Kuliah Kerja Nyata − Kelurahan Pakal, Kecamatan Pakal, Surabaya, Jawa Timur memiliki banyak potensi yang dapat digali dan dikelola. Salah satu di antaranya adalah Peternakan Sapi.
Sapi sendiri terkenal sebagai hewan ternak yang memiliki banyak manfaat, hampir semua bagian dari sapi dapat dimanfaatkan. Diantaranya adalah daging dan susunya untuk dikonsumsi. Namun siapa sangka jika kotoran sapi juga bisa dimanfaatkan. Maka dari itu, Kelompok 40 melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik MBKM UPNVJT 2022 ini bertekad untuk mengabdikan diri dan terjun langsung ke masyarakat untuk ikut andil dalam peningkatan perekonomian masyarakat khususnya di Kelurahan Pakal. Hal ini selaras dengan skema yang diberikan yaitu kewirausahaan dan ekonomi kreatif. Mengubah kotoran sapi menjadi pupuk organik cair merupakan hal yang kami lakukan sebagai bentuk Teknologi Tepat Guna (TTG).
Limbah kotoran ternak ini dapat dijadikan terobosan baru untuk menciptakan pupuk organik cair, karena kandungan yang terdapat dalam kotoran ternak dapat memperbaiki struktur tanah dan berperan juga sebagai pengurai bahan organik oleh mikroorganisme tanah. Berbeda dengan pupuk kimia, pupuk organik cair yang dikembangkan dari limbah kotoran ternak mengandung unsur hara makro seperti 0,5 N, 0,25 P2O5, 0,5 K2O dengan kadar air 0,5%, dan juga mengandung unsur mikro esensial lainnya.
Beberapa warga di Kelurahan Pakal telah memiliki peternakan sapi yang cukup terkenal, salah satunya adalah “HKP FARM”. Peternakan ini terletak di dalam Taman Hutan Raya Pakal dan dikelola langsung oleh Pak Mahmudi dan Pak Kandar.
Saat kunjungan pertama kami pada Sabtu, 27 Maret 2022 ke Taman Hutan Raya Pakal. Kami menemui Pak Mahmudi dan beliau mengizinkan kami untuk mengambil limbah dari peternakan sapinya. “Saya pribadi justru senang mas dan mbaknya mau memanfaatkan kotoran sapi saya, karena selama ini kotoran sapinya hanya saya buang dan gak dikelola lebih lanjut lagi.” ujar Pak Mahmudi.
Pembuatan Teknologi Tepat Guna Pupuk Organik Cair pun cukup mudah, hanya membutuhkan bahan utama yaitu kotoran ternak kemudian mencampurkannya dengan daun lamtoro atau daun kelor dan menambahkan beberapa bahan tambahan seperti EM4 dan molase. Proses dekomposisi hanya membutuhkan 1-2 minggu dan kemudian Pupuk Organik Cair siap dikemas dan dipasarkan.
Kotoran sapi menjadi bahan utama dari pupuk organik cair. Limbah yang seharusnya dibuang, oleh kelompok 40 dikelola sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar khusunya petani di Kelurahan Pakal serta memiliki nilai jual yang cukup mampu menyokong perekonomian masyarakatnya.
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
-
LPKR Alihkan 3.200 Ton Sampah, Perkuat Inisiatif 3R
-
Tak Percaya Muridnya yang Sebut Sapi Makan Martabak, Pak Ribut Guru Viral di TikTok Buktikan Langsung!
-
Cara SIG Turunkan Emisi Karbon, Manfaatkan Limbah Jadi Energi Bersih
-
Menkop Budi Arie Sebut Koperasi Siap Serap Susu Produksi Lokal Untuk Makan Bergizi Gratis
-
Kolaborasi Riset Indonesia-Australia, Wujudkan Swakelola Limbah dan Ekonomi Sirkular di Citarum
News
-
Harumkan Indonesia! The Saint Angela Choir Bandung Juara Dunia World Choral Championship 2024
-
Usaha Pandam Adiwastra Janaloka Menjaga, Mengenalkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Kampanyekan Gapapa Pakai Bekas, Bersaling Silang Ramaikan Pasar Wiguna
-
Sri Mulyani Naikkan PPN Menjadi 12%, Pengusaha Kritisi Kebijakan
-
Tingkatkan Kompetensi, Polda Jambi Gelar Pelatihan Pelayanan Prima
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg