Covid-19 merupakan permasalahan yang tidak pernah diprediksi kedatangannya. Virus menyebar begitu cepat di seluruh negara yang mengakibatkan pemerintah, sekolah, perusahaan, harus memutar otak untuk mengatasi permasalahan Covid-19 tersebut.
Virus Covid-19 memberikan dampak kepada semua kalangan, baik pemerintah yang harus membuat kebijakan baru untuk mengatasi Covid-19, perusahaan yang sempat terhenti, para pekerja yang banyak kehilangan pekerjaan, tak terkecuali sekolah yang harus tutup dan melakukan kegiatan belajar secara online.
Mungkin di awal masa pandemi disambut antusias yang tinggi oleh semua pelajar baik dari SD sampai jenjang Universitas, karena tidak perlu datang ke sekolah atau kampus. Tetapi, saat ini sudah satu tahun pandemi Covid-19 terus menghantui, yang mengartikan sudah satu tahun pula para pelajar tidak datang ke sekolah atau kampus.
Kejenuhan yang kini semakin besar, rasa ingin kembali melakukan aktivitas belajar mengajar seperti biasa menjadi harapan semua pelajar saat ini. Tak bisa disangkal jika selama pandemi Covid-19 banyak pelajar yang mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu :
1. Rasa jenuh akibat melakukan aktivitas monoton setiap harinya
Larangan melakukan kegiatan belajar di sekolah menuntut pelajar untuk melakukan sekolah online dari rumah. Melihat pemandangan yang sama setiap harinya juga menjadi salah satu faktor kejenuhan.
Biasanya setiap jam istirahat, pelajar akan keluar kelas melakukan aktivitas lain seperti ke kantin, bermain di lapangan, pergi ke perpustakaan, dan lain-lain. Tetapi saat pandemi hanya bisa menunggu jam pelajaran selanjutnya dengan bermain handphone dan masih melihat pemandangan rumah yang sama.
Bisa dibayangkan bagaimana tidak jenuh jika kegiatan tersebut terus berulang setiap harinya.
2. Tugas yang terasa semakin banyak
Tidak bisa dipungkiri jika hal ini banyak dirasakan oleh semua tingkatan pelajar, baik dari SD sampai Universitas. Mungkin beberapa guru berfikir memberikan tugas terus menerus di masa pandemi bertujuan agar para pelajar tidak membuang-buang waktu saat di rumah.
Tapi nyatanya pelajar jadi merasa kewalahan dalam mengerjakan tugas, biasanya tugas diberikan waktu pengumpulan 1 minggu di jam pelajaran yang sama, tetapi semenjak pandemi ada beberapa tugas bahkan dikumpulkan lebih cepat, hal ini sangat dirasakan oleh mahasiswa. Ketika pelajar mulai kewalahan, disitu akan timbul rasa pasrah dan pesimis dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
3. Istirahat berkurang, jam tidur menurun
Mungkin hal ini sudah biasa bagi para mahasiswa, tetapi pada saat pandemi terasa berbeda, kebutuhan untuk menghibur diri dengan kegiatan menyenangkan, tidur, kuliah dan mengerjakan tugas harus diatur agar berjalan dengan semestinya.
Tetapi deadline tugas yang menghantui mengharuskan untuk mengurangi jam tidur, bahkan memakai waktu libur dengan mengerjakan tugas.
Terburu-buru dalam menyelesaikan tugas memberikan hasil yang tidak maksimal dan akibat kegiatan menatap layar komputer terus menerus saat belajar online juga banyak mengakibatkan pelajar mengalami sakit mata sehingga harus menggunakan kacamata.
4. Lingkungan rumah tidak mendukung
Jika belajar di sekolah atau di kampus semua pelajar akan fokus pada penjelasan guru atau dosen, prasarana yang mendukung, serta tidak adanya suara bising yang mengganggu konsentrasi. Tetapi pada saat sekolah online banyak kejadian yang ditimbulkan oleh lingkungan keluarga dan rumah sendiri yang membuat hilangnya konsentrasi belajar.
Suara bising kendaraan di jalan sampai ibu yang minta tolong melakukan sesuatu disaat proses belajar berlangsung ditambah lagi jaringan internet yang tidak selamanya bagus. Jika pelajar tidak bisa berkonsentrasi karena gangguan-gangguan tersebut, maka pelajar tidak bisa menyerap ilmu yang disampaikan dengan maksimal.
Faktor-faktor diatas merupakan salah satu penyebab mengapa nilai pelajar menurun di masa pandemi, sebagai pelajar hanya bisa mencari solusi bagaimana penyebab tersebut bisa dihindari agar tidak menimbulkan kerugian pada diri sendiri.
Semoga setelah adanya vaksin untuk Virus Corona, keadaan bisa kembali pulih, dan pelajar bisa bersemangat kembali untuk belajar dan menggapai cita-citanya.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Juni 'Mengerikan' Menanti Prabowo: Beban Utang Jatuh Tempo Capai Rp 178 Triliun, Warisan Pandemi
-
Pasar Saham Indonesia Terjun Hebat, Lebih Parah dari IHSG Era Pandemi COVID-19?
-
Trump Sempat Telepon Presiden China Soal Asal-Usul COVID, Ini Kata Mantan Kepala CDC!
-
Jaksa Agung Sebut Tersangka Korupsi Tata Kelola Minyak Pertamina Bisa Dijerat Hukuman Mati
-
Survei: Milenial Rela Rogoh Kocek Lebih Dalam untuk Rumah Modern Minimalis
News
-
Berdayakan Anak Jalanan Lewat Literasi, Pelajar Ini Jadi Wakil Indonesia dalam Asia Girls Campaign
-
Kuliah Lapangan di Arab Melayu, Mahasiswa UNJA Perkuat Pemahaman Indigenous
-
Kala Sunyi Bersuara, Persembahan Teater Siswa SMA Negeri 1 Purwakarta
-
Kentongan Pukul Sepuluh dan Langkah Awal Menuju Kampus Tangguh Bencana di UMJ
-
Kkuljaem Edu, Gerbang Menuju Impian Kuliah di Korea Selatan
Terkini
-
Esensi Manis Lagu SEVENTEEN 'Good to Me': Saat Cinta di Atas Segalanya
-
Perjuangan Ibu demi Susu Anak dalam Buku Perempuan yang Berhenti Membaca
-
Tayang Mei, Drama Korea Second Shot at Love Bagikan Bagan Karakter Desa Bocheon
-
D.O. EXO Ungkap Kesungguhan Cinta Lewat Lagu Forever, OST Resident Playbook
-
Anti-Boring! 4 Kombinasi Beanie ala Bona WJSN untuk Tampilan Kasual