Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Santi Kartika
Pasangan Capres-Cawapres nomor urut satu, Anies Baswedan dan Cak Imin usai Jumatan bareng di Masjid Jami Nurul Huda, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (1/3/2024). (Suara.com/Rakha)

Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan menanggapi soal heboh suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang melonjak tajam di atas 3 persen di Pemilu 2024 versi penghitungan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Partai yang dipimpin anak bungsu Presiden Jokowi itu suaranya berhasil melonjak tajam hingga mencapai 3,13 persen atau 2.403.013 suara pada Minggu (3/3/2024) berdasarkan hasil real count KPU.

Atas peristiwa ini, Anies meminta semua pihak untuk terus mengawasi dan memantau proses rekapitulasi suara.

"Saya sudah katakan jauh sebelum pemilu waktu itu, datang ke TPS, awasi, dan sekarang saatnya seluruh rakyat mengawasi. Kejahatan itu takut transparansi, tidak ada kejahatan yang berani dengan transparansi," kata Anies Baswedan, sebagaimana dilihat dari video yang diunggah ulang akun TikTok @mahrus4l1, dikutip penulis pada Selasa (5/3/2024).

Anies mengatakan bahwa pemilu ini harus menjadi pemilu yang membanggakan, bukan memalukan.

Apabila suara yang masuk memang untuk partai tersebut, harus dilindungi. Tetapi kalau tak ada suara yang masuk untuk partai tersebut, maka jangan diadakan.

"Kalau memang ada suaranya, harus dilindungi. Kalau tidak ada suaranya, jangan diada-adakan, karena ini adalah aspirasi rakyat. Pemilu kita harus jadi pemilu yang membanggakan, jangan jadi pemilu yang memalukan," kata Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 ini.

"Kita mendengar peristiwa itu, rakyat juga memantau, dan mengundang kegelisahan. Kalau ini bisa terjadi, berarti yang lain-lain bagaimana? Mungkinkah ada kejadian-kejadian serupa yang tidak diketahui? Jadi jangan sampai peristiwa-peristiwa yang merupakan penyimpangan lolos dari pengawasan, dan jangan sampai dibiarkan terjadi," tambahnya.

Lebih lanjut Anies berujar, jangan sampai hal-hal anomali dan janggal seperti ini membuat pemilu menjadi cacat dan masyarakat tak percaya lagi pada pemilu.

"Jangan sampai ini nanti membuat cacat pemilunya. Kalau pemilunya cacat, yang cacat semua. Nila setitik, rusak susu sebelanga. Begitu terjadi peristiwa yang seperti ini, maka itu akan bisa merusak semua. Kalau merusak semua, kepercayaan rakyat bisa hilang terhadap proses pemilu kemarin," ucapnya.

Meskipun PSI diketuai oleh anak presiden, tetapi menurut Anies, segala proses yang dilakukan tetap harus disertai dengan kejujuran dan keadilan.

"Walaupun ketuanya adalah anak presiden, tapi bukan berarti segala hal bisa dilakukan terhadap partai yang dipimpin oleh anak presiden," terangnya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Santi Kartika