Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Hadid Husaini
Mahaswa Ilmu Komunikasi Unriyo, Hadid Husaini, memnyampaikan sosialisasi kepada para peserta, Sabtu (17/12/2022).(Dok. pribadi/Jimi Alpian)

Akhir pekan dimanfaat oleh para mahasiswa ilmu komunikasi yang berasal dari Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO) dengan kegiatan positif. Mereka membagikan pengetahuan kepada sejumlah anak muda lainya dari hasil perkuliahan yang mereka dapatkan dengan menggelar kegiatan bincang literasi yang dilaksanakan secara luring pada (17/12/2022 ) di Café Secangkir Jawa, Sorowajan, Banguntapan, Bantul.

Kegiatan ini menyasar mahasiswa dan pelajar yang termasuk dalam pemilih pemula dengan mengambil tema “Saring Sebelum Sharing, Netizen hebat tanpa Hoax Hadapi pemilu 2022”. Kegiatan ini pun diharapkan dapat mengedukasi dan mengurangi penyebaran berita hoax yang marak terjadi menjelang Pemilu. Sehingga teman-teman pemilih pemula tidak termakan berita hoax.

Berjalan sederhana dan tidak terkesan kaku, jalanya sharing diskusi tersebut dilakukan dengan lesehan. Tak lupa camilan seperti tempe mendoan dan es teh menemani mereka untuk disantap.

Narasumbernya sendiri berasal dari mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Unriyo semester 7 yang sudah memiliki pengalaman dan dibekali materi dalam literasi digital. Mereka yaitu pemateri pertama Hadid Husaini mahasiswa ilmu komunikasi dan merupakan jurnalis dari Harian Jogja, yang kedua ada Uswatun Hasanah yaitu mahasiswa Ilmu komunikasi jurusan Jurnalistik.

Hadid Husaini dalam dalam laporannya menyatakan kemudahan di era teknologi membuat persebaran informasi datang dari berbagai macam sumber dan lebih mudah, menurutnya pemilu sering kali terjadi persaingan antar pendukung bahkan mengarah kepada hal yang tidak sehat yang diakibatkan karena fanatisme politik. Dengan adanya media sosial hal tersebut sering dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk memproduksi informasi palsu terkait calon-calon yang tidak sesuai dengan kriteria yang diharapkan.

“Kecenderungan masyarakat akan perilakunya tidak terlepas dari latar belakangnya baik kelompok, ras, suku hingga agama,” ujar Hadid. Selain itu ada juga tindak kejahatan di era pemilu diantaranya manipulasi data, hoax,ujaran kebencian, dan saling serang lawan. Kondisi tersebut dapat akibat dari masyarakat yang kurang paham literasi. Hadid menyampaikan bahwa terkadang orang Indonesia seringkali memiliki karakter yang keras dan tidak mau menerima pendapat dari sesama.

Pemilihan umum mendatang di tahun 2024 menurutnya akan dipengaruhi besar oleh para calon pemilih muda baik dari generasi Z dan Milenial, hal tersebut menurutnya sangat potensial. Dalam kesempatan tersebut dirinya berharap generasi muda terutama mahasiswa harus berbeda. “Kita harus memiliki peran dalam mengubah kondisi sekeliling kita, mulai dari orang tua, saudara. Mahasiswa adalah agen perubahan,”kata pria yang juga merupakan pelaku media ini.

Selain itu Uswatun Hasanah juga menyampaikan mengenai 3 kategori "Gangguan informasi yaitu Mis informasi, Mal  informasi, dan Dis informasi yang mana memiliki arti serupa namun tak sama. Sehingga penyebaran hoaks tidak bisa dipandang sesuatu yang sederhana , apalagi sekedar ditangani dengan solusi yang disimplikasi. Ada aktor dan metodenya, ada medium dengan karakteristik pesannya. Karakter dan keunikan ini yang kemudian mesti disikapi hati-hati. Karena tidak mungkin satu metode mengatasi ragam jenis hoaks yang beredar di ranahnya”.

Kemajuan teknologi harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, salah satunya untuk mengetahui kebenaran sebuah  informasi yang bertebaran di media sosial yang begitu menjamur. Dirinya memperlihatkan situs-situs yang bisa digunakan untuk mengecek keakuratan berita. Dengan situs tersebut dirinya menyebut dapat melihat kebenaran informasi atau kebohongannya. Dengan menggunakan  situs yang bisa mengetahui keakuratan fakta tersebut, peserta yang hadir dapat memanfaatkannya agar tidak terkecoh akan misinformasi dan disinformasi.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Hadid Husaini