Tuli, istilah yang identik dengan salah satu dari banyaknya jenis bahasa yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu bahasa isyarat.
Dilansir dari laman alodokter, kehilangan kemampuan mendengar baik di satu telinga atau kedua telinga, dikenal dengan istilah tuli.
Dengan adanya tantangan dalam berkomunikasi ini dapat memunculkan perasaan rendah diri dan cenderung merasa ragu pada orang lain (Sakinah & Nashori, 2018).
Walaupun demikian, semangat untuk terus berkembang dapat terlihat dari antusiasme banyaknya ragam kegiatan komunitas tuli.
Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (GERKATIN) merupakan komunitas tuli pertama di Indonesia. Kesetaraan, kemandirian, dan keadilan bagi teman-teman tuli merupakan nilai yang diperjuangkan oleh komunitas ini.
Dalam mewujudkan visi dan misinya, GERKATIN tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya Daerah Istimewa Yogyakarta.
Perjuangan atas pemenuhan hak akan layanan publik, pendidikan, kesehatan, dan kesetaraan dihadapan hukum terus dilakukan hingga saat ini.
Bentuk-bentuk perjuangan ini dapat dilihat dari beberapa pencapaian GERKATIN DIY, di antaranya 2 anggota GERKATIN DIY yang lolos seleksi sebagai penerima Beasiswa Pelatihan Linguistik Bahasa Isyarat se Asia di Chinese University Hong Kong (CUHK) pada tahun 2006, sebagai tuan rumah pertemuan internasional WFD RS ASIA Representatives meeting, WFD RS ASIA Youth Camp dan WFD RS ASIA WASLI pada tahun 2024, dan melakukan advokasi ke POLDA untuk mendapatkan sim A dan C pada tahun 2024.
GERKATIN DIY mengadakan dan mengikuti beberapa kegiatan untuk memberdayakan teman-teman tuli di Daerah Istimewa Yogyakarta, sekaligus berusaha untuk menciptakan kehidupan sosial yang lebih inklusif.
Sebagian dari kegiatan GERKATIN DIY menyoroti kesehatan mental dari teman-teman tuli. Isu kesehatan mental teman tuli menjadi salah satu hal yang patut diperhatikan.
Sejalan dengan pernyataan Hindley (2005) dalam artikel pusaloka, potensi orang tuli mengalami masalah kesehatan mental 1,5-2 kali lebih besar dibandingkan dengan orang dengar.
Adapun beberapa kegiatan yang dilaksanakan dan diikuti oleh para anggota GERKATIN DIY adalah:
1. Workshop Terapi Seni Kolase Menggunakan Sampah Rumah Tangga 2023
Acara Workshop Terapi Seni Kolase Menggunakan Sampah Rumah Tangga Dua Dimensi (2D) 2023 diselenggarakan oleh DPD Gerkatin DIY, berkolaborasi dengan Pusat Layanan Difabel (PLD) UIN Sunan Kalijaga dan juga Center for GESI UNU Yogyakarta.
Tujuan dari acara ini adalah menenangkan dan meningkatkan kesadaran akan masalah kesehatan mental. Hasil akhir dari kegiatan ini adalah kolase tentang simbol diri yang dibuat dari sampah rumah tangga yang telah dipersiapkan sebelumnya.
2. Edukasi Perpajakan kepada Teman Tuli 2023
Edukasi ini digelar oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Juni 2023 lalu. Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah supaya teman tuli semakin mendapatkan pemahaman mengenai kewajiban pembayaran pajak.
Menurut Agung selaku Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Kanwil DJP DIY, sejauh ini teman-teman tuli tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam proses pembayaran pajak.
3. Workshop Bahasa Isyarat 2023
Acara bertajuk “Bahasa Isyarat Bisa untuk di Mana Pun dan Siapa Pun” ini dihadiri teman tuli dan juga teman dengar. Selama workshop berlangsung, peserta mendapatkan orientasi budaya tuli, materi isyarat dasar, dan juga teman baru.
Dengan memperkenalkan bahasa isyarat kepada teman dengar, dapat mendukung terwujudnya nilai inklusif dan juga kesetaraan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Workshop Kesehatan Mental 2024
Bersama dengan Alumni Dena Ukapara dan Don Bosco (ADECO) Yogyakarta, GERKATIN DIY akan mengadakan workshop kesehatan mental sekitar tanggal 19-21 November 2024. Acara ini dapat diikuti oleh siapa pun, baik teman tuli maupun teman dengar.
Tujuan diselenggarakannya kolaborasi ini adalah untuk mendorong kemajuan dari dua organisasi tuli yang ada di Yogyakarta, sekaligus memberikan kesadaran mengenai kesehatan mental bagi seluruh partisipan acara.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Usaha Pandam Adiwastra Janaloka Menjaga, Mengenalkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Kampung Wirsausaha, Wadah Komunitas UMKM Agar Lebih Berdaya
-
Aroma Menenangkan dan Efek Relaksasi, Bantu Gen Z Jadi Lebih Percaya Diri
-
Komunitas Womanpreneur Dorong Kerjasama Pelaku Usaha Perempuan Indonesia Dengan Importir Inggris
News
-
Harumkan Indonesia! The Saint Angela Choir Bandung Juara Dunia World Choral Championship 2024
-
Usaha Pandam Adiwastra Janaloka Menjaga, Mengenalkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Kampanyekan Gapapa Pakai Bekas, Bersaling Silang Ramaikan Pasar Wiguna
-
Sri Mulyani Naikkan PPN Menjadi 12%, Pengusaha Kritisi Kebijakan
-
Tingkatkan Kompetensi, Polda Jambi Gelar Pelatihan Pelayanan Prima
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg