Scroll untuk membaca artikel
Hernawan
Puji Hariyati sedang memperlihatkan berbagai macam motif dari Batik Nitik ke Tim PbM UPN Veteran Yogyakarta (Ist)

Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PbM) eksternal UPN Veteran Yogyakarta yang diketuai oleh Dr. Agung Prabowo, M.Si, telah berhasil mengenalkan pendekatan pemasaran baru yang inovatif kepada Kelompok Pengrajin Batik Nitik Blawong 1 Bantul. Pendekatan ini, yang diberi nama Komunikasi Pemasaran Terpadu Berbasis Digital Storytelling, diharapkan mampu membawa angin segar bagi pemasaran produk lokal, khususnya Batik Nitik yang memiliki keunikan tersendiri.

Dalam kegiatan yang berlangsung pada Kamis (29/08), Dr. Agung Prabowo bersama dengan anggota timnya, Dr. Ida Wiendijarti, M.Si, dan Oliver Samuel Simanjuntak, ST., M.T., memberikan pelatihan yang intensif tentang bagaimana Batik Nitik Blawong 1 dapat memanfaatkan digital storytelling untuk meningkatkan daya tarik dan jangkauan pasar mereka.

Kegiatan ini disambut dengan antusias oleh Ketua Kelompok Pengrajin Batik Nitik Blawong 1 Bantul, Ibu Puji Hariyati, yang mengungkapkan rasa terima kasihnya atas pendampingan yang diberikan.

Keunikan Batik Nitik Blawong: Produk Lokal dengan Nilai Sejarah

Batik Nitik Blawong dikenal karena keunikannya, terutama pada pola titik-titik yang dihasilkan oleh canting khusus dengan ujung berbentuk kotak atau persegi. Proses pembuatan Batik Nitik tidaklah mudah dan memerlukan waktu yang cukup lama. Untuk pola yang sederhana saja, seorang pengrajin membutuhkan waktu sekitar satu bulan, sedangkan untuk motif yang lebih kompleks, prosesnya bisa mencapai dua bulan. "Batik Nitik ini memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dengan batik lainnya, terutama dari segi pola dan teknik pembuatannya," ujar Ibu Puji Hariyati. Selain itu, Ibu Puji juga menceritakan sejarah panjang Batik Nitik yang dimulai pada masa penjajahan Belanda. Saat itu, kain tenun patola yang diimpor dari India dimonopoli oleh Belanda, sehingga bangsawan lokal mulai menciptakan motif serupa menggunakan teknik batik. Sejarah inilah yang memberikan Batik Nitik nilai historis yang tinggi dan menjadi salah satu warisan budaya Yogyakarta.

Tantangan Pemasaran di Era Digital

Meskipun Batik Nitik Blawong memiliki nilai estetika dan sejarah yang tinggi, pemasaran produk ini menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal pemasaran digital. Saat ini, pemasaran Batik Nitik dilakukan secara offline dan online. Untuk penjualan offline, produk ini dijual di rumah dan pameran, sedangkan untuk penjualan online dilakukan melalui platform Instagram dan WhatsApp.

Namun, menurut Ibu Puji, pemasaran online masih mengalami berbagai kendala. Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya konsistensi dalam menjalankan strategi pemasaran digital, seperti live streaming di media sosial. "Kami sudah mencoba untuk melakukan live di media sosial, tetapi belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia yang memadai untuk melakukan live juga menjadi kendala tersendiri," ungkapnya.

Solusi Melalui Pendampingan Komunikasi Pemasaran Terpadu Berbasis Digital Storytelling

Melalui kegiatan pendampingan ini, Tim PbM UPN Veteran Yogyakarta memberikan solusi yang relevan dengan mengajarkan bagaimana digital storytelling dapat digunakan sebagai alat untuk memperkuat pesan pemasaran. Dengan digital storytelling, Batik Nitik tidak hanya dipasarkan sebagai produk fisik, tetapi juga sebagai bagian dari cerita budaya dan sejarah yang memiliki daya tarik emosional bagi konsumen.

