Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Hafsah Azzahra
Ilustrasi Hacker (Pexels/Jules Amé)

Di awal pekan ini, masyarakat kembali dihebohkan oleh isu bocornya 337 juta data penduduk Indonesia. Data privasi yang diduga diperjualbelikan di dark web ini meliputi nama, NIK, nomor KK, tanggal lahir, alamat, nama ayah, nama ibu, NIK ayah, NIK ibu, nomor akta lahir/nikah dan lain-lain.

Sontak berita ini pun viral di Twitter dengan disukai lebih dari 17 ribu like dan diretweet sebanyak 9 ribu kali. Sementara di Instagram, kabar ini telah mendapat hampir 37 likes dan lebih dari 1600 komentar.

Hal ini karena kebocoran data pribadi merupakan permasalahan krusial yang bisa menyebabkan kerugian bagi masyarakat.

Atas kejadian ini, Kominfo pun angkat bicara. Melalui Instagram @lambe_turah pada Kamis, (20/7/2023), mereka menunjukkan keterkejutannya.

"Padahal penduduk Indonesia aja cuma 277 juta jiwa. Kok data yang bocor bisa sampai 337 juta," komen Kominfo. 

“Rakyatnya mumet,” tulis @lambe_turah dalam captionnya.

Kominfo Heran Data yang Bocor 337 Juta, Padahal Penduduk hanya 227 Juta

Ilustrasi Kominfo (Instagram/lambe_turah)

Tanggapan Kominfo ini pun memicu berbagai reaksi dari warganet.

“Apa mungkin yg 60 juta nya lagi data palsu yang digunakan buat pemilu,” komen warganet dengan emoji bingung.

“Dia aja bingung, apalagi kita. Terus diberitakan minta netizen ngapain pak?” timpal yang lain.

Pantes Aldi Taher bingung ternyata Indonesia lebih bingung,” imbuh yang lain dengan tiga emoji tertawa.

“Bisa jadi data orang yang sudah wafat diambil juga,” tulis yang lain.

“Nanti juga kalau pemilu, data rakyatnya bakal makin banyak. ‘Kan perlu suara ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa) pun didata,” komen yang lain dengan 4 emoji ngakak.

Sebelumnya, 34 juta data paspor diduga bocor sehingga meresahkan masyarakat karena keamanan data privasi yang rendah. Kejadian yang terjadi belum lama ini diduga dilakukan oleh Hacker Bjorka.

Kemudian belum sampai sebulan sejak berita kebocoran data paspor itu menyebar, masyarakat kembali dibuat was-was karena kali ini data yang bocor sifatnya sangat pribadi. Diduga nama ibu kandung yang selalu ditanyakan ketika mengurus data perbankan pun ikut tersebar sehingga berisiko atas kerugian yang besar.

Bagaimana menurutmu?

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Hafsah Azzahra