Sepakbola adalah olahraga yang paling digemari banyak orang, Selain seru, sepakbola juga merupakan permainan yang memiliki kompetisi di masing-masing negara. Liga Inggris merupakan liga sepakbola dengan tradisi kuat, merupakan liga dengan persaingan paling ketat di dunia. Fans bukan sebatas di inggiris raya saja, namun juga di berbagai belahan dunia.
Sebagai liga paling kompetitif di dunia, rivalitas tim dalam satu kota merupakan yang paling ditunggu dalam sebuah liga yang disajikan dalam pertandingan yang bertajuk ‘derby’. London utara merupakan wilayah yang menjadi persaingan dua tim besar Inggris yang saling bersaing untuk menjadi penguasa, ya, apalagi kalau bukan Arsenal dan Tottenham Hotspur. Pertemuan keduanya dikenal dengan ‘Derby London Utara’.
Secara prestasi Arsenal lebih dominan dibanding rivalnya. Sejauh ini arsenal telah mengoleksi 13 trofi liga inggris. 13 kali piala FA, 2 Piala Liga inggris, 15 kali Community Shield, 1 kali Piala Winners Eropa, 1 Piala Liga Centenary. Di Liga Inggis sendiri Musim paling mentereng bagi Arsenal adalah dimana terakir menjuarai liga inggirs pada musim 2004-2005, Arsenal berhasil menjuarai liga inggris tanpa pernah merasakan kekalahan sepanjang 49 laga. Hal tersebut membuat tim ini mendapat julukan sebagai ‘The invincibles’.
Sementara bagi The Lilywhites (julukan bagi Tottenham Hotspur) masih berada di bawah Arsenal. Tottenham belum mampu meraih gelar seperti apa yang pernah mereka capai dahulu. tercatat klub pernah meraih beberapa trofi, seperti Juara Liga Inggris 2 kali, Piala FA 8 kali, Piala Liga 4 kali, Piala Fairs (Sekarang UEFA Europa League) 2 kali, dan Piala Winners 1 kali. Namun hal tersebut sangat berbalik, Tottenham justru menunjukkan inkonsistensi Meskipun sempat mengusik papan atas di Liga Inggris, dan berhasil lolos ke Final Liga Champions meskipun harus kalah dari Liverpool, kala itu Tottenham harus pulang dengan kepala tertunduk karena dipermalukan dengan skor 2-0.
Dikutip dari tirto.id, menurut Jack Pitt-Broke, dalam tulisanya di The Atheletic yang berjudul “The Architect of The North London Derby”, persaingan antara Arsenal dan Spurs dimulai ketika Arsenal di beli oleh seorang pengusaha bernama Sir Henry Norris di tahun 1910. Norrich memindahkan Woolwich Arsenal yang berganti nama menjadi Arsenal dari Manor Ground, Plumstead ke London Utara.
Tottenham yang kurang suka dengan rencana perpindahan Arsenal tersebut kemudian memasang sebuah iklan di salah satu surat kabar lokal, “Untuk para fans, jangan pernah mendukung klub Norris. Mereka harusnya tidak berada di sini,” tulis iklan tersebut.
Upaya Tottenham untuk mengagalkan rencana kepindahan Arsenal tersebut tidak berhasil, Norris sukses bernegosiasi dengan para petinggi sepakbola di Inggris dan rencana perpindahan Arsenal ke London Utara benar-benar terjadi. Arsenal kemudian membangun Stadion Highbury sekaligus sebagai lambang kebesaran klub. Jarak Highbury pun hanya 7 km dari stadion White Hart Lane, markas Spurs.
Tak hanya itu saja, sejarah mencatat bahwa perpindahan Arsenal ke London Utara juga membuat sarana transportasi kereta bawah tanah Gillespie Road berubah nama menjadi Stasiun Arsenal yang menghubungkan beberapa wilayah di London Utara termasuk ke Stadion Highbury. Para fans Tottenham yang tidak terima diubahnya nama stasiun tersebut, mereka lebih suka dengan nama Gillespie Road ketimbang Arsenal Station.
Pada tahun 1919, FA sebagai badan tertinggi sepakbola Inggris menambah kontestan Divisi satu yang sebelumnya 20 kontestan menjadi 22. Penentuan dilkukan dengan cara voting untuk melilih siapa yang layak bertahan atu terlempar untuk bermain di divisi satu. Tottenham yang kala itu berada pada posisi 20 turun ke divisi 2 dan Arsenal naik ke divisi satu bersama klub London lainya, Chelsea, setelah dilakukan Voting.
Hal itulah yang menjadikan Tottenham merasa tidak terima, sehingga menaruh tuduhan Sir Henry Norris terhadap para petinggi sepakbola Inggris yang telah bernegosiasi secara curang terhadap posisi yang membawa Arsenal mentas (berkompetisi) di divisi utama.
