Menonton film mungkin hal yang sangat mendasar dan bagi beberapa orang hanya menjadi hiburan belaka. Maraknya berbagai jenis genre film yang semakin menarik dan memiliki nilai lebih, membuat siapa saja dapat mengambil pelajaran darinya, baik film tersebut diproduksi oleh masyarakat luar negeri maupun dalam negeri. Maka dari itu, mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Bisnis Media Universitas Ciputra ajak mereka untuk menelusuri efek dahsyat dari media sosial. Bagaimanakah keseruan yang terjadi selama kegiatan tersebut berlangsung?
Terhitung sejak 20 hingga 21 Desember 2021, mahasiswa FIKOM Universitas Ciputra Surabaya angkatan 2020 melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat bertema “Bijak Bermedia Sosial” terhadap remaja sanggar di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Masa transisi dari anak-anak ke usia remaja ini menjadi usia yang sangat riskan, mengingat emosi yang belum stabil dan rasa keingintahuannya yang tinggi.
“Anak-anak disini sangat tanggap menghadapi perubahan teknologi. Namun, ketakutannya adalah apabila mereka tidak mengetahui konteks media yang mereka terima dan disalahgunakan atau salah untuk ditindaklanjuti,” tegas Heru selaku koordinator di Sanggar Merah Merdeka Surabaya Kampung Tales.
“Kami sendiri selaku mahasiswa pernah merasakan di posisi yang sama. Dorongan itulah yang membuat kami ingin untuk mengedukasi serta mengingatkan bagaimanakah penggunaan media sosial yang baik dan bijak,” ujar Anthony selaku ketua pelaksana dalam pengabdian masyarakat tersebut.
Acara yang dimulai dengan materi mengenai pembuatan desain serta pengambilan gambar serta video editing yang baik dan benar menggunakan aplikasi Canva dan VN. Selain itu, acara dilanjutkan dengan praktik yang mana output dari aktivitas tersebut mereka gunakan untuk menunjang kegiatan belajar di sekolah, sekaligus usaha keluarga. Keasyikan kegiatan tidak berhenti di situ saja, melainkan dilanjutkan dengan aktivitas pengkajian film di hari berikutnya.
Salah satu murid yang mengikuti aktivitas tersebut, Kasih, menceritakan bahwa ia begitu kaget dan tidak menyadari bahwa yang selama ini mereka lakukan adalah metode untuk memberikan kenyamanan berlebih dalam menggunakan media sosial.
Oleh sebab itu, para mahasiswa mengingatkan bahwa diperlukan manajemen penggunaan media sosial yang baik sehingga tidak terganggu antara belajar dan bermain terlebih di masa online akibat pandemi seperti ini.
“Oleh sebab itu kami memberikan bekal ilmu pembuatan konten media sosial agar skill yang telah dimiliki dapat berkembang lebih baik dan menaikkan tingkat percaya diri remaja agar tidak takut menunjukkan hasil karyanya di media sosial,” pungkas Anthony sebagai bentuk harapan aktivitas pengabdian masyarakat tahun ini.
Baca Juga
Artikel Terkait
News
-
Anti Boring! 4 Gaya OOTD ala Ahn Eun Jin, Cocok buat Ngantor dan Daily Look
-
Winter Festival JEYC Jadi Ruang Belajar Holistik bagi Tumbuh Kembang Anak
-
Dari Lumpur Pantai Baros: Mengubah Aksi Tanam Mangrove Jadi Seni dan Refleksi Diri
-
Menunda Pensiun Bukan Pilihan: 6 Alasan Pentingnya Memulai Sejak Dini
-
4 Moisturizer yang Ampuh Berikan Efek Brightening dan Perkuat Skin Barrier!
Terkini
-
Dari Pesisir Belitung, Lahir Harapan Baru untuk Laut yang Lebih Baik
-
Handphone Dikendalikan Makhluk Gaib
-
Saat Candaan Diam-diam Jadi Celah Bullying, Larangan Baper Jadi Tameng!
-
Tim Produksi Rilis Pernyataan Atas Nasib Signal 2 Imbas Kasus Cho Jin-woong
-
Belum Tayang, Film Marty Supreme Sudah Pecahkan Rekor dalam Sejarah A24