"Pendekatan ini bertujuan untuk membuat Kelompok Pengrajin Batik Nitik Blawong lebih produktif secara ekonomi. Dengan memanfaatkan digital storytelling, mereka dapat menarik minat konsumen tidak hanya dari sisi produk tetapi juga dari sisi nilai budaya yang terkandung di dalamnya," jelas Dr. Agung Prabowo.

Dalam diskusi yang dilakukan bersama Ketua Kelompok Pengrajin Batik Nitik Blawong 1 Bantul, Tim PbM juga membahas strategi pemasaran yang lebih efektif, termasuk penggunaan katalog yang lebih baik dan peningkatan kualitas pemasaran melalui media sosial. "Kami berharap dengan adanya pendampingan ini, pemasaran Batik Nitik Blawong bisa semakin berkembang dan menjangkau pasar yang lebih luas," tambah Dr. Ida Wiendijarti.

Meningkatkan Kualitas dan Konsistensi Pemasaran

Salah satu fokus utama dalam kegiatan pendampingan ini adalah bagaimana menjaga kualitas dan konsistensi dalam pemasaran Batik Nitik. Ibu Puji mengakui bahwa selama ini, kualitas titik-titik pada motif Batik Nitik sangat menentukan harga jual produk tersebut. Selain itu, penggunaan katalog juga sering kali menemui kendala karena perbedaan harga yang disebabkan oleh variasi kualitas motif.

"Kami perlu memastikan bahwa setiap produk yang dipasarkan memiliki standar kualitas yang tinggi dan sesuai dengan harga yang ditawarkan," kata Ibu Puji. Dalam hal ini, Tim PbM memberikan beberapa saran untuk meningkatkan kualitas kontrol dan konsistensi dalam pembuatan dan pemasaran Batik Nitik.

Langkah Ke Depan: Workshop Membatik dan Pemasaran Digital

Sebagai bagian dari upaya untuk terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan anggota kelompok pengrajin, Kelompok Pengrajin Batik Nitik Blawong 1 Bantul akan mengadakan workshop membatik pada tanggal 22 September 2024 di Goa Permoni. Workshop ini akan diikuti oleh anggota karang taruna dan pengrajin Batik Nitik, dengan fokus pada teknik membatik dan penggunaan pewarna alami.

"Workshop ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan warisan budaya batik, tetapi juga untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana pemasaran digital dapat mendukung usaha mereka," jelas Oliver Samuel Simanjuntak.

Dengan adanya workshop ini, diharapkan bahwa para pengrajin akan semakin terampil dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan mampu memasarkan produk mereka dengan lebih efektif melalui platform digital.

Harapan ke Depan: Pengrajin Batik Nitik yang Lebih Mandiri dan Inovatif

Kegiatan pendampingan ini merupakan langkah awal yang penting bagi Kelompok Pengrajin Batik Nitik Blawong 1 Bantul untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam menghadapi tantangan pemasaran di era digital. Dengan dukungan dari Tim PbM UPN Veteran Yogyakarta, diharapkan kelompok ini dapat menjadi lebih mandiri dan inovatif dalam memasarkan produk mereka, sehingga mampu bersaing di pasar lokal maupun internasional.

"Kami sangat berterima kasih atas pendampingan yang diberikan. Harapan kami adalah agar Batik Nitik Blawong semakin dikenal luas dan dapat terus berkembang di masa depan," pungkas Ibu Puji Hariyati.

Melalui inovasi digital storytelling dan peningkatan kualitas pemasaran, Kelompok Pengrajin Batik Nitik Blawong 1 Bantul diharapkan mampu meraih sukses yang lebih besar, tidak hanya sebagai pelestari budaya tetapi juga sebagai pelaku ekonomi kreatif yang tangguh.