Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi | i made ardian
Ilustrasi kebun sawit. [istimewa]

Kabar mengenai PT Eterindo Wahanatama Tbk. (ETWA) yang dinyatakan pailit oleh PN Jakarta Pusat sudah menyebar, dan menjadi perhatian banyak orang.

Hal ini terjadi setelah gugatan dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. atau BBRI. Sekilas profil Eterindo Wahanatama (ETWA) yang pailit bisa Anda cermati di sini.

Profil PT Eterindo Wahanatama

Perusahaan ini adalah perusahaan yang lama bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit, biodiesel, dan perdagangan produk kimia. Berdiri sejak tahun 1992 lalu, perusahaan resmi melakukan IPO lima tahun kemudian di tahun 1995.

Kode emiten yang digunakan sendiri adalah ETWA. Total saham yang ditawarkan ke publik pada tahun 1995 adalah sebanyak 698,29 juta lembar. Berselang dua tahun, tepatnya di 1999, ETWA kemudian melakukan penawaran right issue dengan rasio 5:2, atau setara dengan 280 juta saham. Saham yang dimiliki total menjadi 968,29 juta saham.

Pada tahun 2009 kemudian perusahaan mulai berinvestasi di Malindo Persada Khatulistiwa dan Maiska Bhumi Semesta. Lokasi dua perusahaan ini ada di Kalimantan Barat. Hanya perlu empat tahun untuk kedua perusahaan ini mulai menghasilkan tandan buah segar, tepatnya di tahun 2013.

ETWA kemudian berhasil meningkatkan penjualan biodiesel ke non PT Pertamina (Persero), dan juga memperoleh hak guna usaha untuk perkebunan kelapa sawit Malindo Persada Khatulistiwa dan Maiska Bhumi Semesta. Hal ini terjadi di tahun 2014.

Pada Desember 2021, perusahaan ini melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu, dengan total 3,7 juta lembar saham. Total konsesi perkebunan yang dimiliki untuk kelapa sawit adalah seluas 28,300 hektare untuk inti dan plasma, mengacu pada HGU pada 2014 lalu.

Penurunan Saham dan Penetapan Pailit

Namun demikian penambahan jumlah saham ini ternyata justru membawa PT Eterindo Wahanatama ke jurang pailit. Harga saham pada saat dinyatakan pailit ada di titik Rp92 per lembar saham, turun sebesar 38,67% year-on-year.

Hal ini tentu mengejutkan sebab pada Maret 2023 lalu, angka sahamnya berada di titik Rp360 per lembar saham yang menjadi titik tertingginya selama melantai di bursa saham.

Kontributor : I Made Rendika Ardian

i made ardian