Arsenal telah mencuri kenyamanan dalam berbagai hal yang telah dimiliki Tottenham di London Utara. Reputasi yang dibangun seketika hancur ketika Arsenal lebih memiliki daya Tarik dan mencuri perhatian sebagai klub yang cukup ternama di Inggris. Arsenal sukses meraih berbagai macam trofi baik trofi baik di liga maupun domestik.
Di dalam lapangan, dendam tersebut masih hangat terasa, bagaimana kedua tim berusaha menunjukkan kualitas terbaiknya di lapanganan, tak jarang pula perseteruan terjadi di lapangan antar pemain yang menjadikan setiap pertandingan semakin panas. Derby ini juga selalu tercipta skor yang besar yang menjadikan kedua tim tersebut selalu menyuguhkan pertandingan yang menarik. Kemenangan merpakan harga mati ketika kedua tim bertemu.
Sebuah kejadian yang cukup menegangkan ketika Tottenham berhasil kembali promosi ke divisi utama dan bertemu dengan Arsenal pada 15 Januari 1921 di Stadion White Haert Lane. Pelampiasan begitu terlihat sebagai laga yang panas sekaligus menjadi upaya balas dendam dari Tottenham, laga waktu itu berjalan dengan sangat keras. Tidak hanya dalam lapangan, kericuhan rtak terhentikan terjadi antara pendukung kedua kesebelasan yang mengakibatkan ancaman bermain tanpa penonton.
Tottenham mulai berbenah, karena tidak ingin selalu tertinggal dari pesaing-nya itu, berbagai macam hal telah dilakukan untuk keluar dari kutukan selalu berada di bawah Arsenal. Mulai dari pergantian pelatih, mendatangkan pemain berkualitas, hingga membangun Stadion Tottenham yang amat megah. Dan untuk pertamakalinya Tottenham berhasil finish di posisi 2 klasemen Liga Inggris pada musim 2016-2017, sementara Arsenal hanya betengger di posisi kelima. dan untuk menghentikan peringatan ‘St. Totteringhams Day’ sebaagai budaya yang dirayakan Arsenal selama bertahun-tahun karena berhasil menggungguli Tottenham di akhir musim. Bukan hanya itu, Tottenham juga berhasil lolos ke Liga Champions.
Inggris sebagai salah satu negara dengan sepakbola paling maju dan syarat akan sejarah, tentunya memiliki berbagai cerita sendiri dalam menggambarkan persaingan dalam merebutkan tempat terbaik. Posisi 4 besar selalu menjadi rebutan klub-klub besar yang mewarnai sejarah persepakbolaan di Inggris, termasuk Arsenal dan Tottenham sebagai sebuah persaingan paling ketat dalam sepakbola, tidak hanya di Inggris saja, namun juga di berbagai belahan dunia. Panasnya derby London Utara akan selalu dinanti oleh banyak fans kedua tim yang melewati batas ruang dan waktu.
Sumber:
https://tirto.id/st-totteringhams-day-di-antara-rivalitas-spurs-vs-arsenal-ehkB
https://ligalaga.id/cerita/derby/north-london-derby-kericuhan-pabrik-senjata-dari-tetangga-baru/
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Pecco dan Marquez di Ducati Tahun 2025: Sebuah Rivalitas yang Turun Temurun
-
Gilas Chelsea 5-0, Arsenal Langsung Move On untuk Derbi London Utara Kontra Tottenham
-
Tampil Luar Biasa Lawan Arsenal, Stadion Emirates Jadi seperti Kandang Tottenham Hotspur
-
Main Jelek, Mikel Arteta Kecewa Berat Arsenal Gagal Menangi Derbi London Utara Kontra Tottenham
-
Arsenal vs Tottenham Hotspur, Mikel Arteta Waspadai Gaya Permainan The Lilywhites
Kolom
-
AI Mengguncang Dunia Seni: Kreator Sejati atau Ilusi Kecerdasan?
-
Lebaran di Tengah Gempuran Konsumerisme, ke Mana Esensi Kemenangan Sejati?
-
Jalan Terjal Politik Ki Hajar Dewantara: Radikal Tanpa Meninggalkan Akal
-
Lebaran: Hari Kemenangan Sekaligus Kekalahan
-
Hari Raya Idul Fitri, Memaknai Lebaran dalam Kebersamaan dan Keberagaman
Terkini
-
Sinopsis Film Streaming, Mengulas Kasus Kriminal yang Belum Terpecahkan
-
Review Film Twisters: Lebih Bagus dari yang Pertama atau Cuma Nostalgia?
-
Selamat! Ten NCT Raih Trofi Pertama Lagu Stunner di Program Musik The Show
-
Arne Slot Soroti Rekor Unbeaten Everton, Optimis Menangi Derby Merseyside?
-
Review Film 'Pabrik Gula': Teror Mistis di Balik Industri Gula Kolonial