Topik terkait magang memang cukup menarik perhatian banyak orang. Bahkan bagi beberapa mahasiswa, magang ketika pandemi lebih menguntungkan karena mereka dapat mengikuti kegiatan magang dan kelas sekaligus tanpa harus pusing memikirkan bentrok antara jam kelas dan kerja. Bahkan, sering saya lihat di media sosial seperti TikTok, banyak orang yang memberikan tips magang bagi mahasiswa yang masih menempuh di semester awal.
Hal ini mendorong banyak mahasiswa menjadi “ambis” terkait pengalaman magang untuk memenuhi CV-nya. Banyak orang beranggapan bahwa memiliki banyak pengalaman maka akan lebih mudah diterima oleh perusahaan. Hal serupa juga terjadi pada saya, walau masih berada di semester 3, saya sudah menyiapkan CV bahkan Linkedin untuk persiapan magang. Belakangan ini saya juga mulai melihat-lihat perusahaan mana saja yang sedang membuka lowongan untuk mahasiswa aktif serta tidak perlu ke kantor. Meskipun sebenarnya, alasan saya adalah karena melihat teman-teman terdekat saya sudah mulai magang di perusahaan.
Magang memang memberikan pengalaman bagi mahasiswa, namun setelah saya mencari tahu lagi, banyak perusahaan yang tidak memberikan gaji kepada mahasiswa magang. Hal ini sempat ramai di Twitter, karena banyak orang menganggap bahwa anak magang sudah semestinya untuk mendapatkan gaji. Contohnya perusahaan Ruangguru, netizen ramai membahas di Twitter bahwa Ruangguru sengaja mempekerjakan banyak anak magang karena tidak perlu membayar besar.
Sedangkan beban kerja yang diberikan hampir sama dengan karyawan tetap. Padahal memberikan beban kerja yang sama dengan karyawan bagi anak magang dianggap eksploitasi. Meskipun, menurut saya bukan berarti anak magang harus mendapatkan gaji yang setara dengan karyawan tetap. Melainkan minimal upah ongkos seperti yang telah ditulis PerMenakertrans Nomor PER/22/MEN/IX/2009.
Saya menganggap bahwa mahasiswa magang yang tidak mendapatkan gaji seperti tidak menghargai dirinya sendiri, terlebih apabila beban kerja yang diberikan sama seperti karyawan pada umumnya. Karena saat ini orang lebih mementingkan pengalaman magang di startup company daripada menghargai value yang dimiliki.
Sementara dengan mengetahui value yang dimiliki, maka orang dapat lebih menghargai diri sendiri. Karena dengan menghargai diri sendiri, maka kita dapat lebih menghormati diri sendiri, serta meningkatkan kepercayaan diri. Maka dari itu, saya rasa mahasiswa yang ingin memiliki pengalaman saat ini harus lebih sadar akan hak-haknya ketika magang di suatu perusahaan dan value yang dimiliki mereka.
Artikel Terkait
-
Magang Tanpa Gaji: Lebih Penting Pengalaman atau Menghargai Diri Sendiri?
-
Tutup Program Magang DPR, Puan Maharani Bicara Soal Demokrasi
-
Cabuli Siswi Magang, Pemkot Tangsel Pecat Pegawai Kelurahan Jombang Ciputat
-
Lowongan Kerja Magang di Kemendikbud Ristek, Catat Persyaratannya!
-
Viral Kisah Cinta Manajer Perusahaan Startup, Ternyata Berjodoh dengan Anak Magang
News
-
Peringati HUT ke-22, PPAD Tabur Bunga di Taman Makam Pahlawan Seluruh Nusantara
-
Purwakarta Run 5K 2025: Ribuan Pelari Padati Jalanan dan Alun-Alun Kota
-
Dari Lapak ke Harapan: Mahasiswa KKN UMBY Ramaikan UMKM di Bantul Expo 2025
-
PPAD Jenguk Puluhan Purnawirawan TNI AD di RSPAD: Bentuk Perhatian di HUT ke-22
-
Semarak Perlombaan dan Talenta Singa di Perayaan Hari Anak Nasional 2025 Karawang
Terkini
-
DAY6 Ungkap Poster Baru untuk Konser Anniversary dan Comeback yang Dinanti
-
Daftar Harga Skuat Klub Peserta Indonesia Super League, Mana yang Paling Mahal?
-
Beda Banget! Stray Kids Tampil dengan Konsep Visual Baru di Album KARMA
-
BRI Super League: Supriadi Jadi Bek Kanan, Persik Kediri Punya Skema Baru?
-
Kulit Cerah Tanpa Iritasi! 4 Pelembap Brightening untuk Semua Jenis Kulit