Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Irfan Hadiansyah
Anggota keluarga Palestina duduk di lokasi rumah mereka yang hancur, pada sebuah hari musim dingin di selatan Jalur Gaza. [REUTERS/Mohammed Salem/wsj/cfo (REUTERS/MOHAMMED SALEM]

Konflik Palestina-Israel kembali pecah setelah pejuang Hamas yang menguasai Jalur Gaza melakukan serangkaian aksi serangan multi front terhadap Israel pada Sabtu (7/10/2023) malam. Para pejuang Hamas tersebut melakukan berbagai aksi dari mulai menembakkan ribuan roket, menyusup ke beberapa wilayah di Israel, dan menerjunkan beberapa pasukan paralayang.

Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dalam pidatonya menyampaikan kepada warganya bahwa Israel sedang dalam kondisi berperang dengan Palestina. Hal tersebut juga turut ditegaskan oleh Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant yang menyebut bahwa Palestina telah melakukan kesalahan besar untuk menantang Israel berperang dan memaksa untuk memanggil pasukan militer cadangan.

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti berapa jumlah korban jiwa akibat serangan yang dilancarkan oleh hamas tersebut. Sementara baku tembak masih terus terjadi antara pasukan Hamas dengan militer Israel.

Sementara itu, pemimpin bayangan sayap militer Hamas, Mohammad Deif mengumumkan bahwa serangan yang dilakukan pada Sabtu malam tersebut merupakan Operasi Badai al-Aqsa. Belum jelas maksud dan tujuan dari serangan tersebut usai beberapa minggu terjadi ketegangan antara Hamas dengan Israel.

"Cukup sudah, hari ini rakyat kembali melakukan revolusi," kata Deif dilansir dari Associated Press.

Dalam serangan tersebut, Hamas berhasil meluncurkan lebih dari 2.000 roket ke beberapa wilayah di Israel. Selain itu, dikabarkan puluhan pejuang mereka dikabarkan berhasil melakukan infiltrasi ke Israel dari darat, laut, dan udara. Walau sempat terjadi beberapa aksi baku tembak, namun hal tersebut merupakan sebuah pencapaian terbesar Hamas dalam kurun waktu beberapa tahun ini.

Hinga saat ini, belum diketahui secara pasti jumlah korban jiwa akibat dari serangan tersebut. Namun dilansir dari The Guardian, Kementerian Kesehatan Israel mengatakan sebanyak 545 orang dirawat di rumah sakit. Disisi lain, Kementerian Kesehatan Palestina turut memberikan keterangan bahwa terdapat beberapa orang tewas dalam insiden tersebut da mengalami luka-luka.

Sementara itu, akibat serangan tersebut, pemerintah Israel membuat respon cepat demi mengatasi serangan yang terjadi. PM Israel Benjamin Netanyahu menghimbau kepada warganya bahwa Israel dalam kondisi berperang.

Warga Israel di sekitar Jalur Gaza, disarankan untuk tetap tinggal di rumah. Media Israel melaporkan, para pejuang Hamas yang berhasil menerobos perbatasan, menembaki orang-orang yang lewat di kota Sderot.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Irfan Hadiansyah