Scroll untuk membaca artikel
Haqia Ramadhani
Konten bernarasi 'Jokowi stres, Gibran dipastikan dihukum mati'. (Foto tangkapan layar)

Beredar sebuah konten video yang menyebutkan Gibran Rakabuming akan dihukum mati karena terlibat kasus korupsi dana bantuan sosial (bansos). Konten video tersebut diunggah oleh kanal YouTube Agenda Politik pada 19 Januari 2023.

Hingga kini video itu sudah ditonton sebanyak 55 ribu kali. Foto thumbnail memperlihatkan Gibran Rakabuming sedang digiring beberapa polisi.

Ada pula di dalam fotonya Presiden Jokowi sedang menunduk dengan ekspresi menangis.

BACA JUGA: CEK FAKTA: Tiko Terbukti Saudara Pak Harto, Keluarga Cendana Siap Menjemput, Benarkah?

"Breaking News: Tangisan Keluarga Keluar Pecah, Iringi Kepergian Anak Ini, Jokowi dan Gibran Siap" Dihukum Mati" tulisan thumbnail video tersebut.

"JOKOWI STRES - GIBRAN DIPASTIKAN DIHUKUM MATI - NOVEL BASWEDAN TAGIH JANJI FIRLI - AGENDA POLITIK," judul video itu.

Lantas benarkah Presiden Jokowi stres karena Gibran Rakabuming akan dihukum mati?

Konten bernarasi 'Jokowi stres, Gibran dipastikan dihukum mati'. (Foto tangkapan layar)

PENJELASAN

Berdasarkan penelusuran Yoursay.id di laman Turnbackhoax.id jaringan Suara.com, klaim putra sulung Joko Widodo yaitu Gibran Rakabuming Raka yang dihukum mati karena terlibat kasus korupsi dana bantuan sosial adalah salah.

Tuduhan Gibran Rakabuming terlibat kasus korupsi bansos sudah ada sejak 2020 lalu. Gibran sendiri merasa dirugikan dengan isu dirinya tersandung kasus korupsi bansos yang dikelola Kementerian Sosial.

BACA JUGA:  Ubah Hobi Jadi Profesi, Yuk Join KOL Yoursay!

Putra sulung Presiden Jokowi ini menegaskan bahwa dirinya tidak pernah ikut campur terkait urusan bansos.

“Saya tidak pernah ikut campur dalam urusan bansos. Silakan cek ke PT Sritex dan KPK. Itu berita tidak benar. Bohong,” kata Gibran Rakabuming di Solo pada Senin, 21 Desember 2020.

KESIMPULAN

Narasi yang menyebutkan Presiden Jokowi stres karena Gibran akan dihukum mati terkait dana bansos adalah salah. Maka disimpulkan bahwa video dengan klaim tersebut termasuk ke dalam kategori konten menyesatkan.

Cek berita dan artikel yang lain di GOOGLE NEWS