMA 2025 Soroti Pemasaran sebagai Kunci UMKM Tembus Pasar Global
-
7 Rekomendasi Cushion Minim Oksidasi, Ringan dan Awet Sepanjang Hari
-
Bahas Evaluasi Formatif, Dr. Elfis Isi Kuliah Umum di UIN Bukittinggi
-
Tiga Pilar Kedamaian: Solusi Atasi Emosi di Lapas Narkotika Muara Sabak
-
Balap Liar Bukan Tren Keren: Psikologi UNJA Ajak Siswa Buka Mata dan Hati
Terkini
-
Keira Knightley Akui Dihujani Kritik saat Main di Pirates of the Caribbean
-
Waduk Bening Widas, Bendungan yang Merangkap Jadi Tempat Wisata di Madiun
-
Ulasan Novel What Happens in Amsterdam: Kesempatan Kedua di Kanal Amsterdam
-
Kenalan Sama Chromebook: Laptop yang Beda dari Biasanya
-
Hadiah Juara Piala Presiden 2025 Rp5,5 Miliar, Besar Mana dengan Kampiun Liga 1 dan Liga 2?