Apa yang dimaksud dengan resesi ekonomi?
Mengutip dari laman sikapiuangmu.ojk.go.id, arti resesi ekonomi atau resesi adalah suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk. Biasanya diiringi dengan daya beli masyarakat yang menurun, harga bahan baku naik, tingkat pengangguran semakin meninggi, juga banyak usaha yang tidak bisa berkembang dengan baik. Saat kondisi resesi, artinya pertumbuhan ekonomi bisa sampai 0 persen, bahkan dalam kondisi terburuk bisa minus.
Beberapa hal yang menjadi penyebabnya adalah:
- Inflasi atau meningkatnya harga barang secara terus-menerus.
- Tingkat pengangguran yang semakin tinggi.
- Perkembangan teknologi yang menyebabkan banyak pekerja yang kehilangan sumber mata penghasilannya.
- Pandemi dan perang antar negara.
- Kenaikan suku bunga.
Apa dampaknya?
Dampak yang langsung terasa bagi kita adalah, kenaikan harga barang dan jasa, banyaknya pekerja yang di PHK, nilai tukar uang kita menurun, sehingga daya beli kita juga ikut menurun.
Lalu, kita harus bagaimana?
Sadari, resesi merupakan kondisi yang disebabkan oleh faktor eksternal yang tidak dapat kita kendalikan. Kondisi seperti ini bukan hanya dialami oleh negara kita, banyak juga negara-negara lain yang juga merasakannya. Maka, yang bisa kita lakukan adalah tetap fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan. Tidak perlu mengeluh dan saling menyalahkan, hal tersebut justru dapat memperparah keadaan.
Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampak resesi pada diri dan juga keluarga kita adalah:
- Berhemat, harus lebih disiplin lagi dengan anggaran yang telah disepakati.
- Cukupi tabungan dana darurat, jika perlu di tambahi.
- Hindari investasi dengan risiko yang tinggi, pilih aman saja.
- Evaluasi anggaran proteksi diri dan keluarga, seperti BPJS dan asuransi.
- Cari sumber penghasilan baru.
- Upgrade skill.
- Pastikan pemasukan kita lebih besar daripada pengeluaran.
Rezeki memang ditangan Tuhan dan sudah diatur olehNya, tapi konsep datangnya rezeki bukan langsung turun begitu saja dari langit setelah hujan reda. Melainkan, Tuhan tidak akan mengubah nasib kita jika bukan kita sendiri yang berjuang. Maka tetaplah berusaha, kelola uang kita sebijak mungkin, dan jangan lupa bersyukur atas semua hal yang telah Tuhan berikan pada kita sampai hari ini.
Baca Juga
-
Hari Buruh Internasional: Seruan Perubahan untuk Dunia Kerja
-
Buka Kembali Kenangan Lama Lewat Google Maps dan Earth
-
Belajar Jadi Seru: 7 Cara Pilih Aplikasi AI yang Cocok untuk Anak
-
Chatbot vs Agen AI: Kenali Perbedaannya sebelum Memilih
-
Tren Masa Depan AI Action Figure: Mainan dengan Kecerdasan Buatan
Artikel Terkait
-
Perangi Resesi, Dahulukan Menabung atau Investasi?
-
Inflasi Kota Bandung per September 0,91%, Resesi?
-
Indonesia akan Dihantam Badai Ekonomi, Menko Luhut: Today Its a Perfect Storm
-
Demo di Patung Kuda, Buruh Tuntut Upah Minimum Naik 13 Persen pada 2023
-
Teruji Tahan Banting, UMKM Bakal Jadi Penyelamat saat Terjadi Resesi Ekonomi
News
-
Empat Tokoh Mengkaji Oase Gelap Terang Indonesia di Reuni FAA PPMI
-
Novo Club: Wadah Mahasiswa untuk Bertumbuh dan Memberi Dampak
-
Etika Pesantren Hilang di Layar Kaca? Kritik Pedas Tayangan yang Merendahkan Tradisi
-
Nggak Ribet Kok! Ini 6 Cara Simpel yang Bikin Perempuan Merasa Sangat Dicintai
-
Feri Amsari Serang Ijazah Gibran, Singgung Sertifikat Bimbel
Terkini
-
Gawai, AI, dan Jerat Adiksi Digital yang Mengancam Generasi Indonesia
-
Effortlessly Feminine! 4 Padu Padan OOTD ala Mina TWICE yang Bisa Kamu Tiru
-
Married to the Idea: Relevankah Pernikahan untuk Generasi Sekarang?
-
Relate Banget! Novel Berpayung Tuhan tentang Luka, Hidup, dan Penyesalan
-
Tutup Pintu untuk Shin Tae-yong, PSSI Justru Perburuk Citra Sendiri!