Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Priscilla Olga Salim
Ilustrasi Briket (Pixabay.com)

Akhir-akhir ini banyak berita muncul mengenai komunitas satu ini. Banyak eksportir yang berhasil mengekspor briket ke berbagai belahan dunia dan mendapatkan keuntungan ratusan juta rupiah. Asep Jembar Mulyana, CEO dari PT. Tom Cococha, salah satu produsen briket terbesar di Indonesia pernah berkata "Indonesia merupakan raja briket arang kelapa dunia". Tingginya produksi briket seiring dengan tingginya permintaan Internasional. Hal inilah yang menyebabkan briket dijuluki emas hitam kesayangan eksportir. 

Sebenarnya briket itu apa sih? dilansir dari dictionary.com, briket merupakan padatan yang berasal dari batu bara, atau jenis arang lainnya yang dapat dibakar dan digunakan untuk bahan bakar. Biobriket sendiri sesuai namanya berasal dari bahan organik, seperti kelapa, tongkol jagung, daun kering, dan sampah organik lainnya. Penasaran dengan briket? berikut 5 fakta menarik briket, emas hitam kesayangan eksportir.

1. Asal mula briket 

Penemu briket sampai sekarang masih menjadi pertanyaan, nama Henry Ford dikenal sebagai penemu Ford Charcoal Briquet pada tahun 1920-an. Ternyata sebelum produksi yang dilakukan Henry Ford, briket terlebih dahulu dipatenkan pada tahun 1897. Penemunya bernama Ellsworth B. A. Zwoyer, penemu dan pemilik dua hak paten briket. Dilansir dari gilroydispatch.com, hal ini telah dikonfirmasi United States Patent Office. 

2. Cara pembuatan briket

Majalah Trubus, salah satu majalah pertanian ternama di Indonesia pernah mengajarkan cara membuat briket sendiri. Pertama, masukan sampah organik kering ke sebuah drum logam sebanyak sepetiga bagian, lalu bakar dan tambahkan sampah kering sampai tersisa 20% ruang di bagian atas. Tutup drum logam dan tunggu hingga sampah kering berubah menjadi karbon (arang). Karbon dihaluskan lalu ayak menggunakan saringan. Rekatkan karbon dengan campuran tepung tapioka dan air hangat (1:10), setelahnya aduk rata dan masukkan ke dalam cetakan, padatkan adonan dan jemur di panas matahari. Briket siap digunakan. 

3. Ramah lingkungan 

Briket dapat menjadi solusi permasalahan sampah organik kering di Indonesia. Setiap harinya, pohon di tepi jalan menggugurkan daun, hasil panen jagung meninggalkan bonggol kering, dan kelapa yang telah dikukur meninggalkan cangkang. Banyaknya sampah organik kering yang dihasilkan setiap hari namun sampah yang sebenarnya bisa memiliki nilai itu hanya dibakar dan ditinggalkan begitu saja.Mengolah sampah organik kering sebagai briket dapat mengatasi masalah persampahan organik kering sekaligus menghasilkan keuntungan berlimpah.

4. Tingginya permintaan briket dari seluruh dunia 

Dilansir dari kemlu.go.id, ternyata ekspor produk biobriket khususnya produk arang kelapa meningkat setiap tahunnya. Beberapa negara tetangga seperti Turki, Brazil, Amerika Latin, dan Timur Tengah menjadi langganan untuk pembelian produk briket arang kelapa. Faktor lainnya yang patut dipertimbangkan adalah nilai kalori yang dihasilkan briket mencapai 7.047,30 kal/g, lebih tinggi dibandingkan batubara dan kayu kering.

5. Penggunaan briket 

Briket digunakan sebagai pengganti bahan bakar di rumah. Biasanya rumah tangga yang masih menggunakan kompor dengan bahan bakar minyak tanah kesulitan apabila minyak tanah dalam keadaan langka. Hadirnya briket dapat membantu banyak rumah tangga sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah. Dilansir dari insider, penggunaan briket lebih hemat dan ramah lingkungan dibandingkan penggunaan minyak tanah. Selain pengganti minyak tanah, briket juga digunakan sebagai pengganti arang konvensional untuk barbeque, dan shisa. 

Setelah membaca penjelasan diatas, ternyata briket menarik ya untuk dipelajari lebih lanjut. Selain ramah lingkungan, briket juga memiki fungsi yang beragam, serta bisa menjadi bisnis yang menjanjikan. Tertarik untuk mencoba bisnis briket? 

Priscilla Olga Salim